Chapter 14

40 8 2
                                    

Setelah ku kira Myungsoo sudah ada yang menjaga, aku berpamitan untuk pulang. Drrtt.. Drrtt.. Saku celana ku bergetar. Bukan, tapi ponselku yang bergetar. Aku melihat layar ponsel. Dan ternyata disitu tertera nama Woohyun.

"Yeobseyo" aku mengangkatnya.
"Jung Se Na "
"Wae?"
"Bisakah kita bertemu hari ini?"
"Ne."
"Kau dimana sekarang?"
"Rumah sakit tempat Myungsoo seonbae dirawat"
"Tunggu disitu. Aku akan sampai 15 menit lagi."

Woohyun langsung mematikan sambungan telfonnya. Lalu aku mencari tempat duduk disekitar rumah sakit. 15 menit kemudian Woohyun datang.

"Kajja" Seru Woohyun.
"Memangnya kita akan kemana?"
"Suatu tempat."
"Jauh tidak?"
"Ah. Banyak tanya kau.. Palli masuk ke dalam mobil."

Aku menurut saja ajakan Woohyun. Melihat Woohyun yang sedari tadi senyum senyum sendiri, aku sempat ragu apakah aku harus ikut tertawa atau memalingkan wajahku. Namun saat melihat tatapan Woohyun yang memandangku dengan tatapan gugup aku langsung memalingkan wajahku.

"Gedung Unesco? Mau apa kita kesini?" Tanyaku kebingungan sambil melihat sekeliling gedung saat sampai didalamnya.
"Nanti kau juga tau sendiri."

Sampai saat ini aku masih saja mengikuti perkataan Woohyun. Ia mengajakku masuk ke lantai 3. Disitu tertera papan besar yang bertuliskan "Teather Myeongdong". Sepertinya dia ingin mengajakku masuk kesana. Teather ini memang teather paling terkenal di seoul. Katanya banyak aksi aksi lucu dari para lakonnya. Seperti bermain musik dengan alat alat masak.

Saat aku masuk ternyata benar. Banyak sekali kelucuan yang ditunjukkan oleh para lakon. Woohyun pun terkikik geli melihatnya. Apalagi aku, hingga kali ini perutku menjadi sakit karena sedari tadi yang kulakukan hanya tertawa. Setelah pertunjukan selesai, Woohyun mengajakku untuk membeli minuman. Lalu ia membeli satu minuman.

"Kenapa hanya membeli satu?" Tanyaku heran. Padahal uang disaku nya juga masih banyak.
"Untuk menghemat"
"Ishh.. Kau pelit sekali. Aku akan membeli satu lagi."
"Andwe. Ini saja satu untuk berdua. Kita biasakan untuk berbagi"
"Kau belakangan ini selalu bertingkah aneh. Aku jadi ingin tahu kenapa kau berubah?"
"Sudah kubilang, karena aku menyukaimu. Umm.. Sepertinya kita sudah ditakdirkan untuk berjodoh."
"Kau gila ya?"
"Benar aku menjadi gila karena mu"
"Naega? Wae?"
"Jung Se Na. Hariku bisa indah karena kau. Dan aku ingin tetap seperti itu."

Sekelas aku melihat tatapan matanya yang begitu dalam. Astaga, jantungku mulai berdebar kembali. Dengan cepat aku memalingkan wajahku. Merebut minuman dari tangan Woohyun dan meminumnya sampai setengah. Aku pergi mendahului Woohyun. Aku tak ingin Woohyun mendengar detakan jantungku yang begitu kencang. Aku berjalan ditrotoar, sedangkan Woohyun hanya mengikutiku dari belakang.

-***-

Tiba tiba, terdengar sebuah suara panik yang berasal dari seorang ahjussi yang tengah mengendarai motor. Motor ahjussi itu tampak oleng karena muatan besar dan banyak dikedua sisi motor. Celakanya, motor itu itu hendak menabrak Se Na. Tanpa berpikir panjang, aku berlari ke arah Se Na dan menarik lengannya. Se Na terhempas ke belakang dan terjatuh dipelukannku. Lenganku mengenai pecahan pot bunga besar yang sedikit terkoyak bagian pinggirnya. Aku sedikit meringis menahan sakit yang mengoyak tanganku.

Se Na dengan tangan gemetar melambaikan tangannya ke arah sopir pribadiku dan lekas membawaku ke rumah sakit. Tanpa banyak suara, tangannya yang bergetar menyiratkan ia sangatlah ketakutan. Belum lagi ditambah dengan kepanikan sopirku, membuat Se Na ketakutan setengah mati. Lalu aku merasakan pusing dikepalaku dan pandanganku gelap seketika.

-***-

Di koridor rumah sakit, aku terduduk di bangku sambil meremas remas kedua tangaku kasar di atas pangkuanku. Takut. Hatiku meradang cemas karena Woohyun yang menolongku belum keluar dari ruangan itu.

UNCERTAIN LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang