Pertarungan Hati

4.3K 226 2
                                    

Sebenernya aku udah bisa update dari 2 hari lalu, tapi ada daya aku salah pencet dan part ini kehapus semua, jadi dengan sisa-sisa memori dan semangat yang mendadak runtuh, aku mencoba menulis kembali, meski aku tau pasti feeling-nya ga akan dapet.

Semoga aja ada yang suka ❤

Biar aku lebih semangat lagi nulis untuk part selanjutnya.

°

Ruangan ini terasa hampa, padahal saat ini posisiku sedang berada dalam situasi meeting, dimana para manajer dari perusahaan tempatku berinvestasi berada disini.

Fikiranku melayang pada kejadian semalam, kejadian saat si setan kecil mengacaukan segalanya, setan kecil itu merusak segalanya.

Kenapa anak itu bisa menjadi setan kecil sekaligus malaikat manis disaat yang bersamaan sih?

Aku tidak memiliki daya upaya saat itu, satu sisiku amat sangat menginginkan Namira, namun disisi yang lainnya aku juga ingin Sheril bahagia, demi tuhan aku akan mengorbankan semua yang aku punya untuk Sheril termasuk mengorbankan perasaanku, bahkan bila aku ia bunuh saat ini juga aku rela.

"Pak Dirga!"

"Ya?" Jawabku kaget saat si sekretaris, asisten sekaligus pembantuku yang berkedok sahabatku Rama Danial menepuk pundak ku dengan sedikit isyarat mata.

"Jadi bagaimana pak?"

Lah? Jadi Bagaimana? Bagaimana? Apanya? Hubunganku dengan Namira?

"Ck.." ia berdecak dan kembali menghadap audience,. "baiklah, kita jalankan sesuai dengan kesepakatan diawal, untuk selebihnya nanti akan saya follow up ke kantornya masing-masing."

Aku menghela nafas dan segera berlalu dari ruang rapat, ah aku tidak bisa berkonsentrasi saat ini,  lebih baik aku kembali ke kantorku saja.

Sulit untuk dipercaya ketika seorang Dirgantara bisa sejatuh hati ini pada seorang wanita, pesona yang Namira Tristian kuarkan sudah memikatku sejak pertama kali bertemu saat di bioskop dulu. Wanita dengan beban yang sangat berat itu telah mencuri perhatianku, dibuang oleh orang tuanya, keguguran, menjadi istri kedua semuanya telah ia jalani.

Pernah Rama bertanya padaku apakah aku tidak memperdulikan masa lalunya? Hahahaha tentu saja aku tidak peduli, karena masa lalu dia adalah miliknya, masa lalu ku adalah milikku tetapi masa depan adalah milik kami, milik kami? Apakah aku masih bisa berharap jika masa depan akan menjadi milik kami?

"Pake rok aja sana!"

Rama mengagetkanku, sudah tidak asing lagi sahabat brengsek itu masuk ruanganku tanpa mengetuk pintu, tapi kali ini aku merasakan kesal sekali padanya.

"Bangsat!"

"Kalo Lo emang ga bisa kasih kepastian, putusin aja, dari pada  Lo gantung anak kurang kayak gitu!"

"Lo fikir semudah itu?"

"Lo yang harusnya mikir, setidaknya kalau Lo lepasin dia, dia bisa cari pengganti Lo, secara cewek Lo itu kan hot banget!"

Dalam sekejap mata sebuah tinju melayang diwajahnya Rama, sialan dia membuat Namira menjadi objek fantasinya!

Double sialan Rama malah terkekeh, seakan ia tidak merasakan sakit sama sekali, membuat aku semakin marah saja.

"Tonjokan Lo masih mantep juga Ga, tapi gue serius, kalau Lo gak mau, masih banyak yang mau sama dia, gue yakin cewek Lo itu meski bukan perawan lagi tapi masih mengigit masih kenceng, buktinya Dani aja masih tergila-gila sama itu cewek."

"Lo ngajak ribut sama gue!"

"Lo gak mau lepasin tapi engga ngelakuin apa-apa, kayak banci tau ga!"

the secondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang