[20] Berdua

2.8K 216 26
                                    

Ini belum direview ulang.  Sambil baca tolong koreksi ya kalo ada typo atau kurang kata atau ada kata yang kurang pas hehhe 😀

S E M E S T A

Steffi memejamkan matanya. Ia benar-benar takut saat ini. 

Iqbaal terkekeh melihatnya disamping Steffi. 

Kalian tau dimana sekarang Iqbaal dan Steffi berada? 

Helikopter pribadi milik keluarga Iqbaal. Mereka sedang menuju Surabaya saat ini. 

Setelah puas meluapkan tangisnya ditaman hingga pukul 5 sore,  Iqbaal mengantarkan Steffi kerumahnya,  Steffi pikir memang hanya mengantar.  Taunya Iqbaal langsung minta ijin pada Amira, mamahnya Steffi untuk membawa Steffi keSurabaya. 

Awalnya Amira tidak mengijinkan,  mengingat Steffi, putri semata wayangnya tidak pernah pergi jauh.  Apalagi tanpa orang tua.  Namun entah bagaimana Iqbaal bisa membujuk Amira untuk mengijinkannya dan akhirnya diijinkan.

Lagipula besok adalah hari minggu,  dan Iqbaal janji.  Besok pagi sudah mengantarkan Steffi pulang.

Setelah Steffi siap,  Iqbaal langsung membawa Steffi menuju apartemen milik keluarganya karena disana juga helikopternya sudah siap dan akan segera terbang setelah Iqbaal berganti baju. 

Iqbaal menggenggam tangan Steffi dan langsung diterima Steffi dengan cepat.  Steffi menggenggam tangan Iqbaal begitu kuat.

Katakanlah Steffi nora? Tapi memang benar Steffi belum pernah naik kendaraan yang berjalan diudara,  apalagi yang Steffi naikki ini bukan pesawat tapi Helikopter.

Iqbaal membiarkan tangannya diremat erat oleh Steffi.

Iqbaal juga gatau kenapa mau bawa gadis ga normal ini keSurabaya.

Bukannya disana bakal ada orang tua Iqbaal,  terutama ayahnya yang berencana akan mengeluarkan Steffi.

Iqbaal tentu tidak senekat itu, orang tua Iqbaal sudah terlebih dulu ada diSurabaya,  dan sekarang ini sedang menuju Jakarta kembali.  Lagian Iqbaal hanya akan langsung menuju makam neneknya.

Wajah Steffi terlihat kosong.  Dia seperti orang yang baru bangun tidur, linglung. 

"Belom pernah naik helikopter?" tanya Iqbaal setelah keduanya mendarat diatap hotel diSurabaya.

Steffi menggeleng sebagai jawaban,  dia masih merasakan getaran saat duduk dikursi helikopter. 

Iqbaal tersenyum tipis lalu menarik tangan Steffi untuk mengikutinya karena gadis itu masih belum sadar sekarang.  Masih linglung.

Setelah 30 menit terbang,  Iqbaal dan Steffi sekarang sudah berada dimobil yang akan membawa mereka langsung menuju makam.

"Kamu, bakal nangis lagi?"

Itu adalah pertanyaan pertama Steffi setelah sadar,  dan apa? Dia langsung bertanya dengan polosnya apa Iqbaal akan menangis?  Tentu jawabannya tidak.  Bukannya tadi Iqbaal udah janji takkan nangis lagi. Neneknya gakkan suka cucunya terus menangisinya.

"Menurut lo?"

"Jangan cengeng.  Hidung kamu bisa tambah merah." ujar Steffi dengan santai sambil menatap keluar. 

Mata Iqbaal membulat, cuma sebentar dan langsung dapat mengontrol ekspresinya.  Apa benar hidungnya merah? Memalukan. 

S E M E S T A

Biasanya,  yang namanya malam terus berada dikuburan itu pasti membuat sebagian orang takut kan? Tapi tidak untuk Iqbaal dan Steffi. 

Semesta (Sudah Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang