Duapuluhempat

2.3K 96 0
                                    

"Loe suka tempatnya?"tanya Raffa.
"Suka banget.Lain kali ajak gue kesini lagi yha?"ucap Rain antusias.
"Hmm,kita cari tempat buat ngobrol dulu yuk."ucap Raffa lalu menarik tangan Rain untuk mengikutinya.
"Dimana Raf?"
"Udah ikut aja,nanti loe betah kok disana."ucap Raffa mencoba meyakinkan.Ya,sekarang mereka berada disebuah taman yang cukup luas milik keluarga Raffa.Taman itu salah satu kenangan dari nenek Raffa.

"Oke sekarang kita naik."ucap Raffa setelah berhenti didepan sebuah pohon yang cukup besar dan tua.
"Raf,ini kan rumah pohon.Ini punya keluarga loe juga?"tanya Rain takjub.
"Iya,ini tempat favorit gue.Dan gak semua orang boleh pergi kesini,kecuali orang yang gue sayang."ucap Raffa membuat Rain tersentak kaget.
"Jadi gue orang yang-"belum sempat Rain bicara,Raffa sudah menarik tangannya.

"Iya,loe termasuk orang yang gue sayang.Sekarang loe naik dulu,habis itu baru nanya."
"Tapi Raf-"
"Udah naik aja,dasar bawel."canda Raffa.
"Apa loe bilang?,bawel?."ucap Rain sambil berkacak pinggang.
"Iya,loe kan bawel."ucap Raffa santai.

"Dasar Raffa!!,ini ni yang bawel"pekik Rain sambil memukul badan Raffa dengan tasnya.
"Aduh...ampun Rain.Gak usah mukul kalik.."ucap Raffa sambil berlari karena Rain terus memukulnya.
"Biarin,siapa suruh tu mulut nakal.Gue gak bawel kalik."sahut Rain.

****

Pagi ini Rain sudah sampai di sekolahnya.Padahal baru pukul 06.05,tapi Rain sudah rapi dengan seragam sekolahnya.Rain berjalan santai menuju kelasnya,hanya ada beberapa anak yang berlalu lalang di koridor sekolah ini.Tiba-tiba seseorang datang dengan dua orang temannya.

"Pagi Rain."Sapa Raffa.
"Juga"balasnya dengan senyum.
"Weih..weih..yang jomblo mah liatin aja.Iya nggak nan?"ucap Riyan menyenggol lengan Keenan.
"Hmm.."
"Btw,kenapa loe nggak nembak Rain sih Raf?.Cewek juga punya perasaan kalik,Dia juga butuh kepastian."ucap Riyan sok dramatis.Entah apa yang dimakannya tadi pagi sehingga ia menjadi dramatis.Sedangkan Agam?,ia pergi menemui pacarnya.Siapa lagi kalau bukan Alya.

"Nggak usah ditembak Rainnya."sahut Keenan membuat Riyan,Raffa dan Rain menoleh kearahnya.
"Maksud loe?"tanya Riyan penasaran.
"Kalo ditembak nanti Rainnya mati.Mending langsung nikah aja."jawabnya polos membuat ketiga temannya menatapnya dengan kaget.
"Maksud gue,Rainnya dijadiin pacar.Bukan ditembak pakek pistol Keenan.Loe ini kok polos banget sih,ulangan aja gak pernah remidi masa cuma hal sepele kayak gini nggak ngerti.."jelas Riyan.

"Owh.."
"Udah-udah gak usah bahas itu lagi.Mending loe berdua pergi aja,gue mau bicara sama Rain."usir Raffa.
"Ya bicara aja lah disini,nggak usah usir kita."ucap Riyan mencoba mengelak.
"Ini privasi Riyan.Udah sekarang loe pergi."
"Yaudah deh..,semoga cepat jadian ya biar dapet traktiran."sahut Riyan lalu meninggalkan Raffa dan Rain disusul Keenan dibelakangnya.

"Rain?"tanya Raffa.
"Iya?"
"Ehm..nanti gue ajak loe ke rumah pohon itu lagi mau?.Ada hal penting yang mau gue bicarain."ucap Raffa dengan serius.
"Mau banget lah.Oh iya,mau bicara apa ya?"tanya Rain penasaran.
"Ada deh,pokoknya nanti pulang gue jemput.oke?"
"Ay ay captain."ucap Rain membuat Raffa terkekeh.

****

Sepulang sekolah Rain dan Raffa pergi menuju rumah pohon yang sudah mereka kunjungi kemarin.Diperjalanan Rain hanya diam memikirkan apa yang mau dibicarakan Raffa sampe harus tertutup seperti ini.Sedangkan Raffa daritadi terus tersenyum karena tidak sabar ingin mengungkapkan isi hatinya pada Rain.

"Ehm Rain,ayo kita duduk di bangku itu."ucap Raffa setelah mereka sampai.
"Hmm.Mau bicara apa sih Raf,kayaknya serius banget."ucap Rain pebasaran.
"Gue.."

Hayy,maaf typo betebaran.Jangan lupa buat vote¿✌
By😀

Stay With Me(completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang