3 (Bas)

3K 338 24
                                    

Sungguh! Anak ini benar-benar membuatku gila!

Aku meraih sabuk pengamannya dan memasangkannya. Tubuhnya yang beraroma vanila semakin membuatku semakin terbawa ke alam imajinasi liarku. Dia sangat mirip dengan ibu.

Look what you made me do! You driving me crazy, little boy!

******

"Bee! Hey, kita sudah sampai. Bangunlah." Suara itu membangunkanku. Aku hanya menggeliat dan meneruskan mimpiku. "Bee! Ayo bangunlah!" Aku yang belum juga bangun tiba-tiba merasakan geli di bagian perutku. Sial! Aku lupa kalau dia tahu kelemahanku.

"Oke! Baiklah aku sudah bangun! Puas?!" Kataku sambil mengucek mata.

"Sangat puas!" katanya dengan seringai dan mencubit pipiku.

Aku turun dari mobil dan mengamati sekeliling. Ini kantor kakakku. Tapi untuk apa dia membawaku kemari?

"P' Godt? Mengapa kau membawaku kemari?"

"Aku akan memberi tahumu ketika sudah sampai di studio." Katanya terburu-buru.

Studio? Mengapa dia mengajakku ke studio? Apakah ia menyuruhku untuk membersihkan studio?

Aku mengikutinya dan berusaha untuk menyamai kecepatannya. Dia begitu cepat sampai-sampai ia lupa jika aku masih di belakangnya. Ia masuk lift lebih dulu dan pintu hampir tertutup namun P' Godt berhasil menahan lift dengan kakinya.

"Kau yang mengajakku kemari tapi kau juga yang meninggalkanku." kataku kesal.

"Maafkan aku anak kecil!" Balasnya sambil mencubit pipiku. Lagi.

*******

Aku tak pernah menyangka jika ternyata ada P' Tae dan P' Kim disana. Mereka yang menyadari keberadaanku juga ikut terkejut. sepertinya mereka tidak tahu jika P' Godt akan membawaku kemari.

"N' Bas? Godt, kenapa kau mengajak N' Bas kemari?" Tanya P' Kim yang sedang duduk di depan mixer dengan wajah kebingungan.

P' Godt tidak menanggapi. Ia malah menuju meja dengan tumpukan kertas disana. Ia seperti sedang mencari sesuatu.

"Dapat!" Kata P' Godt setelah ia mendapatkan selembar kertas yang sepertinya sangat familiar bagiku. "Masuk ke ruang rekaman dan nyanyikan ini." Ia menyodorkanku sebuah kertas.

Pantas saja aku sangat mengenali kertas itu. Itu adalah sebuah lagu yang aku tulis dan selalu aku simpan di loker kamarku. Bagaimana bisa dia mendapatkannya? "P' Godt? Bagaimana kau bisa mendapatkan ini? Ini kan milikku."

"Maaf karena aku tak bilang padamu jika aku mengambilnya dua minggu yang lalu." Katanya dengan wajah penuh sesal. "Tolong nyanyikan lagu itu untukku. Kau harus membantu kami."

"Tapi kenapa aku? Kemana semua penyanyimu?"

"Aku tidak mungkin menyuruh mereka kemari malam-malam begini. Dan berhubung besok kau kelas sore, aku memutuskan untuk menyuruhmu menyanyikan lagu ciptaanmu sendiri."

"Benar kakakmu. Percuma saja jika kita menghubungi mereka. Mereka tidak akan peduli dan logikanya, siapa yang ingin keluar tengah malam begini ke studio rekaman. Mereka akan menganggap kita tidak masuk akal." Celetuk P' Tae.

"Tapi mengapa aku? Suaraku tidak sebagus itu P'."

"Kau tenang saja. Fokus pada lagumu. Kami yang akan membantumu untuk menyempurnakannya." P' Godt membujuk.

"Kenapa harus tengah malam seperti ini?"

"Ceritanya panjang. Aku akan ceritakan setelah semuanya selesai." P' Godt yang sekarang sudah duduk di sofa menatapiku dengan puppy eyes yang sangat berhasil membuatku luluh.

