"Asik satu kelompok! Bahan ceng-cengan baru!" Sanha bertepuk tangan sambil tertawa senang.
"Jodoh emang mereka berdua! Mana di antara kita gak ada yang dapet nomor tiga selain mereka! Mereka emang match made in heaven!" ucap Donghyuk dengan pengucapan yang belepotan. Ia juga ikut tertawa bersama Sanha.
"Selamat ya, Njun. Yah, gak ada lagi deh temen sesama jomblo. Good luck, Huang Renjun!" Jinyoung menepuk bahu kawannya itu dan segera menghambur ke kelompok lain sebelum ia menerima tamparan dari kedua pihak.
"Selamat bersenang-senang, Renjun dan Jiyeon!" Siyeon dan Hina berkata bersamaan dan ikut menghambur ke kelompok mereka masing-masing.
Kini, Renjun dan Jiyeon tinggal berdua karena seluruh temannya telah pergi ke kelompok masing-masing. Mereka menatap kertas yang baru saja mereka ambil dan menghela napas berbarengan.
Bagaimana bisa, mereka yang telah merencanakannya sebaik mungkin justru terjebak dalam perangkap sendiri.
Rencana awal mereka berdua sebenarnya sama meskipun tidak sekalipun diucapkan, mereka ingin berpisah walaupun untuk sementara.
"Jadi... kita gabung nih?" Renjun memulai pembicaraan sambil menunjuk ke arah kelompok tiga.
"Yaudah, ayo." Jiyeon berjalan menuju ke kelompoknya terlebih dahulu. Renjun pun mengekor.
Beberapa anak lain yang sudah berkumpul sebagai kelompok tiga menyambut senior mereka dengan hangat. Termasuk adik Renjun, Chenle.
"Asik asik sama pacar! Pajak jadian jangan lupa, my brother!" Chenle menepuk-nepuk pundak kakaknya dengan bahagia.
Renjun menatap Chenle sinis. Akan tetapi, Chenle justru sekarang tertawa keras.
"Kak Chenle, diem aja! Mending bantuin kita milih lagu deh," ucap seorang adik kelas bernama Hina.
Chenle pun garuk-garuk kepala dan berkata, "Nih ajakin mereka juga! Kali aja ada saran yang bagus."
Jiyeon yang sedari tadi menahan amarahnya ikut bergabung. Ia menilik ke arah handphone milik Hina.
"Lagu ini aja." Jiyeon menunjuk sebuah lagu.
"Downpour? Lo mau jadi center-nya, Yeon?" Renjun terkejut dan menatap Jiyeon.
"Yah, gak harus gua. Menurut gua, lagu ini bagus aja gitu buat ditampilin," Jiyeon menjelaskan sedikit opininya.
"Yaudah, mending kita omongin lagi besok, Yeon," kata Renjun sambil melihat kembali pilihan lagu.
"Lah berdua doang ngebahasnya?" kata Hina dan Chenle berbarengan.
***
Keesokan harinya, Renjun dan Jiyeon tampak sedang berbicara. Mereka saling mengutarakan pendapatnya masing-masing.
"Lagu Downpour ketinggian, Into The New World juga. Nyanyi apa terus?" tanya Renjun sambil meraba-raba dahinya.
"Coba liat playlist lu," pinta Jiyeon ke Renjun sambil menunjuk ke handphone Renjun.
Renjun pun menyerahkan handphone-nya kepada Jiyeon. Setelah menerimanya, Jiyeon langsung melihat-lihat.
"Kok lagu lu gak ada yang bisa dipake nyanyi gitu, sih? Kebanyakan main sama anak-anak hacep sih lu jadinya kek gini," cerocos Jiyeon sambil meletakkan handphone Renjun di meja.
"Anak-anak hacep? Siapa?" Renjun bingung sambil memasukkan handphone-nya ke dalam saku.
"Dua bocah marga Lee, Sanha, Jaemin, semua temen lu lah."
KAMU SEDANG MEMBACA
Chairmate | huang renjun✔
FanfictionJika ada satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kisah Renjun dan Jiyeon, itu adalah "Jauh di hati, dekat di mata." ? SNHS-00 Series 1/5