"Jangan menangis kau terlihat jelek jika menangis." Woohyun menyeka air mata di wajahku lalu kembali memegang tanganku."K-kau jangan menatapku seperti itu seonbae." Ucapku terbata dan memalingkan wajahku darinya.
"Wae? Apa hatimu berdebar saat ini?" Ujarnya.
"Anniya."
"Tak usah berbohong. Aku bisa membaca semuanya dari matamu. Jika hatimu tidak berdebar maka tataplah aku." Lalu aku mencoba untuk menatapnya.
"Seonbae-" Ucapanku terpotong.
"Aku mencintaimu Jung Se Na." Sahut Woohyun.
Seluruh kalimat itu membuat darahku mendesir tak karuan. Aku ingin pingsan, tapi tak ingin melewatkan sedetik pun kejadian istimewa ini. Mengingat kondisiku sekarang, aku seperti sedang berjalan di atas jembatan tali.
"Aku.. Aaku juga mencintaimu seonbae." Itulah kalimat yang akhirnya keluar dari mulutku. Mungkin terlalu frontal.
"Mari kita berpacaran." serunya.
"Berpacaran?"
"Ne. Mari kita mulai hari hari kita sebagai sepasang kekasih." Wajahnya sangat sumringah ketika mengucapkan kata itu.
Aku mengangguk, lalu tersenyum melihatnya. Suasana disini masih sama seperti tadi. Sepi. Woohyun mengusap lembut pipiku. Perlahan ia mendekatkan bibirnya dengan bibirku. Aku menutup mataku. Aku merasakan kini bibirnya menyentuh bibirku. Woohyun melumatnya dengan sangat lembut. Hembusan nafasnya yang hangat sangat terasa. Kini aku menikmati ciumannya. Ciuman kali ini bisa dibilang cukup lama daripada ciuman ciuman sebelumnya.
"Apa kau merasa tenang sekarang?"
"Entahlah."
"Bagaimana jika kita mengulanginya lagi?"
"Andwe!! Aku sudah kehabisan nafas tadi."
"Setelah aku melakukan ini kau tidak akan marah lagi padaku kan?"
"Umm.. Molla. Moodku sering sekali berubah tiba tiba."
"Yakk kita kan sudah berpacaran. Apa salahnya jika kekasihmu ini menciummu!"
"Hihihi.. Arra. Aku hanya bercanda. Bagaimana dengan tangan mu? Apa sudah lebih baik?"
"Ne. Tadi Eomma sudah memanggilkan Dokter untukku."
"Geundae. Kau pasti belum makan. Ini makan dulu supaya kau cepat sembuh." Aku memberikan mangkok yang berisi bubur kepadanya.
"Haa..." Woohyun membuka mulutnya lebar lebar.
"Kau manja sekali."
"Tanganku sedang sakit. Apa kau tega?"
"Yang sakit tangan kiri, bukan tangan kanan. Tangan kananmu bukankah masih bisa digunakan? Hmm."
"Ternyata sikap mu sama saja. Sebelum menjadi pacarku dan sesudah menjadi pacarku. Tidak ada perubahan."
"Lalu kau mau aku bersikap seperti apa?" Tiba tiba ponselku bergetar. Aku melihat ke layar ponsel, ternyata Si Woo menelfonku. "Chakkaman" Lanjutku sambil melirik ke arahnya.
"Yeoboseyo"
"Mian Se Na, aku hanya ingin mencoba ponsel baruku saja."
"Aishh. Kau ini mengejutkanku saja.""Geunde. Kau dimana sekarang?"
"Aku dirumah seseorang. Wae?"
"Anni. Hanya bertanya saja."
"Dasar orang tidak jelas.''
Aku langsung memutus sambungan telfonku dengan Si Woo lalu memasukkan ponselku kedalam tas.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCERTAIN LOVE
FanfictionWoohyun adalah siswa paling tampan di sekolahnya dan juga diantara teman satu geng nya. Woohyun juga tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Namun setelah kedatangan murid pertukaran pelajar itu seketika merubah dunia Woohyun. Namun pada saat murid terse...