15 (Tae)

2.1K 197 51
                                    

There are 4 pillars that prop up relationship: Love, honesty, loyalty, trust. Lost one of those, can bring down the relationship.
~PhaLindaYo~

******

Mata itu. Aku selalu terbayang olehnya. Alisnya yang tebal membuatnya semakin sexy. Aku tidak pernah setertarik ini pada seseorang. Ini yang pertama kali dan aku di buat mabuk.

Bibirnya yang tidak terlalu tebal itu sangat menggoda. Sangat cantik untuk ukuran seorang pria.

Aku hanya bisa membayangkannya saat ini. Dia tak menyadari. Jika aku melihat lurus kearahnya. Kondisiku saat ini seperti menghabiskan 3 gelas martini dengan kadar alkohol tinggi.

"Tae!" Godt berhasil membuyarkan fantasi liarku. "Kau ini kenapa?" Tanyanya.

"Tidak. Aku tidak apa-apa." Kataku. Memberi sunghingan senyum di akhir kalimat.

"Aku perlu bicara denganmu." Godt berdiri dan menyeretku ke luar ruangan.

"Kau ini apa-apaan?! Kalau perlu bicara ya bicara saja?!"

"Kau ini bodoh atau tolol?" Tanyanya.

"Apa bedanya?"

"Ya itulah dirimu! Kalau kau suka dengan Tee jujur saja padaku. Aku tidak akan tertawa."

"Ak-"

"Nah ah! Tidak menerima sangkalan!"

"Oke! Iya aku menyukainya. Puas?"

"Mengapa tak mengatakannya dari kemarin?"

"Bisa rusak reputasiku sebagai seorang pemain wanita!"

"Jadi, kau bangga dengan gelar itu?"

"Bukan begitu maksudku. Kau tahu kan aku tidak pernah tertarik pada pria sebelumnya. Pasti ada yang salah dengan diriku."

"Tidak ada yang salah. Semua yang kau lakukan benar. Menyukai sesama jenis bukan sebuah kesalahan. Itu bukan sebuah pilihan. Tapi takdir."

"Aku hanya merasa canggung. Aku tidak tahu bagaimana cara memperlakukan kekasih laki-laki. Apakah harus sama dengan wanita?"

"Bagaimanapun cara memperlakukannya asalkan itu baik sah saja."

"Tapi reputasiku?"

"Jangan memikirkan reputasi. Pikirkan saja apa yang bisa membuatmu bahagia."

Aku bisa mencerna semua maksud Godt. Tapi tetap saja, tidak mungkin seorang Tae Darvid berhubungan dengan seorang pria.

Tapi Tee lebih cantik dari wanita manapun.

Seorang Tae dibuat kalang kabut karena seorang pria cantik.

Aku kembali masuk ke ruangan Bas. Menyusul Godt yang lebih dahulu masuk.

Aku kembali pada posisi awalku namun kali ini giliran Tee yang menatapku aneh. Apakah ada sesuatu di wajah tampanku ini? Oh tidak! Tolong beri tahu aku dimana letak kesalahannya!

"P' Tae. Kau belum berkenalan dengan teman-temanku, kan? Ini Copter. Yang sebelah sana namanya Tee." Kata Bas.

Aku tersenyum pada mereka — terutama Tee. "Namaku Tae Darvid. Kalian bisa panggil aku P' Tae."

******

Aku sudah kembali ke rumahku. Entah apa yang bisa kulakukan. Semua hal sudah beres. Shit! Aku benar-benar bosan sekarang. Mungkin segelas kopi bisa sedikit menenangkan.

Aku berjalan melewati jalanan dengan mendung kota Bangkok. Jarak Starbucks dengan rumahku tidak terlalu jauh. Hanya butuh waktu 10 menit berjalan kaki.

Tiny Little Secret ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang