18

2K 300 62
                                    

Chani menyambut geng Renjun sambil tersenyum. Ia berkata, "Selamat datang, sahabatku."

Renjun menatap Chani serius. Baginya, tak ada waktu main-main atau sekedar basa-basi. Dia telah siap untuk melawannya.

"Sabar, jangan langsung gitu lah, kita santai dulu, oke?" Hyunjoon menangkap sikap Renjun sambil membuang permennya.

Jeno memutar bola matanya. Ia tiba-tiba maju dan mendorong tubuh Hyunjoon dan Bomin bersamaan. Ia menendang keduanya anarkis.

Sanha yang tadi berdiri di samping laki-laki berambut pirang itu terkesiap. Ia menarik kawannya itu dan menahan tangannya, sebelum ia bertingkah lebih jauh.

"Tahan!" seru Donghyuk memperingatkan kembarannya. Ia mendorong pundak Jeno dan menyuruh Jaemin untuk memegangi tangannya.

Taeyang yang memerhatikan dari sebuah pos di dekat lapangan menyeringai. Ia bertanya, "Itu siapa yang ngedorong Bomin sama Hyunjoon?"

Eunbin menjawab, "Lee Jeno, adeknya Mingyu." Taeyang merespon dengan anggukan.

"Kok putih?" celetuk Hyunbin sambil tergelak. Adiknya dan Taeyang hanya menggelengkan kepala, heran. Lancar betul mulutnya itu untuk menghina orang secara tersirat.

***

"Kan, gak diangkat lagi." Jiyeon melempar handphone-nya. Ia sebal, sedari tadi ia menelepon Renjun untuk bertanya soal kelengkapan lomba tak kunjung dijawab.

"Lagi sibuk kali. Udah, kita tanya yang lain aja. Jinyoung, gitu?" Siyeon merogoh ke dalam kantongnya dan mengetikkan beberapa pesan.

siyeon.
woy bae, tmn-tmn lu pd kmn? terutama si renjun, soalnya drtd di tlpn g d angkat

baejin
hm... gatau deh. gua blm liat chat grup dr td pagi soalnya. ntar deh ya gua tanyain😁

"Mencurigakan deh bahasanya si Jinyoung." Siyeon menaruh kembali benda kesayangannya itu di kantong dan merebahkan punggungnya di sofa.

"Kakak lu pada kemana, Yeon?" Hina menengokkan kepalanya ke sekitar rumah Jiyeon yang sepi tanpa kehadiran para kakaknya.

"Gak tau. Kak Jaehyun sama Kak Sewoon bilangnya ada janji sama temennya, kalo Kak Hoseok tadi katanya nyusul si kembar."

Siyeon menatap temannya itu dengan heran. Ia mencari-cari kontak seseorang dan buru-buru menekan tombol freecall.

"Ada sesuatu yang harus kita cegah kayaknya."

***

Baku hantam kemudian terjadi di lapangan tersebut. Beruntung, tim Renjun belum banyak yang terluka. Hampir semuanya masih sehat tanpa goresan.

"Udah, nyerah aja. Gak guna lo semua disini." Baru kali ini, Sanha tampak sangat beringas. Ia membenarkan rambut hitam legamnya dan menatap semuanya sinis.

"Gua cuman mau bilang, orang yang pernah beruntung akan kalah dengan orang yang akan beruntung dan selamanya beruntung." Renjun menyeringai. Ia membersihkan kedua tangannya dengan cara menepuk-nepuknya.

Jeno membalikkan badan dan berkata, "Udah-udah. Ayo kita pulang daripada ngabisin waktu disini. Banyak tugas yang menunggu."

Chani tertawa. Tertawa dengan sangat keras. Ia menjentikkan jarinya sebanyak lima kali, terdengar seperti memanggil seseorang.

"Lads, go and fight!"

Hyunbin, Taeyang, serta seluruh backing-an mereka menampakkan diri setelah beberapa saat bersembunyi.

Chairmate | huang renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang