CHAPTER 11"RAHASIA MISI UTAMA"

165 11 1
                                    

Terdengar suara pintu terbuka setelah Kurumi memukulku. Semuanya terlihat memasang ekspresi serius. Apa yang mereka lihat sampai memasang wajah seperti itu.

"Kalian memandang apa sampai begitu-", aku sambil melihat kearah atas.

Disaat aku terjatuh menahan rasa sakit di masa depanku aku melihat keatas untuk melihat siapa yang datang. Yang kulihat hanyalah celana dalam berwarna putih diatasku.

Tanpa kusadari kepalaku berada dibawah perempuan yang berubah menjadi pistol di pertarunganku dulu dan sepertinya dia belum menyadari kehadiranku yang dari tadi ada dibawahnya.

Perempuan itu tampak keheranan melihat tingkah laku Kaguya dan yang lain. Lalu beberapa saat kemudian tersadar bahwa aku berada tepat dibawah kakinya.

Kukira dia akan menendangku atau memukulku, tetapi dia malah jongkok dan memegang wajahku walaupun sudah tahu bahwa celana dalamnya bisa kulihat dengan jelas dan semakin mendekati wajahku.

"Kau tidak apa apa kan, wajahmu tampak memerah, apa kau masih demam?", sambil memegang wajahku.

Serentak Kurumi menarik kakiku agar aku menjauh darinya dan langsung dihempaskan kearah kasur dengan mudahnya. Aku kehilangan kesempatan untuk melihat celana dalam lebih lama, ya lagipula aku tidak mau kena omelan si Kurumi lagi.

Kaguya dengan siapnya menangkapku saat aku sedang terhempas kearahnya. Tetapi sebelum itu.

"Sudah kubilang aku akan minta maaf Velika dan jangan dorong aku seperti itu", tampak pria yang masuk bersama Velika yang sedang mendorongnya dari belakang.

Kaguya melepaskan pandangannya dariku dan langsung mengarahkan wajahnya ke Velika. Aku yang tadinya akan ditangkap kini dibiarkan melayang bebas melewatinya dan merasakan dinginnya tembok disamping kasurku. Entah kenapa kejadian ini terulang kembali -_-

"Oh Fafnir, kau sudah datang. Kenapa lama sekali persiapanmu, kau hanya perlu minta maaf dengannya", wajah perempuan itu menatap pria itu yang ternyata bernama Fafnir.

"Iya iya Roselia, akan kulakukan dan berhentilah mendorongku Velika", Fafnir sambil melepaskan diri dari Velika.

Tetapi setelah melihatku yang sedang membenarkan diri dan ada beberapa wanita disekitarku dan bahkan ada yang hanya memakai pakaian dalam, tampak Fafnir memalingkan wajahnya.

"Tak kusangka Blood Prince akan seberuntung ini. Iri... aku iri sialan!!", sambil menahan air mata yang terus menetes saat memalingkan wajahnya.

"Ehemm", Velika tampak memandang wajah Fafnir yang sedang bersedih karena iri.

"Baiklah, kembali ke topik awal... Aku minta maaf sebelumnya karena telah tidak sengaja menembakmu. Kukira kau itu calon Blood Prince yang gagal", sambil menatapku dengan was was.

Aku hanya terdiam dan tak menjawab apa apa. Kalau aku pasti akan memaafkannya dengan mudah, tetapi setelah melihat ekspresi Kurumi dan lainnya malah kebalikan dariku. Tampak wajah kesal dan seperti siap menyerang kapanpun.

"Ya... kalau aku mungkin bisa memaafkanmu, karena disana kemarin seperti medan perang. Kita tidak tau kalau ada seseorang yang datang itu adalah kawan atau lawan"

"Akashi, jangan memaafkannya semudah itu, kau harus ganti rugi", Kurumi tampak memalingkan wajahnya kearahku.

Semuanya serentak mengangguk dan beranggapan bahwa yang dikatakan Kurumi itu benar. Awalnya kurumi datang mendesakku untuk tidak memaafkannya dan terus mendekatiku dengan wajah marah.

Sekarang aku malah didesak oleh dua pilihan. Jika mendukung Fafnir aku mungkin akan dihajar nanti dan jika aku menolak untuk memaafkannya entah apa yang akan terjadi padaku setelahnya.

My Hollow is a Grim Reaper??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang