Aku dan P' Godt sudah di restoran Sushi favorit kami. Seperti biasanya aku memesan California Roll dan Matcha Tea pahit. P' Godt hanya memesan air putih saja. Aneh. Biasanya dia yang paling semangat makan sushi. Mengapa sekarang dia diam?
"Tumben sekali kau tak memesan sushi?" Kataku setelah menelan sepotong.
"Aku sedang tidak lapar pagi ini." Jawabnya santai.
"Setidaknya makanlah sedikit. Ini, makan punyaku." Aku menyodorkan sepotong sushi untuknya. Ia menghindariku dengan memalingkan wajahnya dan menepis pelan tanganku. "Oh, ayolah! Makanlah satu saja! Ku mohon Phi!" Kataku, memasang puppy face yang selalu berhasil melawan keangkuhannya.
"Baiklah, baiklah! Aku akan makan. Tapi ingat satu saja!"
"Iya! Aaaaa...." aku menyupinya sesuap Sushi favoritnya.
"Pulang pukul berapa hari ini?" Tanyanya setelah berhasil menelan segumpal Sushi.
"Pukul enam."
"Hanya satu mata kuliah saja hari ini?" aku mengangguk. "Aku akan menjemputmu. Aku ingin sekali mengajakmu ke suatu tempat."
"Kemana?"
"Kau ikut saja. Nanti kau akan tahu."
"Terserah lah." Kataku sambil terus menikmati Sushi. Ia terus-terusan memandangiku. entahlah apa yang sebenarnya terjadi padanya. Tapi aku merasakan suatu euforia yang berlebihan dalam diriku. Aku sama sekali tak merasa risih. Aku ingin setiap hari saja seperti ini. "Sudahlah, P'! Jangan terlalu lama memandangiku! Aku tahu aku memang tampan, tapi jangan seperti itu. aku jadi malu."
"Apa katamu? Kau tampan? Wajah mirip wanita kau bilang tampan?"
"Hei! Aku bukan wanita!" Kataku kesal.
"Sudah jangan terlalu protes. Habiskan sushi-mu. Kau harus bersiap untuk kelas." Katanya, mengacak-acak puncak kepalaku.
*****
Aku sudah ada di rumah dan bersiap untuk berangkat ke kampus. P' Godt sedang sibuk telepon di balkon kamarnya, ayah yang baru saja pulang sedang asik beradu argumen dengan ibu. Aku menatap kosong ke arah jam dinding. Sudah pukul 12 siang. aku masih menunggu Copter dan Tee untuk menjemputku - seperti biasa.
Aku sudah memakai seragam lengkap dan rambutku sudah tertata rapi. sudah terdengar suara klakson mobil Tee di luar. Aku langsung berlari menghampiri mereka dan berhenti sejenak mendengarkan pertengkaran ibu dan ayah kemudian benar-benar pergi tanpa menghiraukan mereka sedikitpun. Aku masuk ke kursi penumpang belakang karena Copter menempati bagian depan dan Tee memacukan mobilnya menuju kampus.
Dikelas, aku selalu duduk ditengah-tengah antara Tee dan Copter — seperti biasanya. Hari ini hanya ada satu mata kuliah yakni Kalkulus. Pelajaran paling menyebalkan di muka bumi. Aku tak bisa berhenti berpikir tentang P' Godt. Aku merasa aneh saja ketika dia mendadak seperti tadi pagi. Entah aku harus merasa senang atau tidak karena perilaku P' Godt yang semakin hari semakin aneh menurutku.
"Kau sudah dengar gosip hari ini?" Kata Copter, hanya dia diantara kami bertiga yang paling up to date.
"Gosip apa?" Tee menyahut.
"Dosen fakultas bisnis sedang terjaring skandal."
"Skandal apa?" Tanyaku penasaran.
"Katanya, dia ada skandal seks dengan mahasiswi tingkat tiga dari fakultas seni."
"Ah, yang benar saja! Jangan percaya hal yang tidak-tidak!" Kata Tee.
"Aku serius! Aku tanpa sengaja mendengarkan percakapan dekan kita dengan rektor tadi ketika aku ke toilet."
"Bagaimana bisa? Bisnis dan seni saja sudah berbeda kampus. Bagaimana bisa saling kenal?" Tee berkomentar.
"Menurut info yang aku dengar dari sumber yang terpercaya, mereka berdua kakak beradik." Pernyataan Copter lantas langsung mengejutkanku. Aku teringat akan diriku sendiri. Aku menyukai kakak kandungku sendiri. Godt Itthipat.
"Apa?! Kakak beradik? Kandung?" Tee terlihat sangat terkejut diikuti dengan anggukan mantab Copter.
Mereka kakak beradik dan melakukan hubungan seks. Mengapa aku yang hanya menyukainya saja merasa sangat bersalah? Seharusnya biasa saja. Tapi apakah P' Godt bisa menerima kenyataan bahwa aku menyukainya lebih dari sekedar hubungan kakak beradik?
"Bas? Halo! Mengapa tiba-tiba kau melamun? Apa yang sedang dalam pikiranmu?" Tee menyadarkanku dari lamunan.
"Eh.... Tidak ada. Hanya melamun saja." Sangkalku.
"Oke."
******
Mata kuliahku sudah selesai. Saatnya untuk pulang. P' Godt yang akan menjemputku kali ini. Entah mengapa aku merasakan lonjakan dahsyat di jantungku setiap kali aku mendengar, memikirkan, dan menyebut nama P' Godt. Seperti ada di dalam sebuah kapsul raksasa untuk membawaku ke luar angkasa.
"Kau yakin tidak ingin kami antar?" Kata Tee meyakinkanku.
"Iya. P' Godt yang akan menjemputku. Kau pulang duluan saja. Aku akan baik-baik saja."
"Baiklah. Aku dan Copter duluan. Dah!!!"
"Dah!!! Hati-hati kawan!" Perlahan tapi pasti Tee dan Copter menghilang dari pandanganku. Aku kini duduk di anak tangga lobi, menunggu P' Godt menjemputku. Seperti biasa, aku selalu mengambil ponselku dan mendengarkan musik favoritku. Mungkin kalian tidak mengira bahwa aku suka aliran musik cadas. Berbeda sekali dengan kepribadianku yang agak manja. Sedangkan P' Godt yang terlihat manly malah menyukai genre musik RnB dan sangat mengidolakan seorang Beyoncé Knowles.
Tak lama berselang, sebuah lamborghini hitam behenti tepat di depanku. Itu mobil P' Godt. Ia turun dari mobil dan menghampiriku.
"Maafkan aku karena terlambat menjemputmu. Ada sedikit masalah di kantor tadi. Apa kau sudah menunggu lama?" Tanya P' Godt seperti merasa sangat amat bersalah.
"Tidak P'. Baru saja 30 menit."
"Apa kau lapar?"
"Tidak P'. Aku sudah makan di kantin 3 jam yang lalu."
"Kau yakin?"
"Iya P'. Ya sudah ayo pulang. Aku ingin mandi."
"Ikut aku ke studio dulu. Baru pulang."
"Ada apa lagi?"
"Sudahlah jangan cerewet adik kecil. Masuklah."
Aku masuk dan memasang sabuk pengamanku. Ia memacukan lambo miliknya dengan kecepatan normal. Perjalanan dari kampus dan kantor P' Godt lumayan jauh. Butuh waktu sekitar 30 menit untuk menjangkaunya.
Aku dan P' Godt sudah sampai. Aku keluar dari mobil dan menunggunya untuk menuntun jalan. Namun tiba-tiba seorang wanita memanggil P' Godt. Siapa dia? Ada urusan apa dia dengan P' Godt? Lihat saja pakaiannya! Rok ketat jauh diatas lutut, kemeja ungu dengan blazer hitam yang norak, tas Gucci imitasi, dan wedges merah mencolok. Aku yakin dia bukan kekasih P' Godt. P' Godt punya standar tinggi untuk seorang wanita.
"Ai Godt! Aku mencarimu kemana-mana dan ternyata kau disini." Hei! Jangan memeluknya! Dia milikku!
"Sedang apa kau disini? Mengapa belum pulang?" Tanya P' Godt pada perempuan jalang itu.
"Sebenarnya aku ingin makan malma bersamamu. Tapi aku lihat kau sudah bersenang-sennag dengan orang lain." Katanya sinis sambil melirikku. Apa yang kau inginkan, Jalang!
"Oh, kenalkan ini adikku, Bas. Bas, ini Sherilyn, manager HRD disini."
Aku sama sekali tak menanggapinya begitu juga sebaliknya. Ia terus-teusan memberikan tayapan sinis padaku namun aku tak berbuat apapun. Aku juga sok bersifat dingin.
"Baiklah. Aku pulang dulu. Dah Ai Godt!" Mengapa harus dengan seringai. Ia menjadi tampak mengerikan.
Aku tidak menyukainya. Tidak, aku membencinya. Dia adalah sebuah masalah besar nantinya. Aku merasa dia akan membuat onar.
That girl is a goddamn problem.
******
To be continue.....
******
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiny Little Secret ✔️
Fiksi PenggemarHanya sebuah rahasia. Kecil dan tak terlihat. Namun efek yang ditimbulkan sangat mengguncang seluruh isi alam semesta. Tidak bisa dilihat kasat mata. Tapi sangat bisa dirasakan dengan penuh perasaan. Dan rahasia itu bernama..... CINTA. Godt x Ba...