1

12.5K 934 43
                                    

"Oi, pinjem buku latihan biologi dong," kata laki-laki berjaket coklat yang baru saja datang. Ia meletakkan ranselnya asal-asalan dan mengeluarkan sebuah buku dan pena.

Jiyeon yang tengah asyik menerka-nerka cerita di bukunya langsung berpaling ke laki-laki itu. Ia pun bertanya mengapa ia belum mengerjakan tugasnya itu.

"Semalem keasikan karaoke-an di rumah Jeno," jawab Renjun mengacu pada kawan-kawannya yang juga baru tiba di kelas. Tentu saja, dengan muka mengantuk.

"Yaudah, nih, gua pinjemin." Jiyeon menyerahkan buku latihannya pada Renjun, yang disambut dengan senyuman dan kata terima kasih.

Tidak lama, datanglah kawan-kawan Renjun sembari memboyong buku juga pena. Dari muka mereka, Jiyeon sudah mencium hal buruk.

"Jiyeon, pinjem buku ya!" seru Donghyuk sembari cengar-cengir. Jiyeon hanya mengangguk lemah, pasrah saja dirinya jika mereka mencontek tugasnya.

"Minjem yaa." Jeno, yang notabene jauh lebih kalem daripada Donghyuk dan yang lainnya mengulas sebuah senyuman sopan. Yang seperti ini, Jiyeon lebih suka.

Sementara Jaemin, yang datang paling terakhir, langsung merebut buku. Decakan pun terdengar dari mulut Jeno. Begitu juga dengan yang lainnya.

"Ngantri anjir! Gua yang duluan juga!" Renjun menarik bukunya, tetapi Jaemin berhasil mempertahankannya.

"Bodo amat!" Jaemin menjulurkan lidahnya. Tanpa peduli akan desakan yang lain, ia lanjut menulis meskipun sedikit berantakan.

Keadaan di sekitar meja Jiyeon dan Renjun pun rusuh. Bagaikan ada perang perebutan kekuasaan kerajaan, meskipun yang direbutkan saat ini hanyalah sebuah buku latihan biologi yang telah terdapat jawaban.

Jiyeon yang sudah tak tahan akan keributan pun berdiri dan menggebrak meja. Ia pun berseru, "Kalo buku gua rusak, gantiin pokoknya! Tulis ulang semua apa yang udah gua tulis! Gak peduli!"

Empat laki-laki yang baru saja menimbulkan keributan itu langsung menatap Jiyeon takut. Mereka baru saja membangunkan singa betina yang tengah tidur.

"Maaf...," pinta mereka berempat dengan memelas.

Jiyeon sudah naik darah. Ia merebut bukunya yang sudah terlepas dari genggaman siapapun ke dalam tas. Ia sudah tak peduli kepada empat laki-laki yang tengah haus akan jawaban gratis.

"Yah, kok gitu? Maaf ih." Haechan yang berada di samping Jiyeon menyatukan kedua tangannya. Ia juga melemparkan puppy-eyes.

"Parah sih emang," ujar Jeno sembari menatap Jiyeon sinis.

"Jen, sumpah ya, mata lo udah kecil. Gak usah sok nyinisin gua," balas Jiyeon yang juga tak kalah sinis.

"Eh, pinjem dong bukunya! Dikit lagi bel masuk nih!" Renjun menarik-narik tangan Jiyeon memaksa.

Jiyeon tidak peduli. Ia menampar tangan Renjun dan segera berlari keluar kelas sembari mengenakan earphone dan membawa buku bacaannya.

Renjun dan kawan-kawannya hanya dapat menghela napas.

***

Jiyeon kemudian berdiri di balkon sekolah. Ia memutar sebuah lagu yang membantunya untuk menenangkan diri dari kerusuhan tadi. Ia pun kembali melanjutkan kegiatan membacanya yang sempat terpotong.

Semilir angin yang menemaninya pagi ini turut membantunya dalam menurunkan kadar emosi yang sempat meninggi tadi. Diiringi dengan melodi indah dari earphone-nya, perlahan-lahan kemarahannya pun menghilang.

Sampai akhirnya, seseorang mengusik ketenangan yang telah diraih Jiyeon.

"Woy, jawabannya lu dapet dari buku atau internet?" tanya orang itu. Jiyeon berbalik dan melepas earphone. Ternyata, si penanya adalah Renjun.

Jiyeon hanya diam. Ia bersandar pada balkon kelas dan mengangkat bahunya ringan.

Renjun memutar bola matanya. Ia mengetuk-ngetuk pena yang dibawanya ke balkon sembari menatap mata Jiyeon dalam-dalam.

Jiyeon pun pasrah. Ia kasihan kepada Renjun dan kawan-kawannya. Ia pun membiarkan mereka untuk mencontek pekerjaannya.

Renjun pun tersenyum. Dia pun mengangguk dan berkata, "Terima kasih banyak!"

Jiyeon pun membalas senyuman Renjun, meskipun masih terselip rasa kesal di hatinya.

***

Bel jam pelajaran pertama pun berbunyi. Seluruh murid pun memasuki kelasnya masing-masing. Diikuti dengan masuknya guru biologi mereka, Pak Leeteuk.

"Ayo kumpulkan tugas kalian," ucap Pak Leeteuk sesampainya di kelas.

Semua murid maju untuk mengumpulkan tugas mereka masing-masing, tak terkecuali empat laki-laki tadi. Akan tetapi, keluar sebuah gumaman dari mulut Jiyeon.

"Buku gua mana?" Jiyeon mengorak ke dalam tasnya.

Renjun yang baru saja kembali menangkap gerak-gerik Jiyeon yang tidak biasa. Ia memutuskan untuk bertanya mengapa.

Jiyeon yang tadi tengah fokus langsung mendongak ke Renjun. Ia pun berseru, "Lo yang terakhir minjem buku gua kan?!"

Pak Leeteuk yang mendengar keributan dari meja Jiyeon menghampiri keduanya dan bertanya, "Ada apa ini Jung Jiyeon dan Huang Renjun?"

"Buku saya diilangin Renjun pak!" Jiyeon menuding Renjun.

Renjun terkesiap dan langsung mengelak, "Apa-apaan? Gua aja bukan terakhir yang megang!"

"Terus siapa?! Yang minjem kan tadi pertama lo!" Jiyeon naik darah. Ia terlihat sudah siap untuk melempar Renjun ke belahan dunia lain.

"Terakhir bukan di gua! Kalo gak salah, di Jaemin tadi!" Renjun malah menunjuk Jaemin yang duduk di barisan depan.

"Kok gua dibawa-bawa?! Kan gua udah taro lagi di meja lu, Njun!" Jaemin juga mengelak. Ia menunjuk meja Renjun yang kini hanya terdapat sebuah tempat pensil.

"Heh, sudah-sudah!" Pak Leeteuk menengahi keributan tersebut. Kemudian ia bertanya pada Jiyeon, "Jadi kamu sebenernya bawa tugasnya atau tidak?"

Jiyeon pun panik. Ia segera berkata, "Bawa, Pak! Kalau ketemu, langsung saya kasih!"

Pak Leeteuk pun menghela napas, ia menunjuk pintu dan berucap, "Ya sudah. Sekarang, kamu keluar dulu, Jiyeon."

"Lah, kan saya udah ngerjain, Pak! Kenapa saya disuruh keluar?" Jiyeon protes sambil mengerutkan dahinya.

"Kamu belum mengumpulkan, itu sama aja! Dan Renjun, kamu juga keluar! Karena menurut Jiyeon, kamu yang menghilangkan," perintah Pak Leeteuk.

"Kok gitu sih, Pak?" Renjun juga ikut protes. Ia tak terima kerja kerasnya untuk mencari jawaban tidak dihargai.

"Keluar."

"Baiklah, Pak." Jiyeon dan Renjun pun keluar dengan diiringi rasa sedih teman satu kelas mereka.

***

Next Chapter:

"Kemana gua pergi, itu urusan lu?" Jiyeon kembali mengucapkan kata-kata pedas.

***

A/n:

Halo semuanyaaa! Akhirnya chapter 1 dirilis juga HUHUHU setelah mikir ribuan detik kapan mau upload ini WKWK

Berhubungan ini adalah ff NCT pertama gua (SERIUSAN), pls support yaaa! Gomawo❤💙💚💛💜

Chairmate | huang renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang