23

2K 274 0
                                    

Chani.
udh nyampe?

jiyeon.
masih di jalan, chan
emang kenapaa?

Chani.
gua mau dateng ke sana hehe
boleh kan?

jiyeon.
selaaaw! ditunggu kedatangannya ya bapak presiden

Chani.
ngasal kan kebiasan hahaha
gua dateng bareng ningning selaw kan?

Jiyeon buru-buru menekan tombol back sebelum dirinya membuka pesan dari Chani tersebut.

"Kuda emang."

"Gua tau lo kangen kakak lo, tapi jangan disebut di sini, apalagi pake kata pengganti binatang," ceplos Donghyuk yang sedang bersandar di kaca.

Jiyeon yang duduk di belakangnya sedikit berdiri dan menyentil kepala Donghyuk. Ia berkata, "Ngatain Kak Hoseok ya? Gua bilangin nih, biar semua tagihan thai tea dikasih ke lu!"

"Kenapa sih emangnya?" tanya Renjun sambil menengokkan kepalanya ke Jiyeon.

Jiyeon mengulum bibirnya, enggan menjawab. Ia menggelengkan kepalanya, pura-pura kalau semuanya baik-baik saja.

"Kenapa? Si Ningning mau ikutan ya?" bisik Herin yang kebetulan tengah duduk di sebelah Jiyeon.

Jiyeon mengangguk dan menunjukkan chat-nya ke Herin dan adik kelasnya itu hanya diam.

"Yaudah lah, Kak. Emang mau gimana lagi? Kali aja Ningning emang mau baikan atau ngebantu gitu," kata Herin dengan tetap berpikir positif.

Jiyeon menggelengkan kepalanya, ia tak menyetujui perkataan positif Herin yang sama sekali tak paham masalahnya dulu.

Kisah tahunan lalu itu membuat dirinya tak lagi percaya dengan setitik pun dengan kelakuan Ningning dan Eunbin kepada dirinya.

***

"Gua tanya sekali lagi, lo mau ikut apa enggak? Lo niat minta maaf gak?" tanya Chani sambil memangku helm-nya di atas paha.

"Kalo gua bilang enggak gimana?" Eunbin melipat tangannya dan memalingkan wajahnya.

Ningning memutar bola matanya dan berkata, "Ya terus ngapain aku sama Kak Chani capek-capek kesini? Buang-buang waktu doang emang nih basis."

Eunbin melotot. Tak disangka, mantan bawahannya itu berkata begitu frontal di hadapannya. Ia menatap siswi keturunan Tiongkok itu dengan sinis.

"Lu juga dulu basis, goblok," Eunbin menyentil dahi Ninging dan melanjutkan, "Yaudah, gua mau ikut. Gua ke sana dibonceng sama Chani, kan?"

Chani mengernyitkan dahinya. Ia menggeleng kuat dan menjawab, "Ngasal. Lu pesen apa kek, atau naik motor punya kakak lo bareng Ningning. Naik sepeda juga boleh."

Eunbin mengerang. Perempuan itu tak biasa untuk menaiki angkutan umum atau naik kendaraan lain yang bukan miliknya pribadi. Apalagi naik sepeda, bahkan menyentuhnya saja tidak pernah.

"Sialan. Lu tadi ke sini gimana, Ning?" Eunbin sekarang melihat Ningning yang tengah membenarkan rambutnya.

"Aku tadi janjian sama Kak Chani buat ke rumah Kak Eunbin dulu naik bis, nah, abis itu aku nanti ke tempat lombanya naik bis lagi," cerita Ningning sambil menunjuk Chani yang sekarang tengah memakai lagi helm-nya.

Chani membuka kaca helm-nya dan berbicara, "Yaudah, lu berdua naik bis aja sana. Nih, pake kartu punya gua dulu."

Laki-laki itu merogoh kantongnya dan mengeluarkan dompet. Ia meraih sebuah kartu dan memberikannya ke Eunbin.

Chairmate | huang renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang