Bab 22

46.7K 1.8K 44
                                    


Aku menangis mendengar bunyi tembakan itu.

“Aku mohon jangan David.” Ucapku menangis. Aku tidak sanggup membuka mataku. Aku terlalu takut untuk melihat kejadian didepanku. Sampai sentuhan tangan dengan lembut menyentuh pipiku.

“Hey gadis bodoh! Kau tidak apa-apa?” aku membuka mataku dan langsung menangis sejadi-jadinya. Aku khawatir dan takut sekali. David tersenyum dan membuka ikatan ditanganku. Aku langsung memeluk tubuhnya dengan erat dan menangis.

“Aku pikir kau mati brengsek!” teriakku sambil menangis. Ia dengar David terkekeh sambil mengelus rambutku. Aku menghapus air mataku sambil melepas pelukanku.

“Lalu, siapa yang tertembak?” tanyaku. Aku melihat kesampingku. Sudah banyak orang tapi aku tidak sadar.

Aku kaget Andreas juga ada disini. Ia datang bersama polisi. Aku melihat pergelangan tangan kanan Jack berlumuran darah dan ia merintih kesakitan. Polisi langsung membawanya. Aku sempat melihat Andreas menendang kaki Jack sebelum dibawa kepolisi.

Andreas menatapku lalu segera berlari ke arahku.

“Cantik, kau tidak apa-apa?” tanya Andreas sambil memeriksa tubuhku.

“Sakit.” Kataku.

“Sial!” ucap Andreas dan David bersamaan. Aku menghapus air mataku dan menatap mereka heran. Ternyata mereka sedang memperhatikan kakiku yang memerah sehabis di tendang Jack tadi.

“Ayo pulang! Kita obati di rumah.” Ucap Andreas. David juga mengiyakan dan membantuku berdiri. Tapi, kakiku terlalu sakit untuk berdiri dan berjalan. Tiba-tiba tubuhku melayang dan sedetik kemudian sudah berada dalam gendongan  David. Ia tersenyum menatapku.

“Kalian hanya sibuk menyelamatkan Livia dan tidak mempedulikanku yang sudah hampir mati ini!” ucap Olivia dengan sinis. Andreas terkekeh dan melepaskan ikatan Olivia. Kami berempat sama-sama keluar dari gedung tua ini.

Sesampai diluar banyak sekali polisi dan wartawan yang sedang meliput berita kami. Mungkin karena Olivia seorang model terkenal dan Jack seorang pengusaha yang juga sama terkenal dan sukses. Aku yakin berita ini akan tersebar luas besok.

Dengan santai David berjalan melewati wartawan-wartawan itu dan meletakkanku di kursi mobilnya dan dengan cepat ia menutup pintu mobil dan langsung masuk lewat pintu sebelah. Aku membuka sedikit kaca untuk melihat Jack yang dibawa polisi. Aku juga melihat Andreas yang sedang sibuk berbicara dengan polisi.

“Apa kita ke rumah sakit saja?” suara David membuatku sadar dan langsung menoleh ke arahnya.

“Tidak perlu. Aku mau langsung pulang saja.” kataku.

David menaikan sebelah alisnya. “Kau yakin?” tanya-nya lagi. Aku mengangguk. Dia tersenyum lalu menyalahkan mesin mobilnya dan segera pergi.

♥♥♥

Author POV

Setiba dirumah David kembali menggendong Livia dan membawanya masuk ke dalam rumah. Semua keluarga Livia berkumpul di ruang tamu sambil menunggu dengan cemas. Lily mama-nya Livia masih syok. Ia duduk sambil menangis dipelukan Refy.

Saat David masuk sambil menggendong Livia. Semua orang di ruangan itu langsung menatap mereka.

“Livia!” teriak Lily. Livia menoleh ke arah mamanya sambil tersenyum lemah.

David membaringkan tubuh Livia disofa.Lily langsung mendekati putrinya sambil menangis. Ia memeriksa tubuh Livia.

“Sayang, tubuhmu banyak memar. Dia jahat sekali.” Kata Lily sambil memegang wajah Livia. Gadis itu tersenyum.

Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang