CHAPTER 17 "Revenge"

132 11 1
                                    

Tidak lama setelah kami bertiga berbicara, terdengar suara ketokan dari arah pintu.

"Permisi Tuan Gilge, aku harus membuka pintu", seru Tiara sambil berjalan menuju kearah pintu.

Setelah ia membuka pintu, terlihat dua orang laki laki yang memberikan sebuah bungkusan berbentuk botol lalu pergi begitu saja. Tiara tanpak kebingungan dengan apa yang terjadi barusan. Tanpa pikir panjang ia langsung menutup pintu.

Tetapi, tampak dari kejauhan ada sesosok bayangan laki laki yang bersembunyi dan tersenyum.

"Siapa yang mengetok pintu Tiara?", tanyaku dari kejauhan.

"Tidak tahu Akashi, tanpa kutanya mereka langsung memberikan bungkusan ini", sambil berjalan kearahku dan akan tutup botol tersebut.

Tuan Gilge yang sedang meminum tehnya tiba tiba berdiri dan langsung merebut bungkusan itu dari Tiara. Dengan cepat ia melemparnya keatas dan langsung merapal mantra.

"Room of Gravity", seru Tuan Gilge dengan membuka lebar tangannya.

Setelah itu muncul ruang berbentuk kubus yang menahan bungkusan itu agar tidak jatuh dan dengan cepat ia mengepalkan tangannya. Ruang kubus yang didalamnya terdapat bungkusan itu seketika lenyap tak bersisa.

"Apa yang kau lakukan!", teriakku kepada Tuan Gilge.

"Apa Hollow mu tidak menyadarinya Akashi? Coba tanyakan kepada Hollowmu dan kau akan mengerti", sambil mengibaskan tangannya.

"Dia benar Akashi, bungkusan itu berisi racun didalamnya", seru kaguya dengan nada serius.

Aku berhenti sesaat untuk menenangkan pikiranku. Lalu aku berjalan kearah Tiara dan langsung memegang tangannya.

"Apa kau tidak terkena racunnya Tiara? Apa kau baik baik saja?", seruku dengan nada panik.

"Aku baik baik saja Akashi, bungkusan itu belum sepenuhnya kubuka, jadi tenanglah", seru Tiara dengan memegang tanganku untuk memperlihatkan tanganny.

Aku mengambil nafas panjang lalu kembali duduk. Aku masih tidak percaya ada yang menggunakan trik sekotor itu untuk menang.

"Akashi, aku bisa saja melaporkannya karena aku mempunyai bukti-", seru Tuan Gilge kepadaku.

"Tidak usah Tuan, aku harus memberi mereka semua pelajaran kali ini", seruku dengan nada serius.

Tuan Gilge paham akan situasi yang kami hadapi hanya bisa mengangguk kearahku lalu kembali duduk seperti semula.

"Baiklah, mari kita bicarakan mengenai pertarungan yang akan kau hadapi Akashi", seru Tuan Gilge.

Keesokan harinya di arena pertarungan.

"BAIKLAH KALIAN SEMUA, KEMBALI LAGI BERSAMA SAYA TYRA AKAN MENEMAI KALIAN PADA HARI INI, PERTANDINGAN KALI INI ANTARA SI MURID BARU YAITU AKASHI DAN LAWANNYA ADALAH JULIO SI PANGERAN KEGELAPAN DARI GRUB ROSEWALLY", suara komentator dari arah balkon yang paling tinggi.

Aku sekarang berada di arena pertarungan bersama dengan Tiara disampingku dan Julio dengan seluruh anggotanya. Jika dihitung jumlah seluruhnya adalah 20 orang termasuk Julio sendiri.

"Bagaimana menurutmu? Aku membuat pertandingan ini disaksikan oleh semua murid. Jika kau mengaku kalah aku akan mengampunimu Akashi", dengan sombongnya menunjuk kearahku.

Tetapi aku hanya diam tak berkat sepatah katapun.

"Aku hargai semangatmu yang akan sia sia itu. baiklah, sebagai hadiahnya, pilihlah salah satu diantara kami Akashi", dengan nada mengejek Julio merentangkan tangannya.

My Hollow is a Grim Reaper??Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang