"Itukan dulu"
"Jangan bilang kau sekarang menyukainya."
"Bahkan kami berdua sudah saling menyukai."
"Yakk kau tidak tahu jika sahabat mu ini juga menyukainya? Hah!" Nada bicara Myungsoo kali ini mulai meninggi.
"Arraseo. Tapi takdir sudah menyatukan kami. Mau bagaimana lagi?"
"Tapi aku tidak percaya jika Se Na juga menyukaimu.Lihat saja. Aku akan membuat dia kembali padaku." Ketus Myungsoo.
Kemudian Myungsoo dengan sinisnya berjalan meninggalkanku. Sebenarnya aku tidak mau hal ini terjadi dengan sahabatku. Tapi aku juga tidak mau kehilangan Se Na. Mengapa hidup menjadi serumit ini.
-***-
"Aishh! mengapa seonsangnim menyuruhku untuk mengembalikan buku ini ke perpustakaan? Kenapa tidak laki laki saja. Padahal laki laki lebih kuat dan berotot." Kesalku.
Aku bermonolog sendiri sepanjang koridor menuju perpustakaan. Rasanya tangan dan kakiku ini ingin copot. Tuhan, apakah tidak ada manusia yang berbaik hati untuk membantuku mengangkat tumpukan buku ini.
"Omo!!" Seseorang tiba tiba mengambil separuh dari tumpukan buku yang kubawa.
Tapi aku masih tidak dapat melihat wajahnya, karena dia langsung berjalan mendahuluiku. Siapa dia? Sepertinya dia berniat untuk membantuku. Aku berjalan mengikutinya dari belakang sampai tujuan, yaitu perpustakaan. Saat dia meletakkan tumpukan buku itu di meja barulah aku bisa melihat wajahnya.
"Myungsoo seonbae!" Aku sempat terkejut karena yang membantuku adalah Myungsoo. Bukankah dia belum pulih? Mengapa dia sudah bersekolah sekarang?.
"Wae? Kau tak ingin mengucapkan terima kasih kepadaku?" Ucapnya sambil tersenyum kepadaku yang membuatku salah tingkah.
"Ah gomapta seonbae."
"Kau pasti bingung kenapa aku sudah bersekolah hari ini."
"Geurae. Bukankah kondisimu belum benar benar pulih? Bukankah kau masih perlu istirahat?"
"Entahlah, dokter sudah memberiku izin untuk sekolah hari ini. Lagipula aku juga rindu dengan sekolah, terutama dirimu."
"Bagaimana kau bisa menyamakanku dengan sekolah? Ishh."
"Karena disekolah lah tempat pertama kali kita bertemu."
"Kau ini seonbae, selalu saja."
Lalu ia ternyum lagi kepadaku. Aku tak mengindahkan perkataan manisnya, melainkan malah melanjutkan untuk menata tumpukan buku tadi di rak buku. Myungsoo pun ikut membantuku untuk menata kembali buku buku tersebut. Aku berusaha menaruh buku ditempat yang berada agak tinggi dari kepalaku. Dan lagi lagi aku terjatuh dan kakiku sepertinya sedikit terkilir. Sebenarnya dulu aku juga sering diberi tugas seperti ini, disekolahku yang di Indonesia.
"Gwenchana? Coba kulihat." Myungsoo terlihat sangat khawatir.
"Tidak perlu, ini bukan apa apa." Aku segera menarik kakiku dan kembali berdiri.
"Bukan apa apa bagaimana? Sudah berapa kali ini terjadi? Coba kulihat." Myungsoo kembali melihat dengan detail pergelangan kakiku. Banyak memar di pergelangan kakiku karena aku sering tidak hati hati .Hening sejenak. Lalu Myungsoo melanjutkan bicaranya. "Aku tak boleh bertanya, ya?" Aku hanya mengangguk. Kalau aku memelukmu apa boleh?" Myungsoo langsung menarikku kedalam pelukannya. Aku merasakan debaran yang cukup kencang di dadanya. Apa dia menyukai sampai seperti ini. "Mianhe, aku tidak ada menemanimu disaaat kau kesulitan." Aku pun tersadar bahwa aku adalah kekasih Woohyun. Aku segera melepaskan pelukannya.

KAMU SEDANG MEMBACA
UNCERTAIN LOVE
FanficWoohyun adalah siswa paling tampan di sekolahnya dan juga diantara teman satu geng nya. Woohyun juga tak pernah jatuh cinta sebelumnya. Namun setelah kedatangan murid pertukaran pelajar itu seketika merubah dunia Woohyun. Namun pada saat murid terse...