Bab 5

48.8K 1.9K 20
                                    

{Cemburu boleh tapi cemburulah yang wajar.}

♥♥♥

Livia menatap jengkel puluhan tumpukkan berkas di meja kerjanya. Dan semua tumpukkan berkas itu harus dibawanya ke meja David. Mana semua berkas itu sangat berat bagi tubuhnya yang kecil. Tapi dengan terpaksa ia mengangkat berkas-berkas itu menuju ruang kerja David.

Livia menunggu di depan lift dengan tumpukkan berkas di tangannya yang begitu berat.

"Sini ku bantu." Tiba-tiba saja berkas yang berat itu sudah berpindah tangan. Otomatis Livia langsung melihat siapa yang mengambil berkas-berkasnya.

"Jack?" Panggil Livia. Pria itu hanya tersenyum memamerkan lesung pipinya. Astaga! Manis sekali!

"Hello Livia," Sapa Jack dengan senyum ramahnya yang membuat para perempuan bisa berteriak histeris.

"Hello Jack," Balas Livia.

Livia sudah tahu kalau Jack kemari karena ada rapat dengan David.

"Mau di antar kemana berkas-berkas sebanyak ini?" tanya Jack.

"Ke ruangan David." Jawabnya.

Tiba-tiba saja Livia teringat larangan David di mobil tadi pagi. Ia harus mendengarkan kata-kata dari calon suaminya.

"Eh, Jack... Maaf, kemarikan berkas-berkas itu." Jack menggerutkan keningnya.

"Kenapa?"
Livia menarik nafas panjang, "David melarangku berdekatan denganmu." Jawab Livia jujur.

Jack hanya tertawa, "Ternyata pacarmu itu protektif juga, ya?" Pipi Livia langsung memerah Jack menganggap kalau David adalah pacarnya.

"Hey! Pipimu memerah!."

"Haa?" Livia tersadar dan langsung memegang pipinya.

Jack terkekeh, "Berkas-berkas ini aku saja yang bawah. Badanmu terlalu kecil untuk membawa beban seperti ini," ledek Jack. Livia hanya menggerucutkan bibirnya.

Jack merasa gemas dan langsung mengacak-ngacak rambut Livia dengan satu tangannya. Hingga gadis itu merasa kesal dan kembali merapikan rambutnya yang diacak Jack. Hingga pintu lift terbuka dan mereka masuk ke dalam Lift bersama-sama, dan lift membawa mereka menuju lantai ruangan David berada.

Saat Livia dan Jack masuk bersamaan ke ruangan David, pria itu memberikan tatapan tajam kepada mereka. Lebih tepatnya kepada Livia. Ia seperti ingin memakan Livia hidup-hidup.

"Bisakah kau membuat tatapanmu biasa saja? kekasih menjadi takut." Ucap Jack, karena ia melihat Livia sudah menegang melihat David.

"Aku biasa saja." jawab David datar.
Jack terkekeh lalu meletakkan berkas-berkas itu di meja David, "Aku hanya membantu mengangkat berkas-berkas yang berat ini. Kau tidak usah memarahinya." Jelas Jack.

"Dasar manja!" Livia hanya bisa menundukkan wajahnya.

"Kau jangan memarahinya. Ia tak salah apa-apa."Tegur Jack lagi. David melirik dengan ekor matanya. Hingga Jack mengalah sebentar dan menunda mengajak David berbicara. Ia permisi keluar sebentar. Hingga hanya David dan Livia yang tersisa di ruangan David.

"Kenapa kau tidak mendengarkanku?" tanya David dengan kesal.

"Aku sudah memperingatinya tadi. Tapi dia bilang hanya ingin membantu." Jawab Livia takut-takut.

"Seharusnya kau tolak bantuannya!" Livia menjadi takut mendengar bentakkan David.

"Baiklah. Lain kali akan aku tolak." Jawab Livia dengan suara pelan.
Tiba-tiba ponselnya David berbunyi. Pria itu berhenti kesal sesaat dan menjawab telefonnya.

Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang