Some try to hand me money, they don't understand. I'm not broke I'm just a broken-hearted man I know it makes no sense, but what else can I do. How can I move on when I'm still in love with you ~The Man Who Can't Be Moved, The Script~
******
"Demo sudah jadi. Kau bisa dengarkan." Kim menyodorkan sebuah flashdisk padaku. Aku harap hasilnya memuaskan.
Aku membuka macbook dan meletakkannya dipangkuanku. Bas menyusul dan duduk di sampingku. Alunan musik ballad semakin membuat lagu ciptaan cintaku — maksudku adikku — ini semakin sempurna. Aku yakin komposisi ini bisa menampar Krist nantinya. "Tae, segera siapkan dokumen untuk mematenkan hak cipta. Atur juga tanggal perilisan lagu ini."
"Woah! Secepat itu kah? Tidak bisa menunggu sebulan atau dua bulan lagi?" Tae yang tampak sedikit tak terima protes.
"Lakukan saja apa yang aku katakan. Kita akan membuat mereka bungkam." Kataku.
"Baiklah. Tapi sebenarnya apa yang diinginkan Krist?"
"Kita tidak perlu memikirkan apa maunya. Yang perlu kita pikirkan sekarang adalah menyelesaikan permainan yang ia buat."
"Sebenarnya komposisi ini belum matang. Baru demo saja." Kata Kim.
"Demo ini hasilnya sudah sangat memuaskan. Tidak perlu ada perubahan lagi. Sudahlah kalian turuti saja apa yang kukatakan. Aku ingin lihat Krist menangis untuk yang kesekian kalinya."
"Krist? Maksudmu P' Krist? Teman kuliahmu?" Bas bertanya polos. Aku membalasnya dengan anggukan.
Bas yang tampak bingung dengan apa yang sebenarnya terjadi kini membisu. Lebih baik dari pada ia harus bertanya tentang bajingan itu. Krist dan aku adalah teman kuliah. Kita kuliah pada jurusan yang sama dan tinggal di apartemen yang sama. Namun semua kedekatan itu berubah ketika ia mulai menjalin hubungan dengan seorang rocker, Singto. Sifatnya yang dulu lembut berubah menjadi sangat arogan. Ia bahkan menjadi sangat materialistis dan menjadi sangat tidak rasional. Ia bahkan sudah pernah mencoba untuk menghancurkan bisnisku ini.
Dia adalah bukti nyata istilah kawan jadi lawan.
Dia pernah hampir meniduri sepupuku yang ketika itu masih berusia 13 tahun. Aku tidak habis pikir apa yang telah Singto lakukan sehingga mengubah Krist menjadi bak seekor monster.
Tidak beradab.
Oh ya dan satu lagi. Krist yang sudah berhasil mengubahku menjadi seorang gay. Dia yang memberiku doktrin setiap hari agar menyukai pria dan aku termakan omongannya. Dan inilah aku sekarang. Dan lebih parahnya lagi aku tidak bisa move on dari sesosok mungil yang sedang termenung di sampingku ini. Aku bahkan sering membayangkan bagaimana aku membelai wajah halus dan kulit lembut Bas.
Bas berhasil membuat birahiku ada di ujung tanduk.
Entah sihir apa yang dimiliki bocah ini. Setiap tutur katanya seolah mengutarakan mantra untuk menarik perhatianku padanya. Lirikan matanya benar-benar menghipnotisku. Hembusan napasnya membuatku ingin menikmati setiap senti dari tubuhnya. Dia membuatku ingin terbang hingga langit ke tujuh.
"P' Godt, aku lelah!" Protes bAs yang memang sudah tampak sangat lelah.
"Baiklah. Ayo pulang. Kim, jika kau tak keberatan, tolong kau bantu Tae untuk mengurusi berkas-berkas. Aku akan mengantar Bas pulang. Jika sempat, aku akan kembali lagi." Kataku pada Kim yang sedang berdiri bersandar di dinding. Ia mengangguk dan memberiku senyum. Aku menuntun Bas pergi menuju Basement dan memacukan lambo-ku kembali ke rumah.
Bas tertidur sepanjang perjalanan. Aku bisa memaklumi betapa lelahnya dia. Aku juga pernah mengalami hal yang sama dengannya. Ketika sudah sampai di rumah pun dia masih lelap. Aku tidak tega membangunkannya kali ini. Akhirnya aku memutiskam untuk membopongnya menuju kamarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Tiny Little Secret ✔️
FanfictionHanya sebuah rahasia. Kecil dan tak terlihat. Namun efek yang ditimbulkan sangat mengguncang seluruh isi alam semesta. Tidak bisa dilihat kasat mata. Tapi sangat bisa dirasakan dengan penuh perasaan. Dan rahasia itu bernama..... CINTA. Godt x Ba...