Olivia melepas tangan Livia dengan kasar dan langsung mendekati David.“Dav, kamu butuh sesuatu sayang?,” tanya-nya sembari mengelus tangan David.
Livia berdecak sebal dan menghampiri Olivia.
“Keluar dari ruangan ini!” bentak Livia.
“Ada apa dengan kalian berdua lagi?” David berusaha duduk dan Olivia membantunya tapi dicegah oleh David. Kali ini David tidak menolak sama sekali.
“Ini dimana? Kenapa cat kantor jadi warna putih semua?,” tanya David sembari melihat ruangan yang terlihat asing baginya.
“Ini rumah sakit. Kamu pingsan sayang. Aku yang menemukanmu.” Ucap Olivia yang membuat Livia menatap tajam ke arahnya. Seakan-akan ingin memakan perempuan itu saat ini juga.
“Jangan ngaku-ngaku deh.” Sindir Livia.
“Lagipula David akan percaya padaku, bukan padamu.” Balas Olivia mengejek.
Baru saja Livia ingin membuka suara, David langsung menahan tangannya.
Livia menoleh, “ada apa?,” tanya Livia heran. Untuk kesekian kalinya David menyentuhnya. Olivia hanya bisa menatap tidak suka.
“Jangan buat keributan. Jika kalian ingin ribut, sebaiknya kalian pulang saja.” ucap David sembari memejit kepala-nya.
Livia membuang nafas lelah lalu melirik Olivia sekilas.
Suasana menjadi hening seketika. Livia menatap David yang masih memijit kepalanya. Ia ingin sekali membantu memijat tapi David terlihat sedang dalam suasana buruk.
Tidak lama kemudian pintu ruangan terbuka. Kedua orang tua David langsung masuk ke dalam ruangan.
“Dav, kamu baik-baik saja sayang?,” tanya Grace ibu-nya David. Johan mengikuti istrinya dari belakang.
“Iya ma, aku baik-baik saja.” Grace mengambil kursi dan duduk disamping David.
“Hai Aunty,” sapa Livia. Grace kaget. Dia baru menyadari ada orang lain diruangan ini.
“Hai sayang. Maaf tante tidak lihat kamu dan dia...” Grace menatap Olivia tidak suka. Sedangkan Olivia membuang mukanya tidak peduli dengan kedua orang tua David.
“Terima kasih sudah memberitahu kami kalau David pingsan.” Ucap Johan sembari tersenyum kepada Livia.
“Iya sama-sama uncle.” Jawab Livia.
“Apa karena pekerjaan sampai kau jadi begini?” tanya Grace. David menggeleng.
“Lantas karena apa?” tanya Grace lagi. David mengangkat bahunya.
Grace berdecak sebal lalu mencubit kaki David.“Aduh Ma, sakit!” teriak David kaget sembari memegang kakinya yang dicubit.
“Lagian kamu ditanyain sama orang tua jawabnya gitu.” Kata Grace dengan kesal.
“Iya-iya. Maaf.” Ucap David mengalah.
Livia menarik kursi agar Johan juga bisa duduk tapi pria itu hanya tersenyum sembari menggeleng.
“Kita disini tidak bisa lama. Ada hal yang harus om selesaikan dikantor begitu juga dengan mama-nya David. Jadi, kami mohon padamu Livia untuk menjaga David selama di sini. Kami percaya padamu.” Livia mengangguk bersemangat sedangkan David menganga lebar.
Livia mengedipkan matanya kepada David. David ingin membantah tapi Grace sudah lebih dulu melotot padanya.
“Kalau begitu kami permisi dulu.” Grace bangkit dari duduknya. David terlihat ingin membantah tapi Grace melotot lebih besar dan mengacuhkannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]
Romance[COMPLETED] Hidupku tidak lagi tenang setelah kedatangan gadis bodoh itu. Gadis yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi, tidak dikantor ataupun diluar kantor dia selalu mengikutiku. Dia sungguh menyebalkan! -David Christopher- [IFD - 20092017-240...