pertemuan tak terduga

7.5K 271 5
                                    

Demi apa ini belum diedit sama sekali, jadi kalau misalnya ada yang tersesat baca ini dan menemukan hal aneh didalamnya, coba berbisik.

Happy reading ^^

°

Setelah 5 hari semenjak kejadian itu mas Dani tidak pernah menghubungiku, sialannya tabunganku yang masih atas namanya dia blokir, hahaha aku tertawa saja dia tidak tahu kalau setiap bulannya aku selalu menyisihkan 30% uang yang ia berikan ke rekening atas namaku sendiri, karena dahulu aku yakin saat ini pasti akan tiba, pintarkan Namira?

Aku keluar dari ATM setelah mengecek saldo dan menarik beberapa lembar kertas, aku bertekad akan bekerja setelah ini, untungnya aku membawa fotocopy ijazah beserta surat-surat lainnya yang dapat menunjang untuk melamar pekerjaan, yeah meski semua hanya berupa fotocopy saja.

Meski aku sering minder karena di usiaku yang sudah 27 tahun aku sama sekali tidak memiliki pengalaman kecuali pengalaman mengangkangi pacar dan suami orang, seperti Royan dan Dani.

Aku kembali memasuki Pajero putih yang ku beri nama lili, sepertinya aku harus menjual lili, membeli kendaraan yang tidak terlalu mewah dan membeli perhiasan untuk bahan investasi ku kelak.

Bukan ide yang buruk.

Menonton film adalah hal yang aku inginkan saat ini, setidaknya aku tidak merasa sendirian nanti, setelah membeli tiket untuk satu orang aku segera membeli popcorn dan minuman soda, sambil menenteng amunisi, aku berjalan cepat, menurut petugas tiket tadi 10menit lalu filmnya sudah dimulai, aku berjalan sambil sesekali melirik letak studio karena aku sedang sibuk berceloteh ria bersama Intan di WA.

Aku bersyukur ada Intan, dia membuat hidupku berwarna, dia membuat aku merasa tidak kesepian, dia merubah segalanya termasuk cara pandangku terhadap sebuah perasaan.

Aku melotot saat melihat kursi yang akan aku duduki ditempati oleh seorang pria, apa dia tidak memiliki tiket? Tidak melihat nomor tiketnya?

Aku menghentakan kaki dan mengucapkan permisi pada orang-orang yang aku lalui karena aku memilih untuk duduk ditengah.

"Permisi!" Kataku padanya, pada orang yang telah merebut kursiku.

"Ssuuttt.."

"A kelihatan woi."

"Mba.. minggir."

"Mas permisi ini kursi saya."

Lelaki itu memandangku sambil menyernyit lalu menoleh pada sisi kiri dan kanannya.

"Ck.. mas ini kursi saya, bisa minggir?"

Orang-orang semakin buas meneriakinya, bahkan aku sampai dilempari pop corn, sialan!

"Ini kursi saya mba."

"Plis deh mas kalau ga punya tiket jangan nyerobot gini, tuh lihat" aku menyodorkan tiket yang ku pegang sedari tadi, ia menerimanya dan membacanya sekilas lalu memasukan pada saku jaketnya.

"Heh mas siniiii tiket saya!"

"Huuuuuu..."

Aku mendengar surakan dimana-mana, bahkan film horror yang mereka tonton juga tidak mereka abaikan.

Tunggu?

Film horror?

Ng...

Lelaki itu bangkit lalu menarikku, menggenggam tanganku untuk keluar studio.

"Mas lepasin!" Berontak ku

"Mas sama mba nya kalau pacaran terus mau berantem jangan ganggu acara orang lain!"

the secondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang