[ EDISI REPUBLISH ]
ʜᴇ'ꜱ ᴍʏ ʜᴜꜱʙᴀɴᴅ
Kota New York yang penuh dengan hiruk pikuk kendaraan nampak apik ketika di malam hari. Namun, juga nampak seperti malaikat maut jika bertemu dengan orang yang salah. Kota itu menjadi tempat tinggal jutaan nyawa yang saling bersaing untuk mencapai puncak rantai kehidupan. Namun, di kota itu banyak pula jiwa yang harus bekerja banting tulang hanya untuk menyambung hidup.
Ayra, merupakan salah satu dari jutaan orang pekerja keras itu. Dia bekerja di salah satu cafe 24 jam sepulang sekolah hingga larut malam. Takut? Tentu saja. Setiap pulang bekerja, dirinya selalu berlari untuk mencari kendaraan umum, walaupun sangat sedikit kemungkinannya. Tak jarang pula dia harus berlari sampai rumahnya yang berjarak satu kilometer dari cafe tempatnya bekerja. Jangan bertanya kendaraan yang dia punya. Bahkan, untuk membeli sebuah sepeda ontel bekas pun dia harus berpikir jutaan kali.
Tak jarang pula dia bekerja hingga hari menjelang pagi. Namun, dia sudah dapat membagi waktunya antara bekerja dan bersekolah. Dia juga masih dapat mempertahankan posisinya sebagai juara pertama paralel, walaupun setiap pulang sekolah dia masih harus bekerja untuk kebutuhan sehari-hari.
"Zayra Zeyna!" panggil Mrs. Janeth—guru bidang kimia ter-killer yang pernah ada—, setengah berteriak. Namun, tidak ada tanda-tanda jika seseorang yang dimaksud akan menjawabnya.
Semua tatapan langsung tertuju pada sosok gadis kurus yang masih terlelap di mejanya. Alana, teman sebangku sekaligus teman dekat gadis itu, langsung menyenggol lengannya dengan cukup keras. Tapi, masih tidak ada respon.
Mrs. Janeth yang sudah geram, langsung menghampiri meja mereka.
Brakk!!!
Dalam sekali gebrakan yang langsung menggema di seluruh ruang kelas, sosok gadis yang tadinya terlelap sontak menegakkan tubuhnya. Dia terkejut saat melihat Mrs. Janeth sudah berada di hadapannya.
"Berani sekali Anda tidur di kelas saya, Nona Zayra!" bentak Mrs. Janeth. Raut wajahnya lebih mengerikan dibanding saat beliau mengajar setiap harinya. Oh jelas, dia sedang murka sekarang. Dan objeknya saat ini adalah si gadis malang.
"Ma-maaf, Mrs.," ujar Ayra pelan, masih setengah mengantuk. Karena semalam dia lembur sampai pukul 4 dini hari, membuatnya tak sempat tidur sama sekali. Karena jika dia menyempatkan diri untuk tidur barang sejenak saja, maka sudah dipastikan bahwa dirinya tidak akan berangkat sekolah dikarenakan bangun kesiangan.
"Cepat keluar dari kelas saya sekarang!" bentak Mrs. Janeth lebih keras, membuat beberapa murid tersentak.
"Mengerikan..." Begitulah bunyi salah satu bisikan dari sekian bisikan yang tidak terjangkau pendengaran Mrs. Janeth.
"Baik, Mrs.," jawab Ayra pasrah, lalu berjalan gontai keluar kelas. Tidak menghiraukan tatapan Mrs. Janeth yang seolah ingin menjadikannya sebagai bahan percobaan lab-nya.
Ayra benar-benar mengantuk, tubuhnya benar-benar lelah. Gadis itu berjalan lunglai menuju UKS untuk beristirahat, atau lebih tepatnya tidur pagi. Dia tidak peduli lagi jika Mrs. Janeth menemukannya tidur di UKS dan bukannya menjalani hukuman dengan berjemur di lapangan. Sungguh, dia butuh tidur sekarang.
Beruntung lagi, hari ini tidak ada penjaga UKS yang biasanya akan menanyai ini-itu, sehingga dia bisa langsung istirahat tanpa harus mencatat alasannya beristirahat di UKS saat jam pelajaran masih berlangsung.
Tanpa memperhatikan sekitar, gadis itu langsung menjatuhkan tubuh lelahnya di brankar UKS. Sampai-sampai, dia lupa kalau sepatunya belum dilepas.
"Ah, akhirnya...," gumamnya, kemudian terlelap. Hanya butuh hitungan detik bagi Ayra untuk memejamkan matanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
He's My Husband [ REPUBLISH ]
Teen Fiction[ REPUBLISH ] Beberapa bagian akan berubah, sesuai rencana. Semoga gak jauh-jauh dari ekspektasi kalian, ya... . . Hidup memang keras. Tapi, sekeras apapun itu, tetap saja kita harus menjalaninya. Seperti kehidupan seorang Zayra Zeyna. Mungkin, kehi...