"Daebak. Kau berubah 180 derajat ketika dipanggung. Sifat alay dan jahilmu berubah seketika. Kau seperti orang yang sangat cool."
"Jinjja? Kau adalah orang ke sekian kalinya yang mengatakanku seperti itu."
"Jadi banyak orang sudah tau. Ah. Aku kudet sekali."
"Kajja. Kuantar pulang."
"Anniya oppa. Kau pasti lelah. Kau juga tidak tahu daerah sini bukan? Ingat ini bukan di negaramu."
"Arraseo. Aku akan minta antar sopir. Tenang saja kita pasti sampai dirumahmu."
"Anniya. Lebih baik kau segera istirahat saja."
"Andwe!! Tidak baik untuk yeoja pulang malam malam sendirian. Arraseo."
"Ne."
Aku segera menggandeng tangan Se Na menuju ke mobil yang sudah ku siapkan lengkap bersama sopirnya. 30 menit berlalu. Kami pun sampai di depan rumah Se Na.
"Gomapta seonbae. Ah, anniya Oppa." Ucapnya lalu ia menyempatkan mencium pipi kiriku sebelum ia keluar dari mobil. Lantas aku segera menahan tangannya ketika hendak membuka pintu mobil dan mengecup bibirnya ringan.
"Oppa kau ini. Sudah kubilang jangan melakukan itu." Se Na mencubit lenganku.
"Aww.." Ringisku.
"Rasakan itu. Sudahlah aku masuk dulu. Annyeong."
Setelah aku melihat Se Na benar benar masuk ke dalam rumah, barulah ku suruh sopir mobil ini untuk jalan kembali. Sesampainya di hotel aku langsung mandi dan ganti baju. Lalu menuju kamar Sungyeol.
"Ada apa?" Ucap Sungyeol ketika ia membukakan pintu.
"Apa aku mengganggu?"
"Anni. Wae?"
"Bisakah kau mengajariku berbahasa Indonesia?"
"Ah, pasti kau ingin berbicara dengan Se Na menggunakan bahasanya. Benarkan?"
"Bukan dengan Se Na tapi dengan keluarganya."
"Apa kau akan melamarnya?"
"Geurae."
"Jinjja?"
"Kau banyak tanya. Cepat ajari aku."
"Masuklah. Akan ku ajari kau sampai bisa."
Kemudian aku masuk ke kamar Sungyeol. Sungyeol pun menutup pintunya dan mengambil buku bahasa Indonesia. Ia meletakkan buku itu tepat di depanku. Aku membaca bacanya sekilas.
"Kau akan melamar Se Na bukan? Jadi sekarang ikuti ucapanku. Arra." Pinta Sungyeol.
"Arraseo."
"Langkah pertama kau harus bersikap sopan didepan calon mertuamu. Caranya tidak dengan membungkukkan badan tapi dengan bersalaman seperti ini." Sungyeol pun memperagakannya.
"Ah, Ne arraseo."
"Yang kedua kau bilang dari mana asal usulmu. Blaa blaa blaa.."
Sungyeol mengajariku tata cara dan berbahasa Indonesia dengan sangat jelas dan mudah di mengerti. Aku jadi yakin besok aku akan bisa melakukan hal ini. Saat pukul 00.00 WIB aku baru kembali ke kamarku dan tidur. Aku tak sabar menunggu hari esok dan memberi Se Na kejutan.
Akhirnya hari yang kutunggu tunggu pun tiba. Dalam acara ini aku mengajak managerku dan penerjemah bahasa untuk menemaniku agar aku tidak terlalu nervous nantinya. Aku yang saat ini sedang mematut diri didepan kaca, tiba tiba teringat akan sosok Se Na. Aku tersenyum mengingat dimana masa aku dan Se Na awal bertemu. Sampai akhirnya bisa seperti ini. Tak ingin berlama lama, aku segera menyusul managerku dan penerjemah bahasa ke kamarnya dan menyuruhnya agar cepat cepat pergi menuju rumah Se Na.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCERTAIN LOVE
FanfictionWoohyun adalah siswa paling tampan di sekolahnya dan juga diantara teman satu geng nya. Woohyun juga tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Namun setelah kedatangan murid pertukaran pelajar itu seketika merubah dunia Woohyun. Namun pada saat murid terse...