24 (Krist)

1.7K 190 26
                                    

Play with fire and you'll get burn. Play with water and you'll get wet. ~Author~

******

"Temui aku di taman kota hari ini pukul 5 sore. Aku akan serahkan dokumen perusahaanku. Tapi aku hanya ingin memberikannya padamu jika kau serahkan master file dari video itu." Sebuah pesan singkat kuterima dari yang terhormat Tuan God Itthipat Thanit. Aku tidak percaya dia akan semudah itu menyerah.

"Tenang saja, God! Kau akan mendapatkan apa yang kau mau karena melihatmu hancur adalah hal terindah dalam hidupku." Kataku bermonolog.

"Honey! Aku datang!" Kata Singto yang tiba-tiba datang. Dan dia mabuk.

"Lagi?! Berapa kali aku katakan padamu BERHENTILAH MINUM DAN LAKUKAN HAL YANG LEBIH MENGUNTUNGKAN!"

"Aw! Kekasihku galak sekali!" Dia meracau.

"Hei! Jangan menggodaku! Kau duduk saja disana dan jangan mendekat! Aku benci dengan aroma tubuhmu!"

"Kau membencinya? Kau selalu memuja aroma tubuhku ketika kau dan aku sedang-"

"Hei! Jangan teruskan! Diamlah!" Sentakku.

Aku melirik ke arah jam. Sekarang sudah pukul 4 sore. Saatnya mengambil apa yang menjadi milikku. Aku mengambil kunci mobil dan bergerak menuju taman kota. Singto yang terlelap di sampingku hanya bisa diam dan terkadang meracau tidak jelas. Mengapa aku bisa mencintai seorang pemabuk sialan ini?

Setelah menempuh perjalanan sekitar 20 menit, aku memarkir mobilku di selatan taman kota. Aku berjalan masuk taman dan meninggalkan Singto sendirian. Aku tidak ingin dia mengacaukan segalanya.

Aku mencari keliling taman dan menemukan God sedang berdiri dibawah pohon mangga yang sangat rindang. Aku menghampirinya dan dia membalikkan badannya.

Tanpa ekspresi. Seperti biasanya.

Aku menyeringai — karena secara otomatis aku menang.

Dia membawa sebuah map dan aku yakin isinya adalah seluruh aset perusahaannya. Dan tentu saja aku membawa flashdisk yang berisi master file video itu. Aku akan berbuat fair kali ini.

"Aku pikir kau tidak semudah yang kubayangkan. Ternyata satu gertakan bisa membuatmu runtuh." Kataku.

"Jangan banyak bicara! Kita serahkan bersama-sama." Katanya.

Aku menyodorkannya sebuah flashdisk dan dia menyodorkan map.

Setelah aku menerima, aku mengecek apakah benar ini adalah saham perusahaannya. Dan ternyata benar.

"Terima kasih tuan Thanit! Senang berbisnis dengan anda!" Kataku. Dia meninggalkanku tanpa sepatah katapun.

Kemenangan ini pantas untuk dirayakan!

Aku kembali ke mobil dan singto terlihat masih terlelap disana. Aku tidak mempedulikannya dan memacukan mobilku ke rumahku dan mengundang beberapa teman untuk kemenangan ini.

******

"Cheers!" Aku dan lima temanku yang lain bersulang.

"Aku tidak menyangka dia bis amenyerah begitu saja dengan mudah!" Kata Earth.

"Ini semua berkat kau juga. Tanpa kau, video itu tidak akan pernah ada." Kataku, menepuk pundak Earth.

"Hei, apakah kau menyaksikan langsung adegan itu?" Tanya Off pada Earth.

Tiny Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang