17

2.2K 283 22
                                    

Hari ini, sekolah diliburkan dengan alasan guru-guru sedang mengadakan pertemuan dengan para orang tua.

Oleh karena itu, kini Chani dan kawan-kawannya beserta Eunbin dan Ningning tengah melakukan pertemuan dengan kakak-kakak mereka.

"Jadi, lo mau ribut hari ini?" tanya Hyunjoon sambil mengemut permen. Ia bersandar di sebuah dinding.

Taeyang membelalakkan matanya dan menyentil dahi Chani. Ia berkata, "Masih SMA udah ribut. Lo mau nambah masalah apa lagi?"

Chani berdecak kesal dan membalas, "Lo sendiri lebih parah, Kang Taeyang!" Lelaki itu menatap sinis kakak kandungnya itu.

Sebelum urusan antara kakak adik ini bertambah panjang, Minghao menyudahinya sambil menaruh telunjuk di bibirnya.

"Pertanyaan gua nih ya, cara bawa mereka semua ke satu tempat itu gimana?" Minghao meluruskan pembicaraan yang sempat teralihkan itu.

Tiba-tiba, keberisikan terdengar dan datanglah seseorang yang bertubuh sangat tinggi sambil mengusak rambutnya yang berantakan. Ia adalah Kwon Hyunbin, kakak dari Eunbin.

"Telat mulu, urusan penting juga!" Eunbin menonjok pelan bahu kakaknya itu. Ia menyesal telah mengajak kakaknya jika Hyunbin terus-terusan telat seperti ini.

"Ya udah, gak usah ikutan deh gua. Lo pada gak tau aja, betapa kuatnya peran gua!" Hyunbin menepuk-nepuk dadanya, bangga.

***

Kejadian itu berawal dari masa sekolah kakak dari Jiyeon dan Renjun, dengan kakak dari Eunbin, Ningning, dan Chani.

Suatu kisah yang saling menyambung, membuat mereka tak pernah akur, bahkan hingga detik ini.

"Parah sih, gua gak akan pernah maafin si bangsat yang satu ini." Jaehyun mengepalkan tangannya, hendak meninju meja yang berada di hadapannya.

"Jae, jaga mulut atau aku bilangin Kak Hoseok sama mama!" Sewoon menyentil tangan kembarannya itu.

Sicheng menyenggol Sewoon, memberi kode agar membiarkan Jaehyun untuk melepaskan segala amarahnya disini, lebih baik daripada dia menghajar Hyunbin dan yang lainnya.

"Heh, Huang, emang lo gak kesel juga sama si Minghao? Bisa seenaknya ngerebut posisi lo dari center, emangnya dia siapa? Menang karena kekuasaan juga! Sialan emang mereka semua!" Jaehyun nampak seperti dirasuki oleh roh jahat.

Sicheng mengernyit, mencoba untuk tidak ikut-ikutan marah. Ia sudah memendam penyakit hati itu sejak lama, namun karena Jaehyun, itu membuat dirinya perlu mengingat kejadian tak mengenakan itu lagi.

"Kamu juga, Woon! Gak sakit hati apa liat Chaeyeon seenaknya direbut Taeyang? Kamu gak sakit hati liat Chaeyeon jadi punya sifat buruk karena dia?" Jaehyun menatap Sewoon dalam-dalam.

Air muka Sewoon otomatis berubah, begitu nama mantannya disebutkan. Ia balik menatap saudaranya itu, lemah. Sewoon menyerah dan membalikkan badannya.

"Terserah lo deh, gua males kalo lo bawa-bawa Chaey ke masalah ini."

Sewoon pergi dan mendobrak pintu kelas, meninggalkan dua yang lainnya. Beberapa menit selepas kepergian Sewoon, empat orang siswa datang.

"Ada apaan nih?" tanya Seokmin sedikit keras. Yang lain membekap mulutnya, takut ketahuan.

"Malam ini, jangan makan toa dulu, oke?" pesan Sicheng sembari mengacungkan jempol.

Jaehyun berdeham, ia menjelaskan, "We must do something about Hyunbin, Taeyang, and Minghao. Kita harus bikin mereka jera buat gangguin kita lagi."

Chairmate | huang renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang