Keesokan harinya, Renjun dan Jiyeon bertemu lagi di kelas. Namun, mereka pada hari ini mendiamkan satu sama lain.
"Kok kalian diem-dieman sih?" tanya Jaemin yang tengah menyalin pekerjaan Renjun.
"Kita diem, kita berisik, kita bikin perang dunia ketiga, itu urusan lo?" Jiyeon mencabut earphone-nya sebal.
"Ih galak." Jaemin membawa buku Renjun dan kembali ke tempatnya. Tentu saja, ia masih menyalin.
Renjun hanya memutar kedua bola matanya. Ia menatap nanar Jaemin yang membawa bukunya.
Kalau kejadian Jiyeon kemarin hari ini terjadi padanya, bagaimana? Ia kemudian menghela napas dan memutuskan untuk tidur sejenak.
"Njun."
Renjun bergeming. Ia pikir, itu hanyalah suara Jaemin yang tengah mengembalikan bukunya. Ia melanjutkan tidurnya.
"Huang Renjun!" seru orang itu kembali.
Renjun mengangkat kepalanya dan menengokkan kepalanya. Ia terkejut saat mengetahui siapa yang memanggilnya.
"Dari tadi dipanggilin gak nengok. Budeg ya?" Jiyeon berkata kesal.
"Maaf. Tadi gua kira lo itu Jaemin." Renjun yang telah sepenuhnya terbangun meminta maaf.
Jiyeon tertawa. Ia kemudian bertanya, "Hari ini lu padus kan?"
Renjun mengangguk-angguk. Ia balik bertanya pada Jiyeon, "Emang kenapa?"
Jiyeon berdeham, ia kemudian berkata dengan sangat pelan, "Nanti padus kita bikin lomba vokal per grup, yuk!"
Renjun kembali hanya mengangguk-angguk tanda menyetujui. Ia kemudian melanjutkan lagi tidurnya.
"Jangan tidur dulu!" Jiyeon menarik tangan Renjun yang sudah siap menjadi bantal.
"Apa lagi siiih?"
"Setuju gak?"
Renjun menepuk dahinya. Apakah Jiyeon tidak menyadari anggukannya tadi? Renjun hanya menjawab ya.
"Ah, lu ketua padus tapi iya-iyain doang. Berpendapat gitu lho kali-kali, Njun." Jiyeon beranjak dari kursinya dan melangkah keluar kelas.
Jaemin pun datang setelah kejadian barusan. Ia menatap Renjun penuh arti dan mengangkat-angkat alisnya.
"Waduh pagi-pagi udah panas aja ya," kata Jaemin sambil menyerahkan buku Renjun.
"Itu karena di tubuh lo ada setan. Udah sana balik, gua mau tidur!" Renjun menendang kaki Jaemin.
"Salah mulu deh gua?!"
***
"Eh, eh, gua punya kabar mengejutkan!" Jaemin menggebrak-gebrak meja kantin.
Donghyuk yang tengah menyeruput kuah bakso pun tersedak. Dengan sengaja, ia menyipratkan kuahnya ke Jaemin.
"Kenapa dicipratin ke gua?!" protes Jaemin sambil menepuk tangan Donghyuk.
"Gara-gara lo gua jadi keselek! Untung aja masih sehat, kalo gua meninggal, lo harus bayarin pemakaman gua!" seru Donghyuk kesal.
"Ih mau tau gak? Kalo gak mau yaudah." Jaemin mengangkat bahunya dan berlalu pergi ke sebuah tempat jajanan.
"EH TUNGGU DULU!" seru Donghyuk dan Jeno sambil menahan tangan Jaemin. Sanha yang baru selesai membeli jajanan pun bergabung.
"Apaan nih apaan?" kata Sanha setelah menyuapkan nasi goreng.
"Gua punya kabar tentang Renjun sama Jiyeon." Jaemin akhirnya duduk dan memberitahu mereka.
Donghyuk, Jeno, dan Sanha terkesiap. Mereka melongo sambil bertepuk tangan. Persis seperti anjing laut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chairmate | huang renjun✔
FanfictionJika ada satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kisah Renjun dan Jiyeon, itu adalah "Jauh di hati, dekat di mata." ? SNHS-00 Series 1/5