CHAPTER 13 "Phoenix Biru (Bagian 2)"

150 15 3
                                    

Hanya kegelapan yang ada disekitarku. Tetapi, beberapa saat kemudian aku melihat sesosok orang berjubah hitam mendekatiku.

Aku tidak bisa menggerakkan tubuhku sama sekali, bahkan untuk menggerakkan satu jari saja aku tidak bisa.

Orang itu semakin mendekatiku dan sesampainya disampingku.

"Kutunggu, aku akan terus menunggu sampai kau memanggilku", dengan nada pelan melewatiku begitu saja.

Seketika aku tersadar dan mengetahui bahwa itu cuma mimpi. Sambil mencoba membuka mataku, aku mersasakan ada kehangatan dibawah kepalaku.

Setelah aku membuka mata, yang terlihat dimataku adalah atap dari kereta kuda. Ternyata aku sudah berada di dalam kereta dan terlihat sudah kembali melanjutkan perjalanan.

"Apa yang terjadi- , ehhhh!!!", aku bisa merasakan ada yang aneh dan ternyata aku sekarang tertidur dengan kepalaku yang berada dipangkuan seorang seorang wanita.

Akhirnya aku bisa merasakan apa yang dikatakan sebagai bantal ternyaman di dunia :v

Sepertinya aku pingsan setelah menggunakan kekuatanku (lagi). Aku tidak tahu kenapa belum bisa mengendalikannya dengan sempurna. Terlebih lagi aku menggunakannya secara berlebihan beberapa saat yang lalu. Dampak dari tiu adalah Kurumi harus beristirahat untuk mengembalikan kekuatannya.

Tetapi sebelum aku mengangkat kepalaku, tangan gadis itu memegang kepalaku dan langsung mengembalikan posisi kepalaku kepangkuannya.

aku menolehkan wajahku dan terlihat wajah dari Fafnir yang terlihat iri melihatku.

Aku mencoba tersenyum, tetapi itu malah membuat tatapannya semakin sinis.

"Sabarlah Fafnir, tenangkanlah dirimu. Dia hanya seorang bocah beruntung, seorang bocah beruntung",  Fafnir sambil bergumam tidak jelas.

"Ngomong – ngomong, aku bahkan belum mengetahui namamu dan alasan kenapa Velika sampai melindungimu", dengan melihat kearah wajahnya

Tetapi, sebelum gadis itu mengatakan sepatah kata, Velika langsung menjawab pertanyaanku itu.

"Gadis yang sedang berada disampingmu itu adalah Tiara, anak dari Fredrick sang Phoenix merah. Salah satu alasan kita kesini adalah gadis itu, untuk alasan yang lainnya kau akan mengerti saat kita sudah berada di rumahnya", sambil melihat kami berdua

"Aku masih tidak terlalu mengerti, tetapi syukurlah kau tidak apa apa Tiara", sambil mencoba tersenyum kearahnya.

"Seharusnya aku yang berkata seperti itu, aku tidak melakukan apapun disaat kau bertarung", sambil tersipu malu.

"Ehem...!!", suara Illia dan Forte dari berjauhan dan melihat kami berdua dengan tatapan kesal.

"Yang akan memenuhi kebutuhan nafsu master hanyalah aku, jadi jangan macam macam", tatapan Illia seperti sedang melindungi tuannya dari ancaman walaupun perkataannya membuatku merinding.

"Be.. benar, yang akan menyembuhkan master hanyalah.. hanyalahh... aku", Forte tetap mencoba berbicara walaupun ia sendiri tidak bisa menyembunyikan ekspresi malunya itu.

"Sepertinya aku tidak akan bisa merasakan ketenangan seperti yang dulu", sambil tertawa melihat tingkah Forte dan Illia.

Aku hanya berharap tidak aka nada kekacauan lagi setelah ini.

Beberapa waktu berlalu dan kereta kuda berhenti didepan Mansion besar berwarna merah tua.

Semuanya turun dan terlihat Velika memberikan sekantong koin emas kepada kusir kereta kuda itu. Terlihat raut wajah Tiara yang kembali menunduk dan seperti takut memasuki mansion itu.

My Hollow is a Grim Reaper??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang