Iqbaal terus berguling kekanan dan kekiri. Dia gabisa tidur.
"Arghhh!"
Iqbaal melempar selimut tebalnya, ia kesal. Ucapan Vannesa membuatnya susah tidur, kenapa bisa gadis itu tau Steffi yang diselamatkan Dea saat itu? Bahkan dirinya saja baru tau.
Iqbaal masih ingat, dulu Vannesa adalah gadis yang baik, periang seperti Dea, bedanya Vannesa lebih banyak menyimak dari pada berpendapat. Perpaduan yang pas antara Dea dan Vannesa.
Vannesa anak yatim piatu, sejak kecil dia dibesarkan oleh neneknya karena kedua orang tuanya meninggal karena kecelakaan lalu lintas saat Vannesa berusia 3 tahun. Dan neneknya yang membesarkan Vannesa ikut menyusul kedua orang tuanya saat ia menginjak bangku kelas 1 SMP.
Vannesa yang dulu adalah Vannesa yang banyak diam. Tak punya teman, hingga akhirnya Dea menganjaknya berteman.
Dea yang terlihat kemana-mana bersama dua laki-lakinya yang sangat menyanyanginya itu membuat Vannesa sedikit iri. Namun Vannesa masih bisa bersyukur karena bisa kenal sama Dea.
Kemana-mana Dea selalu diapit oleh kedua laki-laki itu, kakaknya dan juga Iqbaal. Dan Vannesa hanya bisa mengikuti disamping Iqbaal meski dengan jarak diantara mereka.
Sampai akhirnya saat Dea dan Vannesa naik kelas 2 SMP, Vannesa menyadari jika dirinya menyukai Iqbaal. Entah apa yang membuat Vannesa suka? Mungkin karena dulu Iqbaal baik, sampai Vannesa mendengar kabar bahwa Dea dan Iqbaal resmi menjadi berpacaran.
Bagai disambar petir di siang hari, Vannesa selalu memcoba berpikir positif antara kedekatan Dea dan Iqbaal itu tak lebih karena Iqbaal menganggap Dea adik. Tapi ternyata, mereka berdua saling menyukai.
Vannesa berubah. Vannesa jadi menjaga jarak dengan Dea dan setelah 3 bulan Dea dan Iqbaal berpacaran Vannesa tiba-tiba mengajak Iqbaal ketemuan.
"Ada apa Van? Tumben? Dea baik-baik aja kan?" tanya Iqbaal saat sudah sampai dihadapan Vannesa yang meminta Iqbaal menemuinya.
Hati Vannesa panas, baru juga sampai udah nyebut nama Dea.
"Dea gapapa kok."
"Terus kenapa?"
"Lo ga sibuk kan kak?"
"Nggak."
"Gue sama Dea bakal masuk SMA Dupra."
"Gue tau. terus?"
Vannesa menghela nafas, Iqbaal itu bukan tipe orang yang suka basa-basi.
"Gue suka sama kakak."
Iqbaal tertawa geli. Iqbaal pikir gadis didepannya ini lagi bercanda.
"Gue tau Van, bentar lagi Dea ultah. Terus kalian berdua lagi ga saling ngomong kan? Lo pasti lagi bikin rencana untuk Kasih Dea suprise? Lo mau bikin Dea cemburu gitu?"
Vannesa menjatuhkan rahangnya, Iqbaal pikir ini rencana? Untuk Dea? Hah! Iqbaal gatau betapa susahnya Vannesa ingin ungkapkan semua ini. Bahkan sejak dia kelas 2 SMP.
"Gue serius."
"Serius?"
"Serius suka sama lo kak."
Iqbaal terdiam. Iqbaal paham sekarang, Iqbaal termasuk pria peka.
"Lo tau gue--"
"Gue rela kok jadi yang kedua."
Iqbaal lagi-lagi terdiam. Dia ga tega jika harus bersikap kasar sama Vannesa yang menurut cerita dari Dea Vannesa itu udah ga punya orang tua. Tapi Iqbaal ga mungkin duain Dea, lagipula cintanya cuma sama Dea.
KAMU SEDANG MEMBACA
Semesta (Sudah Terbit)
Fanfiction(Sebagian cerita dihapus) Iqbaal Dhiakhfahri adalah sosok yang dingin sejak kepergian pacarnya. Akhir-akhir ini ia selalu merasa hidupnya tak tenang karena ulah seorang gadis. Murid pindahan dari Bandung yang bernama Stefhanie Zamora yang akrab dipa...