Tujuh

3K 157 0
                                    

  Raffa berjalan menuju balkon kamarnya.Ia mulai mendudukkan tubuhnya dan menikmati angin malam yang dingin.

"Maksud temen-temen apa sih,kok bilang Rain gila?"gumam Raffa pelan.
"Setelah kejadian itu,gue pergi dan sama sekali gak tau soal perkembangan Rain.Tapi kata Mamanya Rain gak ada masalah?terus apa yang sebenarnya terjadi?"Ucap Raffa pada diri sendiri.

"Gue harus cari tau sendiri!"Ucap Raffa lalu merebahkan tubuhnya pada kasur dan terjun kedalam mimpinya.

****

Rain berangkat sekolah pagi-pagi sekali.Karena ini hari senin,pasti akan ada upacara bendera.Rain duduk dibangkunya dan mulai membuka novel yang ia bawa dari rumah.

"Andai nasibku sama seperti gadis yang ada dinovel ini,pasti hidupku bakal bahagia karena ada cowok yang selalu menjaga gadis ini"gumam Rain pelan namun masih bisa didengar.
"Gue mau kok jadi cowok yang kayak di novel itu"ucap seseorang membuat Rain mendongakkan kepalanya.

"Raffa?!"ucap Rain kaget.
"Hmm.."jawab Raffa.
"Rain ayo ke kantin temenin gue sarapan"ucap Raffa merengek pada Rain.
"Emang loe belum sarapan?"tanya Rain.
"Belum,makanya gue ajak loe"jawab Raffa.
Belum sempat menjawab,pandangan Rain jatuh pada cewek yang berdiri di ambang pintu dengan tatapan tajam yang mengancam.Rain terus memandangnya dengan rasa takut yang luar biasa,tanpa sepengetahuan Raffa.

"Ehm..Raffa kayaknya gue gak bisa deh,soalnya gue ada janji sama Alya"dusta Rain,lalu pergi meninggalkan Raffa.
"Yah..,udah pergi"gumam Raffa.

Dilain tenpat Rain berjalan menuju perpustakaan.Ia sedikit takut saat mendapat tatapan maut dari Sisil,cewek yang terkenal menakutkan karena sering membuly orang yang lemah.Daripada nanti dapat masalah,mending Rain pergi saja.

"Eh..,Rain!,sini deh"ucap seseorang membuat Rain mendongakkan kepalanya.
'Alya'batin Rain.
"Hai Alya,loe disini juga"tanya Rain lalu menghampiri Alya.
"Iya nih,gue ngembaliin buku yang gue pinjem tiga hari yang lalu.Terus loe kesini ngapain?"tanya Alya penasaran.
"Gak ngapa-ngapain kok,cuma pengen kesini aja"

Percakapan mereka berhenti saat bel berbunyi membuat keduanya pergi menuju lapangan untuk mengikuti upacara.

****

Bel istirahat berbunyi sudah lima menit yang lalu,tapi Rain masih sibuk mencatat materi yang ada di papan tulis.Sementara yang lain,sudah pergi dari tadi.Hanya ada Rain yang sibuk mencatat dan Alya yang menunggu Rain sambil bermain ponsel.

"Huhh..akhirnya"ucap Rain lalu menutup bukunya.
"Udah selesai?yuk ke kantin"ucap Alya yang diberi anggukan oleh Rain.

"Rain loe pesen apa?,biar gue yang pesenin"ucap Alya saat mereka sudah sampai di kantin.
"Gue nasi goreng sama air putih aja deh"jawab Rain.

"Pesanan datang"ucap Alya lalu duduk bersama Rain.Mereka pun fokus pada makanan dihadapan mereka.Keheningan pecah saat Rain membuka suara.

"Kenapa sih kemampuan gue ini ditakutin sama banyak orang.."ucap Rain membuat Alya menatap Rain.
"Kemampuan loe itu spesial Rain,gue gak takut kok.Gue justru seneng punya temen yang punya kemampuan kayak loe"ucap Alya dengan bijak.
"Tapi sampai kapan penderitaan gue ini berakhir"gumam Rain pelan namun masih bisa didengar.

Tanpa disadari ada seseorang yang mendengar percakapan mereka.Ya dia adalah Raffa.
"Kemampuan?apa yang terjadi sama Rain"gumam Raffa pelan lalu meninggalkan tempat itu.

Maaf typo bertebaran..
Penasaran nggak gimana kelanjutannya?kalau penasaran please coment dan jangan lupa untuk selalu Vote setelah baca

~by.

Stay With Me(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang