"Perempuan di paruh waktu,
Hatinya teguh ditempa kalut
Lelaki di ujung tanduk, harapannya sederhana
Sekisah tanpa cerita
Sekisah tanpa cerita"
(Banda Neira - Kisah Tanpa Cerita)"Assalamu'alaikum, Mas Fajar?"
"Wa'alaikum salam. Apa kabar, Mbak Rara? Baik di sana?"
"Alhamdulillah baik, Mas. Udah di Jakarta, Mas?"
"Iya, Mbak. Dua jam yang lalu mendarat di cafe."
"Wah, cafe udah selesai renovasi yah? Tinggal dekorasi interior ya, Mas?"
"Alhamdulillah. Maunya sih dekorasi dibantu sama Mbak Rara. Biar Mbak Rara lihat langsung hasil desain dan ilustrasinya."
"Kalau udah rampung semua boleh dikirim fotonya ke saya, Mas."
"Akhir bulan Maret tahun depan rencana akan Grand Opening. Mbak Rara nggak mungkin pulang ke Indonesia ya?"
"Hmm.. Baru bisa pulang kalau keperluan dan acara di sini udah selesai, Mas."
"Kapan rencana pulang?"
"Mungkin minggu kedua bulan Mei."
"Waaah lama sekali. Nanti cafe saya udah ramai dengan pengunjung haha."
"Aamiin aamiin."
"Jadwal di sana lagi kosong, Mbak?"
"Hmm, lagi mencari inspirasi sih."
"Ohh sepertinya saya mengganggu. Maaf ya, Mbak. Tiba-tiba teringat Mbak Rara pas sampai di cafe."
"Eh?"
"Yasudah, dilanjutkan saja mencari inspirasinya. Saya takut mengganggu. Btw, keychain boneka pisang masih sehat? Hehe."
"Oooh, hmm.. Iya masih.."
"Syukurlah. Semangat terus yah, Mbak."
Tutt.. tutt.. Telepon mati.
Rara terdiam memperhatikan layar handphone. Sejak kemarin ia meletakkan keychain boneka pisang di dalam laci lemari di kamar. Sengaja ia lakukan untuk menghentikan bayang-bayang Mas Fajar yang selalu saja datang mengusik hati dan pikiran, tapi baru saja laki-laki itu menghubunginya, menanyakan kabar, dan mungkin sekadar basa-basi. Alih-alih menghilangkan rindu? Ia menangkap sesuatu yang ganjil dari sikap Mas Fajar. Rara menepis pikiran tentang laki-laki itu, enggan terpengaruh pada asumsinya sendiri. Satu yang ia tahu, perasaan untuk Mas Fajar tidak boleh bertumbuh. "Ra, lo hanya kagum sama dia!"
"Kursi ini kosong? Saya boleh duduk?"
Rara spontan menoleh ke arah sumber suara. Tampak Ben sedang mengarahkan jari tangan kanannya ke kursi kosong di sebelah kanan Rara. Apato sepi. Seluruh peserta Gallery Art Batch 2 dan beberapa panitia sedang makan malam bersama di salah satu restoran yang terletak di dekat Osaka Exhibition Hall. Rara sedang PMS. Perutnya agak keram, sehingga ia meminta izin untuk tidak ikut. Sedangkan Ben, tanpa memiliki alasan khusus pun, sudah dimaklumi tidak akan ikut bergabung. Hampir seluruh peserta dan panitia event sudah mengetahui karakter Ben yang dingin dan pendiam.
"Ah, iya kosong. Kalau mau duduk ya nggak apa-apa." Rara melihat Ben dengan hati-hati. Di antara seluruh penghuni Apato, sepertinya hanya Rara yang ingin diajak bicara oleh laki-laki dingin ini.
"Kamu tahu Senar Senja?"
"Eh?"
"Atau Pagi Tadi dan Figura Renata?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Merona Oranye
General Fiction"Sampai pada akhirnya yang tetap adalah yang tepat." Jangan sengaja berjalan untuk mencari. Terus saja melangkah. Dalam perjalanan, kamu akan menemukan. Ah, sesungguhnya dipertemukan, oleh semesta. Selamat menemukan! ❤ __________ Cover Design : sace...