22 (Godt)

1.9K 195 30
                                    

The best revenge is massive success. ~Frank Sinatra~

******

Aku memacukan Lambo ku dengan kecepatan tinggi. Aku tidak peduli apapun sekarang. Aku seratus persen yakin kalau Krist punya mata-mata. Tapi bagaimana bisa dia menemukan keberadaanku? Atau jangan-jangan aku diikuti sejak masih berada di Bangkok?

"P' Godt, jangan terlalu cepat! Aku takut!" Kata seseorang di sampingku.

Aku baru ingat jika aku tak sendirian di mobil ini. Aku bersama Bas. Aku memperlambat kecepatan mobilku karena aku tidak ingin mencelakakan diriku sendiri dan Bas.

Aku menepi di dekat sebuah pohon besar di tengah-tengah hutan yang aku lewati. Aku mencoba untuk menenangkan sedikit pikiranku agar aku tak berbuat nekat. Aku masih ingin hidup. Aku juga tidak ingin manusia yang ada di sampingku ini celaka. Dia terlalu berharga.

"Maafkan aku! Sungguh aku benar-benar terbawa suasana!" Kataku, meletakan kepalaku di roda kemudi.

"Tak apa, P. Aku tahu kau pasti sangat cemas dengan semua ini. Kau tenangkan dulu dirimu." Katanya sembari mengelus punggungku.

Sentuhan yang ia berikan memberikan efek tenang untukku. Pikiranku sudah tak berontak lagi seperti dulu. Hatiku juga sudah jauh lebih dingin dari sebelumnya. Bas benar-benar bisa memberiku hawa positif

"Terima kasih karena selalu ada untukku!" Kataku yang kini menatap wajahnya dalam.

"Iya P. Sebagai adik aku akan selalu mendukungmu bagaimanapun situasinya."

"Jadi, hanya sebagai adik?" Godaku.

"P' Godt! Jangan mulai!" Bas meninggikan nadanya dan wajahnya berubah merah.

Aku tertawa melihat tingkahnya. Aku melanjutkan perjalanan menuju Bangkok yang masih memakan waktu sekitar satu setengah jam lagi.

******

Mobilku sudah terparkir di garasi. Aku sudah ada di kamarku bersama Bas. Ia sedang sibuk dengan ponselnya sembari aku fokus menatap layar kaca. Aku memutar film Fifty Shades of Grey yang notabene adalah salah satu film favoritku. Sesekali aku menoleh ke arah Bas. Ia benar-benar sibuk dengan Instagram miliknya. Aku kembali memfokuskan pandanganku ke layar kaca sampai akhirnya ponselku berdering.

Tae menelepon.

Aku mengangkatnya dan aku bisa mendengar Tae tanpak cemas di balik ponsel.

"Halo?"

"Godt! Kau benar-benar sudah tidak waras! Ya Tuhan! Apa yang baru saja ku lihat!"

"Tae! Tenanglah dulu! Ada apa?"

"Apa kau menerima sebuah email? Kim dan aku mendapatkan hal yang sama. Seharusnya kau juga karena email ini diteruskan untukmu juga!"

"Aku sama sekali belum membuka email tiga hari ini. Sebenarnya ada apa?! Jelaskan padaku!"

"Kau... Ah! Kau sebaiknya harus melihat sendiri! Ini benar-benar diluar apa yang bisa kupikirkan!"

"Baiklah. Aku akan cek emailku sekarang."

"Bagus! Setelah selesai, aku ingin kau menjelaskan semuanya padaku apa yang baru saja kau lihat!"

Tiny Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang