Woohyun? Kenapa ia ada disini? Sejak kapan ia disini? Buru buru aku untuk pergi dari tempat ini. Namun Woohyun menghalanginya dengan mencengkeram erat tanganku. Berkali kali aku mencoba menepisnya tapi tak berhasil karena eratan tangan Woohyun yang terlalu keras.
"Lepaskan!!"
"Andwe! Aku tidak akan melepaskanmu sebelum kau menerima penjelasan dariku."
"Mwo? Penjelasan? Untuk apa? Semuanya sudah jelas, aku tau kau hanya ingin memanfaatknku saja. Ah sudahlah aku tak ingin berurusan lagi denganmu."
Woohyun melepaskan eratan tangannya. Lalu ia terdiam sejenak. Aku yang melihat situasi ini segera pergi dari hadapannya. Woohyun tiba tiba menarikku sampai kini badanku berbalik arah. Dengan cepat ia meraih tengkuk ku dan mencium bibirku. Awalnya aku yang terkejut dengan tingkah Woohyun mencoba untuk berontak. Tapi Woohyun memaksakanku untuk menikmati ciumannya. Aku perlahan memjamkan mataku.
Sembari memejamkan mata aku mengingat masa masa ketika aku masih belum menjadi kekasih Woohyun dan berakhir seperti ini. Tak terasa air mataku menetes sehingga Woohyun menyudahi ciumannya. Ia menatap mataku dalam dalam, Woohyun mengusap air mataku.
"Uljima." Ucap Woohyun.
"Wae? Kenapa aku tidak boleh menangis memangnya siapa kau? Kau yang membuatku seperti ini!" Ketusku sambil terisak.
"Mianhe Se Na. Aku bisa menjelaskan semua. Dengarkan dulu penjelasanku."
Aku yang kini masih terisak menuruti keinginan Woohyun. Memang apa salahnya jika menuruti kemauannya untuk mendengarkan penjelasannya terlebih dahulu. Aku berusaha untuk menstabilkan emosiku agar bisa mencerna apa yang akan dikatakan Woohyun nanti.
"Mianhe Se Na.. Sebenarnya itu memang tujuan awalku. Kupikir kau sama dengan gadis gadis lain yang tidak bisa mengerti perasaanku. Namun niatku untuk memanfaatkanmu itu segera ku urungkan ketika kau mau menyandarkan bahumu untukku saat aku menangis dan kau berusaha untuk mengerti perasaanku. Setelah kejadian itu aku mulai merasa nyaman setiap kali aku didekatmu. Jantungku berdebar setiap kali kau menatapku. Jika aku tidak benar benar menyukaimu mana mungkin aku menyelamatkanmu saat kau akan tertabrak oleh kereta api, mana mungkin aku bertingkah sejauh ini."
"Apa kau bisa dipercaya?"
"Jika kau tidak percaya padaku tanyalah pada Sunggyu, dialah orang yang selalu mendengarkan keluh kesahku."
"Arraseo.."
"Kau percaya padaku?"
Aku mengangguk tanda aku percaya padanya. Aku telah meyakinkan diriku untuk percaya kembali padanya. Wajah Woohyun yang tadinya muram sekarang bisa tersenyum kembali. Senang rasanya bisa kembali bersatu dengan Woohyun. Woohyun mengulurkan tangan kanannya, mengusap pipiku. Lalu ia mendekatkan bibirnya dengan bibirku.
"Ehmm.." Suara itu membuat kami berdua terkejut. Kami berdua menengok ke sumber suara. Ternyata ada Sunggyu, Sungyeol, Hoya, Dongwoo, dan Sungjong. Seketika aku malu, tak berani melihat wajah mereka semua. Untung saja Woohyun belum menempelkan bibirnya.
"Kenapa tidak diteruskan saja?" Ketus Hoya.
"Aish.. Kalian ini pengganggu saja." Balas Woohyun yang merasa terganggu.
"Mwo? kau bilang kami pengganggu. Yakk! Jika aku tidak bilang aku melihat Se Na di caffe pasti kejadian ini tidak akan terjadi." Bela Sungjong yang merasa tidak terima.
"Ah, Ne. Gomawo chinguya. Hahaha.." Woohyun berterima kasih kepada teman temannya.
"Seonbae, kenapa kau membawa teman temanmu kesini?" Bisik ku pada Woohyun.
"Aku tidak membawa mereka. Tapi mereka yang mengikutiku. Sebenarnya tadi kami juga sedang berada di caffe tadi." Balas Woohyun yang juga ikut berbisik.
"Chukkkae.. Kalian sudah berbaikan sekarang. Sebagai pasangan kekasih kalian harus percaya dan mengerti satu sama lain." Nasehat Dongwoo.
"Darimana kalian tau aku dan Woohyun seonbae berpacaran?"
"Keceplosan!" Dongwoo pun menepuk nepuk mulutnya sendiri.
"Gwenchana Dongwoo seonbae. Seharusnya kami juga tidak menyembunyikan hubungan ini. Mianhe."
"Ah, sepertinya kalian berdua harus dihukum." Ucap Sunggyu dengan ekspresi yang ingin menggoda kami.
"Mwo? Dihukum?" Woohyun menyahut.
"Geurae. Emm apa ya hukumannya?" Sunggyu terlihat masih memikirkan hukuman itu.
"Bagaimana jika kita suruh mereka berdua mentraktir kita saja!" Sungyeol berargumen.
"Andwe!" Tegasku dan Woohyun bersamaan tapi sepertinya mereka semua berpura pura tak mendengar.
"Ah, ide bagus Sungyeol. Aku tau kedai yang menjual makanan yang enak, lokasinya tidak jauh dari sini."
-***-
Begitu kami bertujuh sampai dikedai yang ditunjuk oleh Sunggyu, Sungyeol, Hoya, dan Dongwoo langsung memilih makanan yang begitu banyak. Tak lama setelah memesan, makanan itu pun datang. Mereka semua segera menyerbu makanan tersebut, yah seperti orang yang kelaparan. Aku dan Woohyun hanya bisa melihat tingkah mereka semua.
"Bagaimana bisa aku akan membayarnya nanti?" Gumamku.
"Kau tak usah cemas, biar aku saja yang membayar semua ini."
"Apa kau yakin seonbae?"
"Tentu."
"Ah, gomapta seonbae."
Setelah kami semua puas makan dikedai tersebut, Sungjong berkata ia ingin pergi ke tempat karaoke. Lantas semuanya pun setuju kecuali aku dan Woohyun yang hanya terdiam. Sejujurnya aku juga ingin karaoke, tapi aku kasihan dengan Woohyun. Ia pasti sangat terbebani jika ia harus menanggung semua ini.
"Yakk kenapa kalian berdua diam? Kalian tak ingin pergi ke tempat karoke?" Mendengar ucapan Sungjong, Woohyun langsung menoleh ke arahku.
"Kau tak ingin pergi ke tempat karaoke?" Ujar Woohyun.
"Emm..--"
"Jung Se Na!" Teriak seseorang.
"Shin In Jung.. Kang Min Ah.."
"Kau sedang apa disini?"
"Kau mau ikut?" Sahut Sunggyu.
"Kemana?"
"Kami akan pergi ke tempat karaoke." Ucap Sungyeol.
"Jinjja. Min Ah.. Kita kan sudah lama tidak pergi ke tempat karaoke. Bagaimana jika kita ikut saja."
"Chakkaman, Jung Se Na kau pasti ikut kan?!" Min Ah berusaha meyakinkanku.
"Emm.."
"Yakk kenapa kau bertanya? sudah pasti Se Na akan mengatakan "iya". " Tambah In Jung.
"Kalau begitu mari kita berangkat. Kajja!" Pinta Sungjong yang tampak girang sekali.
Sekilas aku memerhatikan wajah Woohyun yang terlihat memelas. Aigoo.. Aku jadi tidak tega. Pasti ia akan menghabiskan banyak uang untuk hari ini. Sungjong yang biasanya berjalan dibelakang, kali ini berjalan mendahului kami karena dia terlalu semangat.
Selama perjalan di dalam bus Woohyun selalu memegang erat tanganku. Sesekali aku melihat wajahnya dan Woohyun pun balik menatapku, hal ini membuatku tersipu malu. Ditambah lagi Woohyun memakaikan salah satu heandseatnya ditelingaku agar aku juga bisa mendengar lagu kesukaannya.Perjalanan 10 menit ini terasa seperti 10 detik saja. Ini terlalu cepat.
"Kita sampai!!" Teriak Sungjong.
"Kajja!! Kita puaskan malam ini." Tambah Sunggyu.
Segera kami semua memasuki tempat karaoke tersebut. Hampir sepanjang malam kami menghabiskan waktu untuk bersenang senang. Hingga tengah malam pun tiba, kami semua bergegas untuk kembali sebelum ada polisi malam yang berjaga. Bisa bisa kami semua dikira mucikari. Ini merupakan pengalaman pertamaku. Bermain sampai larut malam, sebelumnya di Indonesia aku hanya bermain sampai jam 8 malam. Itu pun paling malam.
Tbc..
KAMU SEDANG MEMBACA
UNCERTAIN LOVE
Fiksi PenggemarWoohyun adalah siswa paling tampan di sekolahnya dan juga diantara teman satu geng nya. Woohyun juga tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Namun setelah kedatangan murid pertukaran pelajar itu seketika merubah dunia Woohyun. Namun pada saat murid terse...