Semalam Dirga mengatakan padaku bahwa ia memintaku menemaninya dalam suatu acara, katanya acara pernikahan anak salah satu temannya.
Entah mengapa aku merasa tidak ingin ikut, aku tidak percaya diri, tetapi demi menjaga perasaan lelaki itu, aku akhirnya mengalah, ini pertama kalinya aku kembali datang ke acara pernikahan, setelah acara pernikahan Roy dan mbak Lala yang menyakitkan, aku membenci acara seperti itu.
"Aku malu ga."
Dirga terkekeh saat kami sudah sampai di loby hotel bintang 5 tersebut, aku merasa minder setelah melihat deretan mobil mewah yang terparkir disana, pasti banyak orang penting disini kan?
"Malu karena datang dengan saya?" Dirga tersenyum lembut.
"Aku ngerasa ga pantas ga, aku cuma resepsionis, tap.."
"Dikantor kamu, kamu resepsionis tapi saat sama aku, kamu wanitaku."
What? Dia bilang aku wanitanya? Apakah benar Namira dan Dirgantara selama ini berpacaran? Kenapa Namira sering merasakan tidak percaya?
"Ayo turun Miss Dirgantara." Dirga mengusap tanganku dan segera turun, aku ikut turun dan menunggu Dirga tiba disampingku, saat ia tiba tanganku langsung diraihnya, aku menoleh padanya, dengan senyum yang tidak pernah pudar, kami segera melangkah menuju ballroom.
°
Suasana ballroom hotel ini sungguh ramai sesak, banyak orang yang terlihat berlalu lalang, termasuk artis-artis ibu kota, aku semakin merasa kecil, merasa kerdil, merasa bukan apa-apa.
Aku mengeratkan tanganku pada Dirga, ia menoleh dan tersenyum, lagi.. aku merasa bahwa aku baik-baik aja, akan baik-baik saja.
"Dirga!" Sapa seorang wanita yang langsung mendaratkan pipinya ke pipi Dirga kanan dan kiri, aku lihat Dirga tertawa padanya.
"Long time no see Yas!" Dirga terlihat bersemangat sekali.
"Woh mister Dirgantara! Kemajuan yang sangat pesat ya sudah berani menggandeng perempuan! Aduh..."
Wanita yang dipanggil Yas mengaduh sakit karena keningnya di sentil oleh Dirga, aku malah terkekeh dibuatnya.
"Mbak jangan mau sama dia, galak!"
"Jangan pengaruhi dia dengan omongan kosongmu yas!"
Lagi-lagi aku tertawa, aku senang melihat interaksi 2 manusia ini, harusnya aku cemburu kan melihat mereka bercipika cipiki ria, tapi aku tidak merasakan apa-apa, aku membulatkan mataku, apakah aku tidak sungguh-sungguh memiliki perasaan pada Dirga? Atau memang karena mereka yang tidak mencurigakan?
"Aku Yasmine mbak, musuh bebuyutan Dirgantara dari zaman dalam perut."
"Cih.. gue kenal Lo aja kagak!"
Baru kali ini aku mendengar Dirga menyebut dirinya gue. Lucu juga.
"Bodo! Mbak kok mau sih sama dia? Mbak ga ragu apa sama kejantanan dia? Seumur Sheril m burungnya ga pernah bangun, jangan-jangan burungnya sudah mati mbak!"
"Lo ya!" Dirga melepas genggamannya ia lalu mengapit leher Yasmine sambil menjitak-jitak kepala wanita itu.
"Dirgantara! Gimana gue mau dapet laki Lo rusak dandanan gue kayak gini."
"Dasar perawan tua!"
"Dasar duda bukan, perjaka bukan!"
"Sialan!" Dirga melepas tangannya pada Yasmine dan membenarkan bajunya, ada perasaan sedikit nyeri diulu hatiku, apakah aku sudah mulai cemburu?
"Mbak aku ke toilet dulu ya." Yasmine beranjak tanpa pamit pada Dirga sepertinya dia sudah benar-benar kesal pada lelaki itu.
"Maaf Nam, dia memang begitu dari dulu."
KAMU SEDANG MEMBACA
the second
Romance#565 in romance 110818 Warning 17+ Aku sudah menerimanya, bila jalan hidupku memang begini, mengandalkan lekuk tubuhku untuk mencari perhatiannya. Menjadi istri kedua bukanlah hal yang mudah, cinta, harta dan cemburu melebur menjadi satu. Sangat sul...