Setelah kejadian yang tak terduga dikelas, aku diajak Tiara berkeliling akademi. Kami berdua melewati beberapa tempat seperti taman, perpustakaan dan beberapa fasilitas lainnya.
Aku sangat menikmatinya, karena tidak hanya melihat pemandangan yang menakjubkan. Tetapi aku akhirnya bisa merasakan apa yang selalu diinginkan para pemain game bergenre fantasi.
Aku melihat ada lapangan yang cukup luas dengan beberapa kelompok murid disana yang sedang belajar sihir, beberapa dari mereka juga melakukan latihan bertarung dengan sejata mereka.
Walaupun aku masih sedikit bingung kenapa tempat ini dinamakan akademi sihir, tetapi memperbolehkan muridnya menggunakan senjata dengan bebas.
Saat tiba di kantin, kami memesan makanan lalu duduk di meja dekat dengan jendela. Pemandangan di kantin hampir tidak jauh berbeda dengan sekolah biasa, para siswa maupun siswi banyak yang kemari untuk mengisi perut mereka dengan masakan yang sangat enak.
Aku hampir meneteskan air mata karena bersyukur menerima permintaan Velika agar aku masuk kesini.
"Ada sisa makanan dimulutmu Akashi", seru Tiara sambil membersihkan sisa makanan dipipiku.
Aku hanya bisa menahan diri dan tidak sadar wajahku mulai memerah.
"pria yang beruntung", seru Kaguya di dalam pikiranku.
Saat kami sedang mengobrol, aku terus mengawasi keadaan sekitar tetapi aku melakukannya dengan hati hati agar Tiara tidak menyadarinya.
Bisa dilihat perbandingan sikap teman sekelas dengan siswa lainnya. Kali ini mereka memberikan tatapan yang sinis kearah kami berdua.
Tidak lama kemudian, muncul sekelompok siswa yang dipimpin oleh siswa laki laki yang terlihat sombong melangkah kearah kami.
"Wah.. wah.. si putri terkutuk dengan santainya makan disini", dengan nada yang tinggi seperti mencari perhatian orang orang sekitar.
Tiara langsung menundukkan menutupi kepalanya. Kenapa disaat yang tenang dan membahagiakan kenapa selalu ada yang mengganggu
"Loh, ternyata dia sudah tidak bisa bicara lagi. Kudengar kau dihukum mati, kenapa tidak mati saja sekalian", sambil terus merapikan seragam dengan tangan kanannya.
Aku langsung menghadap kearah orang itu. tetapi kali ini kemarahanku tidak kulepaskan seperti dulu. Mungkin ini maksud dari Velika menyuruhku menemani Tiara.
"Sepertinya dia sudah menjadi budak laki laki ini teman teman. Hei kau, berapa banyak yang kau habiskan untuk membelinya, sepuluh perak??", dengan santainya bertanya kepadaku.
Emosiku semakin meluap luap, tetapi aku harus bisa menahan diri. Aku tidak akan mudah terpancing lagi.
"Aku tidak membelinya, memangnya aku sepertimu. Orang yang berpikir mereka berkelas, tetapi masih saja dimanjakan oleh uang orang tua mereka", nadaku sambil memalingkan wajahku.
Sepertinya itu menyulut kemarahannya.
"Beraninya kau mengejekku serendah itu, memangnya kau siapa", sambil mengacungkan tangannya kearahku.
"Kaguya, bisa kau kunci auraku hanya untuknya saja?", seruku kepada Kaguya.
"Baiklah Akashi", jawab Kaguya.
Aku langsung menoleh kearah siswa itu dengan mengeluarkan sedikit auraku.
"Aku hanya orang biasa, jadi diamlah", dengan tatapan tajam kearahnya.
Dimatanya terlihat aku yang dikelilingi oleh aura hitam yang sangat pekat. Sepertinya Kaguya berhasil melakukannya. Dia yang tadinya sombong kini berkeringat dingin setelah melihatku mengeluarkan aura.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Hollow is a Grim Reaper??
FantasíaApa kalian pernah merasa nyaman tinggal di dunia ini? Dunia dengan alur tak menentu dan terus berubah. Ada yang ingin menjadi orang sukses dan memimpikan banyak hal. Tetapi, semuanya terbuang sia sia oleh beberapa faktor. Diantara faktor tersebut ad...