Setelah berendam dipemandian bersama Tuan Gorgon, aku kembali kekamar... "Hmm... sepertinya yang lain belum kembali" seruku yang melihat keadaan kamar yang masih kosong.
Aku berjalan dan duduk ditepi kamar untuk duduk melihat pemandangan langit malam... "Kenapa semua orang mengatakan kalau aku penerus Lucifer... hah, sudahlah, aku akan menenangkan pikiranku diwaktu yang tenang ini" seruku yang menghirup nafas panjang dan sesekali meregangkan tubuh.
Tidak lama kemudian, terdengar suara pintu terbuka dan suara langkah kaki yang mendekatiku.
Setelah aku menoleh, ternyata Tiara yang mungkin baru saja selesai mandi, karena terlihat rambut yang masih setengah basah.
"Akashi, apa aku boleh duduk disampingmu?" Tanya Tiara kepadaku.
"Kenapa harus bertanya, duduklah" jawabku kepadanya yang memberikan ruang untuknya duduk.
Untuk sesaat, kami hanya terdiam dan menatap kearah langit... lalu, Tiara membuka pembicaraan
"Kau masih ingat disaat aku mengeluarkan api biruku untuk pertama kalinya disaat dirumah ayahku" seru Tiara yang melihat kearah langit yang dipenuhi bintang dan bulan purnama yang terlihat tanpa ada awan yang menutupinya
Aku hanya terdiam dan mengangguk sebagai jawaban dariku.
"Hehe... disaat itu, hanya kau yang berusaha menolong dan membuatku tenang" seru Tiara disusul dengan tawa kecil darinya
Tiara sesekali membenarkan rambutnya... "Lalu disaat kita berada di akademi, kau membelaku sampai bertarung untukku" seru Tiara... tetapi kali ini, wajahnya sedikit menunduk
Lalu, ia mencoba melihat kearah langit sekali lagi... "Apa alasanmu Akashi?" Tanya Tiara dengan nada pelan
"Tidak ada" seruku sebagai jawaban, Tiara tampak tidak menyangka jika aku akan berkata seperti itu.
"Begitukah, me-" seru Tiara, tetapi... Aku menghela nafas..."Apa perlu alasan bagiku untuk menyelamatkan seseorang? Tetapi, jika perlu kujawab... karena aku mengerti... disaat kau mengeluarkan api birumu...semua mengetahui perasaanmu, kesedihanmu, dan penderitaan yang kau lalui terlihat olehku... mungkin karena aku juga pernah mengalaminya" seruku yang sedikit menurunkan pandanganku.
Lalu keheningan datang untuk beberapa saat...
"Akashi... menurutmu, apa aku bisa mengontrol api yang ada didalam tubuhku ini" serunya yang perlahan menatap kearahku.
Aku yang masih menatap langit menjawab pertanyaannya... "Kalau itu aku tidak tahu" seruku
Tiara yang terlihat kaget lalu menundukkan kepalanya.
"Sudah kuduga... kalau kau saja berkata seperti itu, seharusnya aku tidak ik-" seru Tiara tetapi sebelum ia menyelesaikan kalimatnya
Aku menoleh kearah Tiara yang sedang termenung... "Meskipun aku tidak tahu, bukan berarti aku akan meninggalkanmu begitu saja" seruku sambil mengelus kepala Tiara
"Aku juga belum tahu kekuatan apa yang sebenarnya berada ditubuhku... tetapi, jika suatu saat kau lepas kendali seperti dulu..." seruku yang berusaha mengangkat wajahnya agar bisa melihatku.
Wajah yang terlihat sedih serta mata yang berkaca-kaca... mungkin sangat berat bagi Tiara untuk berbicara tentang hal ini kepadaku.
"Aku akan menenangkanmu, melindungimu, dan menjagamu. Sebanyak apapun rintangan yang kau lalui, aku akan tetap berada disampingmu" seruku yang mendekatkan bibirku kekeningnya.
Dengan perlahan aku mencium kening Tiara dan tersenyum kepadanya.
"A...kashi..." seru Tiara yang melihatku tersenyum kepadanya, lalu dengan tiba-tiba ia memelukku dengan erat "TERIMA KASIH!!!" *hiks "Terima... kasha" *hiks suara tangisan Tiara yang terus terdengar dan memelukku tanpa
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hollow is a Grim Reaper??
FantasyApa kalian pernah merasa nyaman tinggal di dunia ini? Dunia dengan alur tak menentu dan terus berubah. Ada yang ingin menjadi orang sukses dan memimpikan banyak hal. Tetapi, semuanya terbuang sia sia oleh beberapa faktor. Diantara faktor tersebut ad...