Akhirnya aku mengangguk dan segera masuk ke recording room dan menyanyikan lagu milikku itu.

"I don't have your heart but I know you love me

I know maybe our feeling are two different things

You bring me up and pull me down

You said that I'm just a mate"

Lagu ini aku ciptakan untukmu, dasar bodoh!

 "I will never pull the trigger

Cause I don't want you to shoot and hurting me

I'm sick enough of all these matters

Because I know I'm just a mate for you."

Aku merasa semua orang menoleh padaku. Termasuk tuan tampan berkaos hitam itu yang duduk di sofa merah.

"No I don't wanna, no I don't wanna be a fool

I'm Masochist and everybody knew it

Pain is my friend happy is my enemy

Cause I know I can't force you for loving me."

Aku selesai menyanyikan laguku riuh tepuk tangan keluar dari tiga orang di luar sana yang sedari tadi tanpa henti memperhatikanku. Aku keluar dengan wajah semu merah karena malu dan langsung duduk di samping P' Godt.

"Wow! N' Bas! Aku tidak menyangka kau punya suara yang sebagus itu. Dan lagu itu. Apa kau mengarangnya sendiri?" Tanya P' Kim yang memang terlihat paling  shock. Aku membalasnya dengan anggukan mantap dan sebuah senyum tipis di bibirku. "Aku harus mengakui bahwa adik kandung Godt Itthipat pandai menciptakan sebuah lagu yang bisa menyentuh hati semua orang. Dan kalau aku boleh tahu, apakah makna dari lagu ini ada hubungannya dengan kehidupan pribadimu?" Lontaran pertanyaan P' Kim kali ini membuatku terkejut. Aku tidak mungkin jujur soal lagu ini.

"Ti-Tidak P'. Lagu ini bukan dari pengalam pribadi, tapi teman dekatku." Sangkalku.

"Benarkah? Tapi aku merasa kau sangat menghayati sekali. Seperti kau benar-benar masuk ke dalam lagumu itu."

"Tidak P'. Aku menghayatinya belum tentu aku pernah mengalaminya."

"Iya adik kecil. Okay, aku rasa sudah cukup. Aku akan memberikan demo-nya pada Godt." Kata P' Kim, mengacak-acak puncak kepalaku.

"P' kau membuat rambutku berantakan! Nanti tingkat ketampananku menurun." Kataku bercanda.

"Memangnya kau tampan?" P Godt berkoar.

"Tentunya!" Balasku dengan percaya diri.

"Kau itu tidak tampan. Kau cantuk." Kata P' God dan mendapat anggukan persetujuan dari P' Kim dan P' Tae.

"Kalian semua menyebalkan!" Aku kesal. "P' Godt, ayo pulang! Aku sudah sangat lelah." Pintaku manja.

"Lihatlah! Adikmu ini bisa berubah dari singa menjadi kucing hanya dalam 5 detik." P' Tae mengejek, diikuti tawa dari P' Godt dan P' Kim.

"Ya sudah. Aku pulang kebih dulu. Tae, aku minta kau siapkan Marketing Plan untuk projek ini. Dan Kim, buat mereka menangis." kata P' Godt dengan seringai licik.

"Aku bisa diandalkan. Kau tenang saja." P' Kim menyahut penuh keyakinan.

Aku penasaran sebenarnya apa yang akan dilakukan tiga orang sahabat ini. Siapa yang dimaksud dengan 'Mereka' disini?

*******

Aku merebahkan tubuhku di tempat tidurku sesampainya aku di rumah. Aku bisa merasakan mataku sangat berat untuk dibuka. Aku benar-benar tidak sanggup lagi untuk bangun. Aku butuh tidur karena aku tidak mau di cap sebagai pemalas dengan alasan tertidur di dalam kelas. Cukup Tee saja yang mendapatkannya.

Aku merasa sudah saatnya hari ini aku tersadar. Aku akan melumpuhkan sejenak tubuhku dan mengaktifkannya kembali esok pagi. Semoga saja aku benar-benar tidak tertidur di kelas sore ini.

******

To Be Continue...........

******

Gaje ya? okay tengkyu!


XOXO

Re

Tiny Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang