[25] Hari Spesial

3.3K 222 77
                                    

Iqbaal kembali mematut dirinya dicermin. 

Iqbaal udah rapi pake kaos putih oblong dibalut kemeja kotak-kotak merah dan celana jeans hitam juga ga lupa sepatu converse putihnya.

Biasa memang. Style Iqbaal banget, tetep ganteng.  Tapi yang ga biasa kali ini Iqbaal persis kayak perempuan yang mau pergi kencan. 

Iqbaal udah habisin waktu 2 jam setengah cuma untuk mematut dirinya dicermin juga beberapa kali merapikan tatanan rambutnya.

Oh ayolah seorang Iqbaal Dhiakfahri itu ga pernah selebay ini.  Kecuali kalo mau ketemu Steffi ehe

Iya,  Iqbaal rencananya mau ajak Steffi jalan-jalan. Iqbaal tau sekarang ini pikiran Steffi lagi kalut soal narkoba yang ditemuin ditasnya. 

Padahal udah 3 hari berlalu,  tapi Steffi masih dianggap pemakai atau pengedar padahal ga ada bukti konkrit.

Steffi masih menunggu untuk pemeriksaan selanjutnya karena sekolah ga mau masalah ini bocor keluar sekolah. Maka dari itu mereka dengan hati-hati mengurus kasus ini. 

Iqbaal mengendarai motornya dengan kecepatan maximal.  Dia gamau bikin Steffi nunggu. 

Hah. Sejak kapan Iqbaal peduli sama Steffi?  Biasanya juga nganggep Steffi itu remahan ranginang. 

Ga butuh waktu lama untuk Iqbaal sampai direstoran milik orang tua Steffi. Dan ia stera bergegas masuk kedalam.

Menjemput Steffi disini adalah permintaan Steffi sendiri.

Saat masuk,  mata Iqbaal langsung tertuju pada gadis berambut coklat yang kini dikuncir rambutnya dengan epron khas restoran itu yang menempel di pinggangnya sedang menulis pesanan pelanggan. 

Iqbaal terpaku sesaat.

Ia terpesona melihat bagaimana raut wajah ceria Steffi, persis seperti Dea.

Tidak,  ia tidak sedang memikirkan Dea yang mirip Steffi atau sebaliknya.  Tapi, saat Iqbaal menatap Steffi,  Iqbaal merasa terlahir kembali sebagai orang yang baru.

Tatapan Iqbaal belum terlepas hingga Steffi menyadari jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya. 

Iqbaal langsung salah tingkah,  tapi ia ga sanggup buat ngalihin pandangannya.  Sampai Steffi menggerakan bibirnya seperti berkata tunggu sebentar ya lalu tersenyum dan masuk kedalam dapur.

Saat Steffi mengilahng dibalik pintu dapur,  Iqbaal baru bisa memutuskan pandangannya dan berjalan menuju meja yang menghadap jendela sambil menunggu Steffi. 

S E M E S T A

"Whoahhhh!!!."

Steffi berseru senang.  Iqbaal membawanya pergi kepantai ancol. 

Sederhana memang, entah kenapa Iqbaal kepikiran untuk bawa Steffi kepantai dan yang terdekat memang hanya pantai ancol.

Tadinya Iqbaal ingin membawa Steffi kepulau seribu.  Tapi setelah dipikir kembali Steffi adalah gadis polos.  Ia pasti senang dibawa kemanapun, bukan berarti Iqbaal menggampangkan soal itu.  Tenang aja Iqbaal udah memikirkan 1 pulau yang akan ia kunjungi bersama Steffi nanti.

"Baru kepantai?."

Steffi mengangguk kuat, ia memang belum pernah kepantai.  DiBandung ia hanya mengunjungi pergunungan,  perkebunan,  Taman,  dan kalo yang bertema air paling hanya keair terjun atau curug.  Kalo pantai belum.

Semesta (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang