Ketukan pintu terdengar jelas di kelasnya. Renjun yang kebetulan tengah duduk bersandar di dekat pintu segera membukanya.
Betapa terkejutnya laki-laki bersurai coklat tua itu begitu mengetahui siapa yang hadir di hadapannya.
"Ada Jiyeon?" tanya Chani sambil tersenyum tampak baik. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh kelas.
"Lagi di kantin, sama Siyeon kayaknya," balas Renjun dingin. Kesal betul rasanya bertemu seorang Kang Chani, yang telah merebut Jiyeon dari dirinya.
"Gak sama Hina?" Chani kembali bertanya. Ia tampak sedang memancing sesuatu.
Tentu saja, bukan memancing ikan.
Jaemin yang tengah bermain mobile legends di belakang kelas langsung berseru, "Nih! Lagi disini!"
Yang dipanggil hanya melambaikan tangannya sambil tersenyum. Betul, ia tengah memerhatikan siswa bermarga Na itu dan kawan-kawannya bermain game.
"Emang kenapa?" Renjun menatap lamat-lamat Chani yang sedikit lebih tinggi darinya.
"Pacar juga pacar gua. Kenapa lo yang kepo?"
Mendengar kalimat itu, Renjun ingin segera mencelupkan kepala Chani ke dalam selokan. Ia membanting pintu, alias mengusir lawannya secara paksa.
Dari belakang, Jinyoung yang sedang ikut bermain dengan yang lain menatap dengan hati berdebar. Sembari melirik ke arah jendela, dimana Siyeon dan Jiyeon bertemu dengan Chani, ia buru-buru menarik Renjun.
"Kenapa, woy?" Renjun mencoba melepaskan dirinya dari tarikan Jinyoung.
"Dengerin gua!" Jinyoung berbisik, "Gua gak boong. Lo harus bener-bener jagain Jiyeon. Ada orang ngomong di sekitar lo? Dengerin! Bodo amat dibilang nguping, itu adalah satu-satunya cara!"
Renjun menekukkan alisnya. Ia benar-benar tak paham apa yang diucapkan Jinyoung barusan. Laki-laki itu menatap kawannya, meminta penjelasan ulang.
"Intinya, jangan pernah biarin sesuatu bikin lo lengah buat ngawasin Jiyeon." Jinyoung menepuk pundak kawannya. Ia buru-buru berlari ke kelasnya begitu bel berbunyi, bersamaan dengan kedatangan Jiyeon.
"Kenapa, Njun?"
Renjun menggeleng kuat. Bisa bahaya kalau Jiyeon tahu jika dirinya harus menjaganya. Imejnya yang selama ini ia bangun dalam kedinginan dan diam bisa hancur.
"Serius?" Jiyeon mengangkat salah satu alisnya, curiga.
"It's okay, Yeon. Udah sana, abisin dulu makanannya." Renjun cepat-cepat meninggalkan Jiyeon untuk menghampiri Donghyuk yang masih bermain.
Lelaki bermarga Huang itu berusaha sangat keras untuk tidak terlalu mengkhawatirkan Jiyeon. Akan tetapi, tidak ada firasat Jinyoung yang tidak benar.
***
Chani menyuapkan sesendok es krim ke bibir mungil Jiyeon. Sambil tertawa-tawa, mereka menikmatinya sepulang sekolah.
"Bahagia banget? Udah gak kesel lagi sebelahan sama si Huang?" goda Chani sambil memakan es krim coklatnya.
Sudah dua minggu tepat sejak Jiyeon dan Renjun duduk berdua kembali. Mereka kini telah kembali memiliki hubungan yang cukup baik, tetapi tidak untuk urusan paduan suara.
Jiyeon lebih memilih untuk berbincang dengan kekasihnya dibanding berlatih. Waktu yang semakin sedikit tidak membuatnya berhenti untuk menjumpai Chani.
"Of course, no!" Jiyeon menyunggingkan senyum manisnya. Chani sekali lagi ingin meleleh, seperti es krim yang tengah dimakannya.
Di sisi lain, Renjun tengah meremas-remas kertas liriknya. Ia bingung, ingin keluar mencari Jiyeon untuk diajak latihan, atau tetap disana untuk membimbing anggotanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chairmate | huang renjun✔
FanfictionJika ada satu kalimat yang cocok untuk menggambarkan kisah Renjun dan Jiyeon, itu adalah "Jauh di hati, dekat di mata." ? SNHS-00 Series 1/5