Bab 23

44.2K 1.8K 51
                                    


Sudah dua bulan sejak kejadian Livia diculik semuanya mulai membaik. Jack masuk penjara karena ulahnya itu. Kondisi Livia pun sudah kembali pulih. Ia sudah mulai menjalani aktivitas sehari-harinya seperti biasa. Senyumannya pun tidak pernah lepas dari wajah cantiknya itu. Andreas sudah kembali lagi ke Australia karena banyak pekerjaan yang harus ia selesaikan. Andreas akan kembali lagi sebulan lagi untuk merencanakan pernikahannya.

David? Sampai saat ini David belum menyampaikan perasaannya secara langsung kepada Livia. Bahkan terkesan sembunyi-sembunyi. Dia belum mampu untuk mengungkapkan perasaannya secara langsung kepada Livia. Dia masih malu.

Pagi ini Livia merapikan apartemennya karena hari ini hari libur. Tiba-tiba saja ia merasa pusing. Ia langsung duduk disofa sambil memegang kepalanya dan memejamkan mata. Sudah seminggu belakangan ini Livia merasa pusing tapi hanya sebentar lalu hilang. Ia juga sering merasa mual tapi tidak muntah.

Livia berjalan ke dapur untuk mengambil air hangat dan roti yang ia simpan dikulkas. Tapi, saat melihat daging ayam mentah di frezer ia kembali merasa mual dan langsung berlari ke wastafel. Ia ingin muntah tapi tidak ada yang keluar. Tiba-tiba ia teringat sesuatu yang aneh. Dia juga sudah hampir 2 bulan ini tidak ada tamu bulanan. Mata-nya langsung membulat sempurna. Ia berlari menuju kalender.

Livia menutup mulutnya. Ia ingat sesuatu. Terakhir kali ia melakukan hubungan itu dengan David dua bulan yang lalu. Livia menggelengkan kepalanya.

“AKU HAMIL?!” teriak Livia histeris sekaligus ada perasaan sedang didalam dada-nya. Tapi, ia menggelengkan kepalanya lagi.

“Aku harus memastikan kalau aku benar-benar hamil.” Kata Livia meyakinkan dirinya. Tapi, tiba-tiba kepalanya pusing lagi. Ia kembali duduk disofa. Rasa pusingnya perlahan-lahan mulai hilang.

Ia mengambil ponselnya dan menelfon David. Rasanya ia tidak sabar untuk memberitahukan ini kepada David. Tapi, harus memiliki bukti dulu. Ia menahan nafas saat menunggu David mengangkat telefon. Saat David mengangat telfon Livia tersenyum.

“Selamat pagi.” Sapa Livia.

“Iya pagi, ada apa?” tanya David.

Livia terkekeh, “Kamu tidak sibuk kan hari ini?” tanya Livia.

“Iya, aku tidak sibuk hari ini. Kenapa?” jawab David.

“Temani aku ke dokter.” Ucap Livia menahan senyumnya.

“Apa kamu sakit gadis bodoh?” tanya David yang terdengar khawatir. Livia terkekeh.

“Pokoknyat temani aku ke dokter sekarang.” kata Livia.

“Baiklah. Aku ke apartemenmu sekarang.” ucap David dan langsung mematikan sambungan telefon dengan sendirinya. Livia mengerucutkan bibirnya dengan kesal. Tapi, ia kembali tersenyum.

“Semoga aja aku beneran hamil. Jadi, aku bisa menikah dengan David dengan cepat.” Kata Livia dengan girang. Ia langsung masuk ke kamarnya untuk bersiap-siap.

♥♥♥

Setelah Livia selesai bersiap-siap ia keluar dari kamarnya. Ia kaget saat David sudah berdiri di depan pintu kamarnya. David mengangkat sebelah alisnya. Livia terdiam. David berjalan kearahnya lalu memegang dahinya.

“Kamu tidak panas.” Kata David.

Livia menggeleng. “Aku tidak sakit.” Kata Livia sambil mengerucutkan bibirnya.

“Lalu, untuk apa kita ke dokter?” tanya David heran.

Livia mengangkat bahu-nya. “Ikut saja. Nanti juga kita mendapatkan jawabannya disana.” Kata Livia. David mengerutkan keningnya. Livia berdecak lalu menarik tangan David keluar dari apartemennya.

Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang