4 . Perubahan

1.3K 90 11
                                        

Sepasang Ibu dan anak baru saja berjalan di depan toko Rara. Si Ibu merangkul pundak anaknya. Mereka tertawa, tampaknya sedang membicarakan sesuatu yang menyenangkan. Anak kecil itu kira-kira berusia sepuluh tahun. Ia memakai rok panjang berwarna pink dan kaus lengan panjang berwarna biru laut. Rambutnya dikepang dua. Tawanya renyah. Entah hubungan seperti apa yang dimiliki Ibu dan anaknya itu. Seberapa hangat dan seberapa akrab mereka.

Rara tersenyum. Ia mengingat untuk kali pertama Papa jatuh sakit dan divonis menderita penyakit stroke, usianya saat itu sepuluh tahun. Seusia dengan anak berambut kepang dua.

Rara memperhatikan Ibu dan anak itu yang masih asyik tertawa sepanjang jalan sampai sosok keduanya menghilang di belokan toko baju olahraga, arah jam 10 dari toko Aqua Terrarium. Rara tersenyum, lagi. Ia telah lama bertekad, kelak suatu saat nanti menikah dan mempunyai anak, ia ingin bisa multiperan untuk anak-anaknya. Sebagai ibu, sebagai sahabat, sebagai teman debat, sebagai tempat curhat ternyaman, dan sebagai poros untuk hidup anak-anaknya.

Rara begitu menginginkan keluarga yang harmonis dan hangat. Ia berkaca dan belajar begitu banyak hal yang terjadi di dalam keluarganya sendiri. Rara bukan berasal dari keluarga yang baik-baik saja.

Broken home.

Kedua orangtuanya pernah hampir bercerai. Sejak kedua orangtuanya mulai sering bertengkar, perlahan-lahan Rara berubah menjadi sosok anak yang pendiam. Sulit baginya untuk mengeluarkan pendapat atau bahkan sekadar bercerita tentang kegiatan apa saja yang dilakukannya sepanjang hari.

Saat itu usianya masih lima belas tahun. Kakak perempuan Rara yang pertama sudah sibuk bekerja, berangkat pagi - pulang malam. Sedangkan kakak perempuan Rara yang kedua sibuk kuliah dan segala macam aktivitas kepanitiaan serta organisasi di kampus.

Masa remaja Rara bergejolak tanpa memiliki daya tampung untuk semua hal yang ia rasakan. Rara berubah menjadi sosok yang dingin di dalam rumah. Sangat berlainan dengan kepribadiannya ketika berada di luar rumah. Rara bisa menjadi sangat periang dan penuh canda serta tawa saat sudah bertemu teman-temannya. Meskipun begitu, Rara tetap sulit mengeluarkan apa saja yang ia rasakan dan pikirkan. Tanpa Rara sadari, kondisi keluarganya di rumah ternyata mampu mengubah Rara menjadi sosok yang tertutup. Ia sulit membagi hidupnya dengan orang lain dan pengaruhnya berkelanjutan sampai ia dewasa.

Ting..

Notifikasi laptop Rara berbunyi, pertanda ada email masuk. Rara beranjak dari lamunan di depan toko dan kembali menuju meja kerja. Ada email masuk dari Mas Fajar, balasan untuk email revisi desain dan ilustrasi terpilih.

From: cakrawalafajar91(at)gmail(dot)com
To: rarartproject(at)gmail(dot)com

Mbak Rara, yang ini fix yah. Saya suka maksimal hehe Kira-kira bisa naik cetak kapan? Kalau lusa kita meet up bisa, Mbak? Untuk ambil hasil jadi cetaknya. Trims, Mbak Rara.

Rara memutar kepala ke arah lembaran kalender yang tertempel rapi di dinding toko. Tiga hari lagi menuju event Creative Art and Food. Bahan promosi Rara sendiri sudah rampung sejak kemarin sehingga ia bisa fokus mengerjakan project dari Mas Fajar.

From: rarartproject(at)gmail(dot)com
To: cakrawalafajar91(at)gmail(dot)com

Malam ini saya siapkan FAW nya yah, Mas. Insya Allah besok pagi bisa saya taruh di percetakan dan sore harinya bisa saya ambil. Jadi lusa kita bisa ketemu. Atau kalau Mas Fajar mau bisa sekalian mampir ke toko saya di DBS Mall, ambil hasil cetaknya hehe Tapi balik lagi ke keputusan Mas Fajar sih. Kalau jadinya mau ketemu di luar seperti kemarin juga nggak apa-apa.

Satu setengah jam kemudian, Rara tetap tidak mendapat balasan email dari Mas Fajar. 'Salah ya kalau gue nyaranin mampir ke toko? Apa gue salah ngomong ya? Hmm.. Mungkin Mas Fajar lagi sibuk. Hmm, ah, Ra! Kebiasaan! Suka ngerasa nggak enak sendiri gini. Apa perlu gue email lagi? Ralat tawaran ke toko? Nanti disangka gue bawel sama klien. Duh, Ra!!' gumamnya sambil memandangi layar laptop.

Merona OranyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang