Murid kelas 12-A itu berbondong-bondong menghampiri Jiyeon yang baru saja selesai bertengkar dengan dua penyebar rumornya.
Dengan membawa kemenangan telak, Jiyeon kembali dengan senyuman yang terukir di wajah manisnya.
"Baru mau gua sama yang lain samperin ke sana, udah selesai aja," kata Renjun menyambut Jiyeon ramah. Ia menyalami tangan temannya dengan formal.
"Gak usah disamperin, kasian nanti tambah keder. Bertiga aja udah kalah, gimana rame-rame? Jadi pepes di tempat yang ada."
Renjun tertawa terbahak-bahak. Perempuan di hadapannya ini telah kembali menjadi pribadi yang lama. Selalu ceria dan penuh candaan yang siap menghibur orang di sekitarnya.
Benar-benar cocok dengan tipe Renjun, ia sangat menyukai perempuan yang mempunyai titel happy virus.
Sekarang, meja Jiyeon dan Renjun telah ramai didatangi oleh kawan sekelas mereka, hendak meminta cerita kejadian barusan.
Jiyeon kemudian menarik napas untuk menceritakan seluruh kejadian barusan. Ia menjelaskannya dengan rinci hingga ke tiap-tiap kalimat yang mereka ucapkan.
"Intinya gua adu bacot sama dia. Udah gitu doang," tutup Jiyeon sambil melipat tangannya.
Setelah beberapa pertanyaan yang diajukan oleh lainnya, mereka pun membubarkan diri dan kembali ke urusan masing-masing.
"Itu lo beneran bacotan kayak gitu? Kok gua gak percaya sih?" Renjun membenarkan duduknya dan melihat ke Jiyeon.
"Dih, kok lu tau sih?" Jiyeon terkejut mendengarnya.
"Ya masa Jung Jiyeon bisa sekasar itu sama orang? Itu mah, pasti Siyeon yang pedes kan? Lo mah nambah-nambahin doang, bener kan?" tebak Renjun yang benar-benar tepat.
Jiyeon tersenyum, ternyata kawan sebangkunya itu mengetahuinya dengan sangat baik. Dan, Renjun juga balik tersenyum, ia telah mengenali temannya dengan baik.
Eh? Bagaimana?
Jiyeon dan Renjun tiba-tiba tersadar dari lamunan mereka terhadap satu sama lain kemudian membalikkan muka mereka, menyembunyikan wajah kemerah-merahan mereka.
***
Eunbin dan Ningning duduk saling membelakangi satu sama lain di sebuah meja depan kelas Ningning.
"Kita akan tetep lanjut, kan?" kata Eunbin mantap sambil meremas-remas tangannya.
"Pasti lah, apalagi Kak Chani juga belum gabung kan?" Ningning melirik ke sekitarnya sambil berbisik.
"Oh iya, dia kan bos dari rencana ini!" Eunbin menjentikkan jarinya dan mengangguk-angguk.
"Ngomongin gua ya?" seorang berambut hitam legam bergabung sambil memakan permen.
Eunbin dan Ningning menyambut kedatangan 'ketua' mereka dengan senyuman. Tanpa basa-basi, mereka bercerita pasal kejadian di taman tadi.
Chani yang kebetulan memerhatikan dari kejauhan mengangguk-angguk paham. Otaknya kini tengah merancang berbagai macam aksi.
Eunbin dan Ningning akhirnya selesai bercerita dan Chani juga telah selesai merangkai rencana yang akan dilakukannya.
"Jadi, gua bisa mulai secepatnya, kan?" Chani memastikan seraya membuang tangkai yang permennya telah habis ia makan.
Eunbin mengangguk tanda menyetujui, diiringi dengan Ningning yang berkata, "Semoga kita semua sukses, Kak."
Pria bertubuh jangkung itu menyeringai. Akhirnya, saat yang dinantikan telah tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chairmate | huang renjun✔
FanfictionJika ada satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kisah Renjun dan Jiyeon, itu adalah "Jauh di hati, dekat di mata." ? SNHS-00 Series 1/5