Bab 38

13.4K 513 31
                                    

Halo semuanya! Selamat malam!
Maaf baru bisa update sekarang, karena aku sibuk sekali akhir akhir ini persiapan ujian proposal jadi aku jarang banget buka wattpad. Aku kebanyakan fokus ke laptop. Jadi ceritaku juga udah aku buat tapi di laptop, ada satu cerita yang menjadi fokusku saat ini. Nanti akan di update sesudah cerita ini tamat. Aku yakin bahkan lebih seru nantinya.

Oh iya, kalian semua tetap jaga kesehatan yaa💜💜

Aku minta komentar yang lucu-lucu yaaa💜💜 ayoo 500 likes aku update yaaa🤣🤪🤘 soalnya aku liat di bab sebelumnya yang baca banyak banget tapi ga sebanding dengan respon yang diberikan. So, kalau mau cerita ini tetap berlanjut jangan lupa like-nya. Jangan salahkan aku kalau nanti updatenya telat wkwkwkwk (ketawa jahat) 😂😂😂

Alasan minta likes bukan untuk popularitas tapi sebagai tanda apresiasi kalian untuk penulis yang udah susah-susah buat cerita demi kalian :'(
Saling menghargai karya ya sayang-sayang💕

I love you so much❤️❤️❤️❤️❤️

------

Sudah dua bulan menikah dengan David membuat Livia bosan berada dirumah mereka. Ia banyak menghabiskan waktunya hanya dengan membaca buku dan menulis beberapa kalimat cinta di buku kecilnya.
Sosok yang sering mengikuti mereka sudah hampir dua bulan ini tidak mengikut mereka lagi. Itu membuat Livia sedikit tenang.
Saat ini Livia sedang berdiri ditengah taman rumah mereka. Ia baru saja memetik beberapa tangkai bunga untuk dihias di dalam rumah.
Ia tersenyum mengingat putri kecil mereka White Rose Christopher yang sudah pergi. Ia menghirup nafas panjang sambil menatap langit biru yang dihiasi awan putih.

"I Miss You." Ucap Livia sambil tangannya terangkat ke atas seperti ingin menyentuh langit sambil tersenyum.

"I Miss You Too." Ucap seorang pria yang ia tidak asing suaranya. Sontak Livia langsung membalikkan badannya.

"Kak Andre?" Teriak Livia. Andreas tersenyum dan langsung memeluk sepupunya.

"Hey! Aku lihat kamu sedikit berubah." Ucap Andreas kemudian melepaskan pelukannya sambil menatap Livia.

Livia mengerutkan keningnya, "Apa maksudmu?" Ucap Livia bingung.

"Kamu terlihat sedikit gendutan." Ucap Andreas. Livia langsung menjitak pelan kepala sepupunya itu dan berjalan masuk ke dalam rumahnya.
Ia menghampiri meja ruang tamu dan mengambilnya vas bunga untuk mengganti bunga yang lama dengan bunga yg baru ia petik. Andreas mengikutinya dari belakang.

"Jadi, ada apa kamu bisa pulang ke Indonesia kakakku? Ada sesuatu yang ingin kamu urus sebelum pernikahanmu?" Tanya Livia tanpa melihat Andreas yang sudah duduk di sofa karena ia sibuk dengan bunga di tangannya.

"Iya, ada yang harus aku selesaikan. Sebuah masalah lama yang belum selesai." Ucap Andreas.

" Apa masalahnya? Apa calon istrimu masih berhubungan dengan mantan kekasihnya?" Tanya Livia.

Andreas menarik nafas panjang,"Kamu benar-benar tidak tahu?" Tanya Andreas yang menatap Livia dengan serius, tapi Livia hanya fokus dengan bunganya.

"Aku tidak tau. Jadi benar calon istrimu sibuk dengan mantan kekasihnya?" Tanya Livia yang belum mengerti.

"Jack bisa kabur dari penjara setelah sebulan ia ditahan. Dengan mudah ia bisa kabur karena ada orang dalam yang membantunya." Ucap Andreas. Livia terdiam mendengar kata-kata Andreas. Ia kemudian menatap Andreas.

"Itu yang lebih penting Livia. Aku harus menemukannya sebelum, ia kembali mengganggu keluarga kita. Pernikahanku aku tunda dulu. Aku takut dia menjadi gila karena kabur dari tahanan dan mencarimu." Ungkap Andreas.

Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang