Steffi menopang dagunya dengan tangannya yang bertumpu dimeja.
Hari ini Steffi merasa senang karena katanya semua kelas akan kembali dibagikan. Itu otomatis dia ada harapan untuk sekelas sama Iqbaal.
Steffi bersyukur karena dia masuk jurusan Ipa, coba aja dulu dia keukeuh masuk jurusan Ips, mungkin sekarang dia akan kesal sendiri.
"Steffi!" Pekik salah satu teman sekelas Steffi membuat Steffi berjengkit kaget.
"Apa Sal?"
"Ih baru nyaut. Dari tadi ngelamun aja sih lo! Ngelamunin apa hayoo?" Salsha menunjuk wajah Steffi sambil tersenyum jail.
"Apaan sih. Jangan ngeres ah!"
"Lho? Gue kan nanya ngelamunin apa? Kok lo mikir gue ngeres? Ah! Lo... "
"Nggak! Nggak!"
Salsha tertawa terbahak melihat ekspresi Steffi. Wajah Steffi memerah. Oh ayolah padahal Steffi cuma lagi mikirin Iqbaal bukan ngeres tapi kok rasanya kayak ketangkap basah lagi mikirin yang ngeres gitu?
Salsha, lengkapnya Salshabilla. Satu-satunya teman sekelas Steffi yang mau berbicara dengan Steffi dan tentunya ga pernah ngeluh dengan kebiasaan Steffi yang menggunakan Aku-Kamu.
Salsha adalah anak dari tukang kebun disekolah itu.
SMA Duta Prasa yang dikenal dengan SMA Dupra itu adalah salah satu sekolah swasta favorit diJakarta.
Ya taulah, yang namanya favorit udah pasti sekolahnya bagus, besar dan juga dilengkapi fasilitas terbaik.
Maka dari itu ayahnya Salsha, melamar sebagai tukang kebun disekolah itu karena bayarannya cukup besar dan juga ia bisa selalu bertemu anak satu-satunya itu.
Kenapa harus tukang kebun? Ya sebagai lulusan SMP ayahnya Salsha gabisa berharap banyak. Dapat kerjaan aja udah bersyukur.
Salsha? Dia ga pernah malu ngakuin ayahnya itu. Sebagai siswa penerima beasiswa penuh untuk apa bersikap sombong, dia malah bersyukur bisa sekolah disekolah favorit ditambah bisa terus bertemu ayahnya.
"Ada apa Sal?" tanya Steffi.
"Ah itu, gue berharap semoga kita sekelas lagi? Hehhe, gue ngerasa cocok aja sama lo. Lo tau kan disini tuh muridnya pada mandang kasta dan harta gitu, gue yang ga punya apa-apa bisa apa? Mereka cuma dateng kegue cuma ada butuhnya, ya lo taulah apa selain nyontek tugas? Kalo lo kan ga gitu ya? Lo ga mandang gue anak orang miskin kan?" jelas Salsha yang diakhiri pertanyaan pada Steffi.
"Ya ngga lah. Aku kan sama kayak kamu, aku ga punya apa-apa kok. Aku cuma anak pengusaha kecil-kecilan bukan anak direktur."
Iya, alasan keluarga Steffi pindah dari Bandung kejakarta adalah untuk mengadu nasib. Papahnya Steffi membuka restoran kecil bersama mamahnya dan Ajun Perwira kakak satu-satunya Steffi mencoba mencari kerja diJakarta.
"Nah itu, semoga kita bisa terus berteman baik. Gue bersyukur lo masuk sekolah ini." Salsha tersenyum manis pada Steffi dan dibalas senyuman manis juga dari Steffi.
Memang hanya Salsha sih yang mau bicara dengan Steffi meski bukan membicarakan suatu hal yang penting.
S E M E S T A
Steffi bersorak senang karena ia melihat namanya berada didalam satu deretan bersama Iqbaal. Dan ya juga Salsha.
Ah, doa Salsha ternyata terkabul.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta (Sudah Terbit)
Fanfiction(Sebagian cerita dihapus) Iqbaal Dhiakhfahri adalah sosok yang dingin sejak kepergian pacarnya. Akhir-akhir ini ia selalu merasa hidupnya tak tenang karena ulah seorang gadis. Murid pindahan dari Bandung yang bernama Stefhanie Zamora yang akrab dipa...
