16

2.1K 304 16
                                    

Baru kali ini, kantin tampak sepi disaat jam istirahat. Renjun dan lima kawannya segera mengambil tempat duduk yang paling dekat dengan kedai makanan kesukaan mereka, kedai tteobeokki.

"Siapa yang mau nitip?" Jinyoung dan Renjun sudah menawarkan diri mereka sambil menadahkan tangan.

Jeno, Jaemin, dan Donghyuk mengacungkan tangannya dan menaruh uang sekaligus menyebutkan pesanan. Dua orang yang dititipkan mengangguk paham.

"Lah, tumben lo gak jajan, San?" Jinyoung menatap heran sahabatnya yang sedang memerhatikan sesuatu.

"San? Yoon Sanha?" Menyadari kawannya yang tak kunjung menengok, Jinyoung terus memanggil.

Sanha meletakkan telunjuknya di depan bibir dan dengan perlahan menunjuk kawanan yang tengah berjalan mendekati mereka.

"Chani? Bomin? Hyunjoon? Ngapain coba?" Jaemin melihat ketiganya ngeri. Ia menyembunyikan dirinya di belakang Jeno.

Tiba-tiba Hyunjoon maju paling depan, dan mendorong Jinyoung hingga dirinya tersungkur. Uang yang baru saja diberikan sahabat-sahabatnya itu tercecer di sekitarnya.

Renjun kaget, ia buru-buru mendekati Jinyoung dan merapikan uang di sekitarnya. Ia berulang kali memastikan kondisi kawannya itu.

"Gak jelas lo tiba-tiba dorong dia!" Jeno menggebrak meja kantin, membuat semua orang yang tengah jajan tersentak.

Chani dan Bomin tertawa menyaksikan kejadian barusan. Bomin dengan cepat menonjok perut Jeno, dan Donghyuk langsung membalas demi kembarannya itu.

"Gak usah pake urat lah anjeng! Lo kira ini bakso?" Sempat-sempatnya, seorang Yoon Sanha melawak disaat serius seperti ini.

Renjun mengepalkan tangannya kuat-kuat. Ia menatap sinis Bomin dan Hyunjoon yang telah melukai teman-temannya. Tak kuasa menahan amarah, ia menonjok dan menendang keduanya secara bersamaan.

"Kalo ada masalah sama gua, gak usah bawa temen-temen gua!" Renjun mengusap keringatnya.

Ketua mereka, Kang Chani akhirnya menghadapi Renjun. Ia sesekali melakukan ancang-ancang untuk memukul, sesekali juga menginjak kaki Jinyoung yang masih tidak dapat bangun.

"Lemah semua temen lo. Apalagi ini, berdiri aja gabisa." Chani menginjak paha Jinyoung kuat.

Tentu saja, laki-laki kurus itu berteriak kesakitan. Ia menyentuh kaki kanannya dan mengelusnya perlahan, berusaha untuk mengurangi rasa sakit.

Renjun menenangkan dirinya, meskipun dalam kepalanya kini tengah berkecamuk banyak emosi. Ia mengelus dadanya sembari menatap Chani dan yang lainnya dengan penuh kemarahan.

"Kenapa? Mau marah tapi gak bisa?" ejek Hyunjoon sambil mendorong Jaemin yang baru saja maju untuk melawan mereka.

Jaemin terjungkal di atas kursi, menimpa Donghyuk yang berada di sebelahnya. Keduanya pun terjatuh secara bersamaan.

Jinyoung menatap Renjun khawatir. Bisa bahaya, jika salah satu kawannya itu mengamuk. Kantin bisa berubah menjadi kapal pecah. Ia cepat-cepat menarik kawannya.

"Njun, jangan lakuin apapun kecuali mereka mulai," bisik Jinyoung dengan sangat perlahan. Ia menepuk pundak kawannya dan mencoba untuk berdiri. Sayangnya, ia tak bisa.

Chani, Bomin, dan Hyunjoon menatap semuanya dan berbalik. Mereka pergi, meninggalkan kantin dengan diikuti tatapan keheranan seluruh orang.

Sanha masih terdiam. Sebagai satu-satunya orang yang tidak terlukai secara fisik maupun mental, ia kebingungan juga panik.

"Ayo, ke UKS aja. Daripada lo disini makin banyak diliatin orang!" Sanha berinisiatif untuk menggotong Jinyoung yang masih terkulai lemas.

Jeno membopong kembarannya dengan susah payah, sementara Jaemin dibantu oleh Renjun untuk berjalan.

Chairmate | huang renjun✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang