CHAPTER 15 "Akademi Sihir (Bagian 2)"

116 16 0
                                    

Keesokan harinya, aku memakai seragam yang sudah diberikan oleh Velika. Seragam yang bersetelan jas dengan perpaduan warna hitam dan biru. Setelah memakai seragam, aku mulai menyarungkan katana hitamku atau bisa dibilang Kaguya dan meletakkannya dipinggang bagian kiriku.

Setelah selesai mempersiapkan diri, aku turun keruang tamu dan menunggu Tiara yang masih belum selesai memakai seragamnya. Aku menunggu sambil melihat keadaan sekitar.

"Akashi, kau berangkat pagi sekali. Kukira kau orang yang tidak suka bangun pagi", seru darui sambil mengangkat beberapa barang bersama Lulu.

"Jangan kira ini adalah kemauanku Darui, sebenarnya aku juga terpaksa", seruku sambil sesekali membenarkan seragamku.

Tidak lama kemudian Tiara datang dari arah tangga dan berjalan mendekatiku. Seragam berwarna biru tua dan rok setengah paha sangat cocok dipakainya.

"Ke-kenapa Akashi, apa aku tidak cocok mengenakannya", Tanya Tiara kearahku sambil sesekali membenarkan roknya.

"Hmm.. cocok, sangat cocok Tiara", sambil melihat kearah Tiara.

Setelah perbincangan ringan, kami berdua berjalan kelaur mansion dan menuju ke Akademi Sihir Hoenheim.

Disepanjang perjalanan, kami menjumpai beberapa orang yang memakai seragam yang sama. Tidak seperti yang kubayangkan dari sekolah sihir yang aku tahu dari cerita maupun game yang pernah kutahu.

Kukira akan banyak yang memakai tongkat sihir atau buku sihir, malah yang mendominasi adalah siswa yang memakai senjata seperti tombak, pedang, panah dan sebagainya. Aku masih bingung kenapa tempat itu dinamakan akademi sihir -_-

Tidak ada tanda tanda senjata modern yang dipakai disini. Tetapi, atmostfer sudah semakin berubah setelah aku mendekati akademi.

Tidak lama kemudian kami sampai didepan pintu gerbang Akademi Sihir Hoenheim, tampak Prof Chrambell sudah menunggu kami di depan gerbang.

"Akashi, kau tampak mempesona memakai seragam itu, dan juga katanamu seperti biasa sangat mengagumkan, hehe", sambil melirik kearah katana hitam yang ada dipinggangku.

"Sudahlah Professor, antarkan saja ke kelas kami, perkataanmu sudah menjadi perhatian beberapa orang", seruku sambil melihat kesana kemari.

"Baiklah, sekarang kalian berdua ikuti aku", sambil memalingkan badannya dan mulai berjalan.

Kami berdua mengikuti Professor Chrambell dan masuk ke dalam akademi, disepanjang koridor kami seperti pusat perhatian semua orang. Tetapi yang menjadi topik pembicaraannya adalah Tiara.

"Hey lihat, dia masih hidup",

"Kau benar, katanya dia sudah dihukum mati"

"Wanita ini masih punya harga diri rupanya"

"Memalukan sekali", beberapa pembicaraan yang samar samar kami dengarkan.

Belum ada 1 jam aku disini, tetapi emosiku sudah tidak karuan. Aku bahkan melihat Tiara yang tertunduk tanpa bisa berkata apapun dari tadi. Rasanya ingin kutemui orangnya dan kubungkam dengan kepalan tanganku -_-.

"Hiraukan saja perkataan orang orang itu. Akashi, ingatlah tujuanmu kesini", seru Professor Chrombell sambil melirik kearahku.

Aku hanya bisa menahan emosiku dan terus menjaga Tiara yang terlihat termenung.

Tidak lama kemudian kami sampai ke kelas dan kami bertiga masuk ke kelas tersebut.

"Baiklah semuanya, kalian kedatangan satu murid baru dan satu siswi yang lama tidak masuk. Akashi, perkenalkan dirimu", sambil melambaikan tangannya kearahku.

My Hollow is a Grim Reaper??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang