CHAPTER 3 "ADAPTASI"

260 19 4
                                    

     Dan disilah aku, murid di SMA yang cukup favorit dan kadang membutuhkan disiplin.

     Seperti biasa guru menerangkan dan murid yang memperhatikan, kecuali aku.

     Mungkin karena aku kurang tidur beberapa hari ini, aku mengantuk dan sesekali menundukkan kepalaku akibat rasa lelah yang semakin menjadi jadi.
    
      Guruku Tachibana-sensei yang cukup terkenal disekolah karena kecantikannya mulai menoleh kearahku yang terlihat mengantuk itu.

      Dengan cepat ia melemparkan kapur yang adanditangannya dan sasarannya adalah aku. Yang membuat Tahunan aq sensei terkenal bukan kecantikannya saja, tetapi akurasi dan kecepatan dalam melempar kapur yang konon menyamai kecepatan peluru.

     Dengan senyum liciknya sensei melempar kapur.

"Kena kau sekarang bocah".

     Dengan anehnya aku bisa menangkapbkapur yang legendanya tidak bisa ditangkis dan aku menangkap kapur itu dengan mudahnya.

     Dan lucunya aku tidak sadar kalau menangkap sesuatu, semua orang tidak sadar dan Tachibana-sensei sepertinya kesal.

     Sekarang ia melemparkan penghapusbyang ada didekatnya dengan cepat. Suara lemparannya sangat pelan dan hampir tidak bersuara.

     Tapi, angin yang ditimbulkan sampai menerbangkan semua kertas disekelilingnya.

     *HAP dengan cepat tanganku menangkapnya seperti penghapus tadi. Tapi itu hanya permulaan, ternyata itu hanya pengalih perhatian dan serangan yang sebenarnya adalah lemparan kedua yang bertepatan dengan lemparan pertama.

     *DUAAAKK!!!  Suara penghapus kayu yang keras itu mengenai wajahku.

     Semua orang tertawa dan Tachibana-sensei merasa puas san tersenyum.

"Ada apa? Apa waktunya pulang?", sambil melihat sekitar.

"Memang benar Kategane Akashi dan tolong jangan tidur saat pelajaranku ya anak bodoh!"

Semua orang tertawa dan pelajaran dimulai kembali setelah hiburan sejenak itu. Tetapi tatapan Tachibana-sensei tetap aneh terhadapku.

"ding.. dong.. ding.. dong.." bel sekolah tanda pulang pun berbunyi. Semua orang tampak keluar dan pulang ke rumahnya masing masing kecuali aku. Tachibana-sensei memberikan hukuman kepadaku yaitu membersihkan ruangan kelas setelah pulang dan yang menjengkelkan adalah Tachibana-sensei berjaga di kelas agar aku tidak kabur dari hukuman. Sungguh guru yang sangat menyebalkan bagiku.

"apa sudah selesai anak bodoh??" kata yang keluar dari mulut Tachibana-sensei yang sedang duduk tenang di sebelah pintu keluar.

Dengan cepat aku menyapu lantai kelas, merapikan meja supaya segera pulang dari penjara ini.

Tiba tiba Kurumi keluar dari tubuhku.

"ayo kita pulang Akashi, aku sudah lapar"

"jangan sekarang Kurumi, kau tidak lihat aku sedang apa hah?"

"kau menyebalkan Akashi"

Tetapi sebelum Kurumi kembali ke tubuhku, Tachibana-sensei berbicara kepada kami berdua.

"jika dia lapar kau boleh pulang sekarang Akashi"

"Heh? Apa yang kau maksud Tachibana-sensei??"

Ini hanya gertakan apa memang benar dia bisa melihat Kurumi? dia kan Hollow, dia tidak bisa dilihat selain para huntsman lainnya. Mungkin dia kira aku berbicara dengan diriku sendiri.

Dengan nada rendah Tachibana-sensei berkata kearahku

"kau belum mengerti juga? Hollow wanita di dekatmu itu"

Suasana menjadi tegang, aku langsung mundur dan berjaga jaga untuk menyerang.

"kenapa sensei bisa melihatnya?"

Tachibana-sensei mulai berdiri dari meja dan berjalan beberapa langkah.

"tak ku sangka akan bertemu huntsman di sekolah ini" sambil tersenyum kecil melihatku.

"Kurumi apakah dia seorang monster?"

"tidak, kalau dia monster, dia pasti sudah kehilangan akal Akashi"

Saat itu juga Tachibana-sensei merapal mantra.

"ice arrow"

Seketika panah es mulai mengelilingi Tachibana-sensei dan langsung menyerang kami berdua. Kurumi berubah menjadi scycle dan ku gunakan untuk menangkis serangannya. Sepertinya guru yang satu ini sangat menyeramkan.

"sekarang aku mengerti kenapa kau bisa menangkap kapur yang kuleparkan Akashi, mungkin ini bisa jadi hiburan sejenak buatku. Ice arrow"

Kali ini Tachibana-sensei mulai serius dan mengarahkan semua ice arrow kearahku. Dengan sangat berhat hati aku menghancurkan satu persatu panah itu tanpa merusak keadaan kelas. Dalam keadaan yang terlihat tegang Tachibana-sensei menghentikan semua serangannya.

"cukup sampai disini saja Akashi, kulihat kau cukup kuat juga, sekarang kau boleh pulang dan jangan lupa memberi makan hollow mu itu, sampai bertemu sesaat lagi", dengan senyum tipis meninggalkan kami berdua begitu saja.

Bertemu sesaat lagi? Apa yang akan Tachibana-sensei rencanakan, heranku sambil melepaskan kekuatanku dan Kurumi kembali ke bentuk normalnya. Mungkin itu hanya gurauannya saja pikirku.

"Akashi, ayo pulang dan makan", Kurumi dengan nada sebal.

Aku juga sudah tidak tahan mendengar keluhannya, apa boleh buat, nasib memang selalu tidak bisa ditebak.

"baiklah, baiklah Kurumi jangan seperti bocah".

Dengan sebal Kurumi memukul kepalaku.

"sudah kubilang jangan memanggilku bocah, kau bocah!"

Kata bocah adalah kata yang paling dibenci Kurumi karena dia tidak suka dianggap anak kecil. Mungkin karena aku kesal jadi keceplosan.

"baiklah baiklah kau menang, jadi, kali ini kau mau makan apa?"

Kurumi berpikir untuk sejenak dan memutuskannya dengan sangat cepat.

"steak, spaghetti, ramen, kare, hamburger, omelet, dan juga beli cola untuk minum Akashi"

Aku lupa kalau dia maniak makanan, semua itu hal yang harus aku belikan unuk Kurumi agar dia tidak mengomel terus. Dan hasilnya adalah uangku yang cepat terkuras dan aku tidak bisa membeli apapun -_-.

"dasar penggila makanan"

Kurumi menjulurkan lidahnya sambil tersenyum. Dan aku tidak berkutik kalau aku mengejeknya atau menjahilinya. Sungguh hollow yang meresahkan.

Keesokan harinya seperti biasa aku harus bangun sebelum Kurumi datang untuk membangunkanku dan makan bersama penggila makan itu sampingku. Tetapi sebelum kau berangkat ada seseorang yang mengetok pintu.

"siapa itu Kurumi? Apa kau pesan makanan lagi?"

"aku tidak tahu Akashi, coba kau buka pintunya"

Aku berjalan dan membuka pintu depan.

"siapa yang pagi-pagi mengganggu-"

Sebelum aku melanjutkan perkataanku aku baru sadar jika orang yang sedang berada di depanku adalah Tachibana-sensei.

"selamat pagi Akashi, hehe"

"se-sensseeeii!!!"

Dengan santai Tachibana-sensei memasuki rumahku dan duduk di kursi tempat meja makan. Tidak lama kemudian sensei mengeluarkan sebuah surat dari sakunya. Aku menghampiri meja makan dan mengambil surat yang berada di samping Tachibana-sensei.

"apa ini sensei? Apa surat skorsing lagi?"

Tetapi setelah aku membuka suratnya sesuatu terjadi. Ada rapalan mantra yang tertulis di bawah kakiku sesaat aku membuka suratnya. Kurumi dengan sigap langsung menyatu denganku dan tampak senyuman manis di wajah Tachibana-sensei. 

My Hollow is a Grim Reaper??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang