[8] Teman?

3.1K 224 22
                                    

Awkward meliputi sepasang anak Adam saat ini. 

Iqbaal dan Steffi terlihat canggung. 

Steffi sudah duduk manis disamping Iqbaal.  Ia terus menundukkan kepalanya, dia malu.  Yaampun!  Kalo Steffi anak umur 5 tahun sih gak apa-apa dipangku-pangku.  Lah ini? Udah mau 16 lho.  Yakali?  Pengunjung yang lain banyak yang menggelengkan kepalanya,  mereka yang sempat memperhatikan Steffi dan Iqbaal.  Bersyukur selebihnya cuek dan acuh saja. 

"Ehhem." Iqbaal berdeham untuk memecahkan kecanggungan diantara mereka. 

Iqbaal itu lebih suka denger ocehan Steffi dibanding diem-dieman kayak gini. 

Steffi menegakkan badannya.  Ia masih tak berani menatap Iqbaal disampingnya. 

"Sorry.  Gue reflek tadi." Sesal Iqbaal. Karena bukan hanya Steffi yang merasa aneh pada jantungnya saat kejadian tadi. Iqbaal juga sama. 

Steffi menghembuskan nafasnya. "Iyah gapapa.  M-makasih udah mau nolong." suara Steffi sedikit gemetar.  Dia gugup. 

Iqbaal menaikkan sebelah alisnya setelah mendengar jawaban Steffi.  Iqbaal menoleh lalu ia tersenyum tipis. Iqbaal bisa liat pipi tembam Steffi memerah. Malah merah banget.

"Lo kepanasan?" Iqbaal mencoba mengalihkan pembicaraan agar mereka tidak kembali dalam suasana canggung.

"Hah?" Steffi menoleh pada Iqbaal. 

"Gue tanya lo kepanasan?" ulang Iqbaal. 

"Ngga kok."

"Tapi muka lo merah." ujar Iqbaal sambil nahan kekehannya, dia itu bermaksud untuk menggoda Steffi.  Tapi emang dasarnya gadis disebelahnya ini polos jadi ga ngerti maksud Iqbaal. 

Steffi mengipas-ngipas wajahnya dengan tangannya. "Hah!  Iyah aku kepanasan.  Huh. Panas banget yaa."

Steffi paham wajahnya sekarang pasti udah merah banget. Akh!!  Memalukan batinnya. 

Iqbaal menekan bibirnya agar tawanya tidak meledak. 

Oh ayolah siapapun yang lihat ekspresi Steffi sekarang pasti bakal ketawa geli.  Steffi lucu banget. 

S E M E S T A

"JADI LO YANG AMBIL PONSEL GUE?" Teriak Cassie menggema diseisi kelas. 

"M-maa-maaf Cas." Ucap gadis dihadapan Cassie. 

Plakk

Juga suara tamparan yang membuat siapapun yang melihat meringis. Bahkan orang yang Cassie tampar hingga terhuyung menabrak meja disampingnya.

"ORANG MISKIN KAYAK LO GA PANTES SEKOLAH DISINI!  LO CUMA JADI SAMPAH! LIAT SEKARANG? LO MALING PONSEL! CK!  BESOK APA LAGI?" teriakkan Cassie kembali terdengar. Tangannya sudah kembali ia angkat keatas bermaksud untuk menampar sisi kiri pipi Rebbeca. 

Gadis dihadapan Cassie adalah Rebbeca yang baru saja mengembalikan ponsel Cassie. 

Rebbeca memejamkan matanya. Ia takut merasakan perih dan panas dipipinya untuk kedua kalinya. 

Tapi hampir beberapa detik Rebbeca tidak merasakan apa-apa dipipinya.  Selain pipi sebelah kanannya yang masih terasa panas dan perih. 

"Dia udah balikin ponsel kamu. Mana ada pencuri mau balikin apa yang dia curi." Ucap Steffi sambil melepaskan tangan Cassie yang ia tahan.

Semesta (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang