21 . Menemukan

719 70 7
                                    

Rara kembali ke toko mengurus Aqua Terrarium, menjalani rutinitas seperti biasa. Pengalaman bergabung di event Gallery Art Batch 2 tidak akan pernah terlupa dalam ingatan Rara. Banyak pelajaran yang bisa diambil sepulang dari Jepang. Beberapa hal yang paling Rara tekankan adalah tentang kerja keras, pantang menyerah, dan semangat menghasilkan karya yang luar biasa.

Sebelum membuka toko, Rara meluangkan waktu mampir sebentar ke toko buku. Ada sebuah novel terbaru dari penulis favorit Rara yang telah terbit minggu lalu. Di rak buku 'new arrival', Rara melihat buku dengan sampul berwarna putih berjudul Gelap Terang, ditulis oleh Benderang Bagas. Pada sampul bagian depan terdapat tulisan 'Kumpulan Puisi'. Sedangkan pada sampul bagian belakang tidak ada blurb. Putih polos. Kesederhanaan dan keunikan desain sampul buku ini menarik perhatian Rara.

"Sepertinya bagus."

Rara memutuskan membeli buku kumpulan puisi itu. Sesampainya di toko, Rara mendapati kondisi toko sangat kotor dipenuhi debu dan sarang laba-laba di sudut-sudut dinding. Hampir enam bulan kepergian Rara ke Jepang bukan waktu yang sebentar. Tidak ada yang mengurus toko selain Rara.

Sebelum keberangkatan ke Jepang, ia membungkus semua produk cushion dengan menggunakan plastik bening dan disimpan di dalam lemari penyimpanan. Melihat toko dipenuhi debu dan kotoran ringan, Rara mengurungkan niat langsung membaca kedua buku itu dan memilih untuk bersih-bersih toko terlebih dahulu.

Dua jam berlalu, Rara baru bisa duduk manis di kursi yang terletak di samping meja kerjanya. Buku pertama yang ia ambil adalah Gelap Terang.

"Gelap."

Kata ini mengingatkan Rara pada malam penutupan event Gallery Art Batch 2. Malam ketika ia dan Ben saling berbicara tetapi keduanya tidak saling memandang, sibuk menikmati keindahan langit. Gelap. Sejak perpisahan di bandara, Rara dan Ben tidak melakukan komunikasi apa pun, padahal mereka sudah bertukar nomor telepon.

"Saya nyaman sama kamu."

Rara teringat kata-kata Ben di malam langit gelap waktu itu. Bagaimana bisa Ben merasa nyaman dengannya? Apa hanya karena Rara menjadi satu-satunya orang yang bisa Ben ajak bicara di antara semua peserta event kemarin? Atau hanya karena mereka memiliki kesamaan menyukai musik indie tanah air dan sama-sama menyukai karya sastra? Apa makna nyaman untuk Ben?

Rara tidak peduli. Ia membuka buku kumpulan puisi itu dan tidak menemukan profil penulis di halaman paling belakang buku.

Pendam Rekah
Untuk siapapun yang pandai memendam,
ada beriak,
ada ombak,
ada benturan.
Kelak risaumu berumah.
Kelak sudut-sudutmu merekah.

Rara tertegun membaca puisi pertama. Kemudian ia membuka halaman selanjutnya.

Menyatu Duplikat
Yang menyelam akan tahu dasarnya air.
Yang berjalan beriringan akan saling melihat bayangan.
Yang melepas peluh. Yang mengepak-ngepakkan sayap mengudara.
Yang berdoa di balik awan langit gelap.

Di Balik Sekat
Kalau aku menghilang, kamu tak perlu khawatir.
Temui aku di tulisan-tulisanku.
Siapa tahu ada kamu di sana.
Aku suka bersembunyi di balik sekat-sekat.
Bukan sengaja untuk dicari.

Semesta Bermain
Diintip-intip tak ada.
Dibiarkan muncul sendiri.
Kadang jawaban takdir selucu itu.
Teori petak umpet.

Rara jatuh cinta. Pada setiap kata yang tertulis. Pada setiap rangkaian aksara. Pada setiap makna yang tersirat. Rara jatuh cinta, pada Gelap Terang.

***

Maret 2016.

Papa terlihat lebih kurus. Berhubung aku bekerja dari rumah, aku bisa memastikan kalau Papa makan normal seperti biasa. Pintu kamarku dan meja makan di dapur bisa ditarik satu garis lurus. Papa selalu makan tepat waktu, tiga kali sehari. Bunda juga selalu menyediakan buah untuk Papa di atas meja makan, tetapi kondisi Papa lebih kurus dapat terlihat dengan jelas. Pipinya semakin kempot. Daging di kedua kakinya juga terlihat seperti menipis. Tidak padat berisi seperti biasanya. Sudah seminggu aku menyadari perubahan kondisi tubuh Papa.

Kenapa ya?

***

Merona OranyeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang