[4] Malu

3.5K 251 19
                                    

"Perfect!!!" Pekikan bangga Steffi membuat Deviena terkekeh. 

Deviena adalah juru masak direstoran orang tua Steffi yang tak lain juga anak dari adik papahnya Steffi yang berarti Deviena itu keponakan papahnya Steffi dan sepupu Steffi. 

"Aa pasti diterima kan teh setelah perempuan yang aa taksir dikasih kue ini? Liat dongg kuenya cantik!" ucap Steffi.  Deviena terlihat sedang menilai kue buatan Steffi yang memang cantik dan rasanya pasti enak.

"Pasti!" jawab Deviena dengan antusias. 

Steffi tersenyum senang. 

"Steffi pernah liat perempuan yang ditaksir aa? Gimana?  Cantik ga?" tanya Deviena yang terlihat penasaran.  Ya mereka bertiga itu udah seperti saudara kandung,  karena sejak kecil mereka bermain bersama.  Hingga sampe keluarga Steffi pindahpun Deviena ikut dan bekerja direstoran milih omnya itu. 

"Gatau sih teh, kan aa baru kerja 2 bulan. Tadi juga Steffi baru pertama kali dateng ke tempat kerja aa." Steffi menjawab sambil membawa kue tersebut kedalam lemasi es untuk nanti malam. 

"Heumm, kalo kamu?  Udah ada dong yang kamu taksir?" Deviena menggoda Steffi yang kini sedang membasuh tangannya.

"Apasih teh, baru juga sekolah." Steffi mengelak.

"Bohong yah kamu,  emang teteh ga liat tadi kamu dianter cowo pake motor besar itu?"

"Oh teteh liat? Dikira ngga heheh." Steffi tampak biasa saja,  padahal Deviena berharap Steffi salah tingkah.

"Serius bukan siapa-siapa?  Padahal diliat pake helm aja udah keliatan ganteng tau.  Dia ganteng kan?"

"Heumm ganteng." Steffi berjalan mendekati Deviena yang setengah duduk dimeja. "Tapi kayak es Batu hahaha." Steffi meneruskan kalimatnya saat sudah didepan Deviena. 

Deviena tersenyum lalu menggelengkan kepalanya. 

S E M E S T A


Iqbaal terlihat manly dengan setelan sederhananya. Celana ripped jeans dan jaket kulit aja udah bikin dia keliatan jantan banget. 

Iya,  emang biasanya juga jantan kok.  Cuma ya kali ini tuh tingkat kejantanannya bertambah.  Apalagi rambut hitamnya yang sedikit acak-acakan.

Steffi terkejut saat melihat pelanggan yang baru saja datang ialah Iqbaal.  Dan tanpa ragu Steffi mendekati Iqbaal. 

"Mau pesan apa?" Steffi tersenyum manis dengan buku note kecil yang udah dia pegang lengkap dengan pulpennya untuk menuliskan pesanan Iqbaal. 

"Gausah senyum gitu."

"Kenapa?  Aku kan cuma lagi ramah sama pelanggan?"

Iqbaal memutarkan bola matanya malas. Kenapa juga dia malah pergi ketempat ini. 

Bodoh.

"Jadi mau pesan apa?" Steffi mengulang kembali pertanyaan dengan sedikit kekehan.  Dia merasa lucu sendiri. 

"Latte." jawab Iqbaal singkat.

"Itu aja?"

"Heum."

"Oke, ditunggu pesanannya." Steffi melemparkan senyum sebelum berlalu menuju dapur. 

Jika tidak ada kesibukkan Steffi akan membantu orang tuanya direstoran.  Entah itu sebagai pelayan,  kasir atau apapun yang ia bisa.

Semesta (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang