"Tunggu Alva!" teriak Livia. Ia baru saja mengizinkan Alva pulang tapi dia malah menahan pria itu lagi. Alva menghentikan langkahnya.Livia berlari ke arahnya, "ehm, maaf. Kau sebaiknya jangan dulu pulang, kau baru saja tiba. Masuklah sebentar. Tidak usah peduli dengan David. Pria itu sedang frustasi akan cintaku. Biarkan saja dia." Kata Livia.
Alva tersenyum mendengarkan Livia yang begitu polos mengatakannya. Pria itu mengangguk. "Baiklah, jika itu tidak merepotkanmu." Kata Alva.
Livia mengangguk dengan yakin dan memberi jalan agar Alva bisa masuk ke apartemennya.***
"Sial! Sial! Sial!" umpat David kesal sampai menendang ujung dinding kamarnya dan akhirnya kakinya sakit. Semua ini karena dia benar-benar cemburu buta dan kesal melihat mereka bersama.
David duduk disudut tempat tidurnya dan melihat ujung ibu jari kakinya yang memerah. "Shhhht...sakit juga ya menendang dinding kamar." Ucapnya seperti bodoh.
"Lagipula apa yang yang pria itu lakukan disini? Coba saja kalau dia tidak ada pasti aku tidak akan menendang dinding kamarku. Mana ini sakit banget lagi. Ah bego!!" Katanya lagi.
David berdiri lagi walaupun masih kesal dan kakinya masih sakit, ia berjalan kembali keluar menuju kamar Livia.
Dia menekan bel apartemen Livia berulang kali agar perempuan itu membukakan pintu untuknya. Ia menunggu dengan resah di depan apartemen Livia.
"Oke, Dav! Kau harus bersabar menunggu." Kata David pada dirinya. Ia bersandar di depan pintu apartemen Livia sambil menyilangkan tangannya di dada.
***
"Calon suamimu itu tukang cemburu ya?" tanya Alva sambil meminum teh yang baru saja dibuatkan Livia.
Livia terkekeh, "Ya sepertinya begitu, aku sedang menghukumnya agar dia lebih bisa menghargai perasaanku." ucap Livia.
Terdengar bunyi bel dari luar...
"Sepertinya itu dia lagi, tunggu sebentar..." Livia beranjak dari duduknya dan berjalan keluar.
Sebelum membuka pintu Livia memasang wajah datarnya.
Klek
Bugh! David terjatuh karena dia bersandar dipintu apartemen Livia.
"Sial!" umpat David. Livia hampir saja tertawa melihat David terjatuh seperti orang bodoh.David berdiri sambil mengusap-ngusap pantatnya. Ia melihat Livia yang menahan tawa.
"Tanggung jawab kamu." kata David.
"Loh, tanggung jawab apa?" tanya Livia heran.
"Tanggung jawab karena sudah membuatku jatuh Cinta! " Kata David.
Pipi Livia langsung memerah malu tapi cepat-cepat ia mengontrol emosinya."Apa pria itu masih ada disini?" Tanya David.
"Iya, Alva masih disini. Dia akan menginap dikamarku hari ini." Kata Livia sembarangan agar melihat ekspresi cemburu David.
"Hei! Suruh dia pulang sekarang atau aku yang akan menendangnya keluar dari apartemenmu?! Aku disini yang calon suamimu bukan dia! Enak saja dia mau tidur denganmu!" Kata David kesal.
Livia menggeleng, "Tidak mau, kau saja yang keluar dari sini!"
David menatap Livia dengan tajam, ia kemudian menunjuk jari kakinya yang memerah. "Lihat! Ini akibat aku cemburu! Selamat nyonya Livia, kau berhasil membuatku seperti orang gila!" Kata David.
Livia melihat kaki David dan merasa kasihan.
"Tolong obati kakiku. Jika dia luka parah nantinya aku tidak bisa berjalan dan tidak bisa berjuang untuk mendapatkan hatimu." Kata David.
KAMU SEDANG MEMBACA
Stupid Girl and Mr Arrogant [SELESAI]
Romance[COMPLETED] Hidupku tidak lagi tenang setelah kedatangan gadis bodoh itu. Gadis yang selalu mengikuti kemanapun aku pergi, tidak dikantor ataupun diluar kantor dia selalu mengikutiku. Dia sungguh menyebalkan! -David Christopher- [IFD - 20092017-240...