Suara motor vespa milik Sewoon lenyap begitu kendaraan tersebut terparkir di depan gerbang sekolah Jiyeon.
"Sekolah yang bener," pesan Sewoon sambil melepas helm Jiyeon. Ia melanjutkan, "Pokoknya, kalo ada apa-apa, ngomong sama aku atau Renjun."
Jiyeon mengernyitkan dahi, heran. Ia menatap mata Sewoon yang terhalang helm dengan kebingungan.
"Kamu pacaran sama Renjun, kan, abis putus dari Chani?"
Jiyeon ingin meninju lengan kakaknya kuat-kuat sekarang juga. Akan tetapi, waktunya tidak tepat.
Karena tiba-tiba, Sicheng menyapa keduanya.
"Oi! Pagi-pagi udah ketemu ipar aja, nih."
Sicheng dan Sewoon tertawa bersamaan sambil mengelus kepala adik mereka bersamaan.
Renjun ngegas aja belom, sungut Jiyeon dalam hatinya.
"Udah elah, nanti aku sama Jiyeon telat! Dadah!" Renjun menyembunyikan rasa malunya dengan cara kabur.
Jiyeon celingukan, ia memilih untuk kabur mengikuti Renjun, yang diikuti dengan tawa dari kakak mereka.
"Jadi inget lo sama Yiyang, deh."
Sicheng menatap Sewoon kesal. Ia berdecak dan berkata, "Jangan diingetin sama mantan, dong!"
"Mantan apaan? Semalem aja abis jalan berdua," kata Sewoon sambil membuka kaca helm-nya.
Sicheng terdiam. Ia membalas, "Ya emangnya gua itu lo, pacar kok direbut orang."
Sewoon membuka helm sepenuhnya dan memukul Sicheng dengan benda berwarna hitam tersebut.
***
"Njun, udah denger kabar itu belom?" tanya Jeno sambil berbisik pada Renjun yang baru saja menaruh ranselnya.
"Kabar apaan? Kabar kalo gua ganteng?"
Jeno menyentil dahi kawannya itu. Ia melanjutkan, "Bukan! Satu sekolah tau kalo kita sama gengnya Chani berantem!"
Renjun membelalakkan matanya. Ia menatap Jeno serius dan bertanya, "Serius gak nih? Kalo prank gua tampol ya."
Jeno memutar bola matanya. Laki-laki bermata kecil itu berucap, "Kalo lo gak percaya, liat aja mading."
"Tadi, gua jalan sama Jiyeon lewat mading gak ada apa-apaan, tuh."
Sekarang, Jeno yang membelalakkan matanya. Ia berseru, "LO JALAN SAMA JIYEON BARENGAN?"
Renjun menyentil dahi Jeno dan mengangkat telunjuk di depan mulutnya. Ia menatap Jeno kesal.
"Maaf, Njun. Eh, tapi, lo serius gak mau liat?" Jeno mengusap dahinya.
Renjun hanya mengangguk. Kemudian, mereka berdua berjalan beriringan menuju mading yang terletak dekat gerbang sekolah.
Sepanjang perjalanan, keduanya mendengar bisikan-bisikan yang tidak mengenakan.
"Keliatan alim ya, padahal mah bengis," bisik seorang siswi sambil menatap Renjun dari atas ke bawah.
"Temen sebelahnya juga. Keliatan aja pendiem, padahal mah anarkis," balas siswi lain sambil melirik ke Jeno yang kini sedang menatap keduanya sinis.
Jeno berseru, "Minggir lo semua!" Kedatangan mantan wakil ketua OSIS itu membuat semuanya menyingkir. Jeno dan Renjun maju dan membaca.
"Brengsek!" Renjun kesal, ia mencabut kertas berisi foto-foto dirinya dan yang lain bertengkar seminggu yang lalu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chairmate | huang renjun✔
FanfictionJika ada satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kisah Renjun dan Jiyeon, itu adalah "Jauh di hati, dekat di mata." ? SNHS-00 Series 1/5