"Yya, pakai bajumu!" Suzy menutup seluruh wajahnya dengan sepuluh jari karena pemandangan asing di depannya. Wajahnya memanas, tentu saja.
Jika di telaah lebih dalam, Wanita mana yang tidak terkejut setengah mati jika di suguhi pemandangan seperti itu di depannya. Ditambah, keadaan Suzy yang setengah sadar karena ia baru saja bangun dari tidurnya.
Wajah Suzy memberengut dalam naungan kesepuluh jemarinya. Tidak habis pikir mengapa Myungsoo bertingkah seolah-olah hanya lelaki itu yang berada di kamar ini. Padahal, ada dirinya dan juga Hana disini. Kepala Suzy langsung menoleh cepat dengan tangan yang masih berusaha menutupi pandangan matanya di depan, keningnya seketika berkerut saat menyadari kalau di atas ranjang itu hanya tinggal dirinya saja.
"Dimana Hana?" Suzy bertanya. Tanpa melihat kearah Myungsoo.
Myungsoo menoleh. Jemari tangannya yang sedang mengancingkan kemeja bewarna putih berlengan panjang bergerak cekatan, sedikit senyum terukir di wajah datarnya saat melihat Suzy yang masih berusaha menutupi wajahnya. "Dia sedang memakan roti panggangnya di depan televisi." Myungsoo mengambil jasnya yang tersampir dalam lemari dan memakainya. Setelah itu berjalan mendekat dengan lamat-lamat.
"Apa kau sudah memakai bajumu?" Suzy kembali bertanya.
Hening. Membuat Suzy kembali menggerutu. Di ulanginya lagi kalimat itu bernada sebal, "Kim Myungsoo, apa kau sudah memakai baju?"
Myungsoo berhenti tepat disamping ranjang, kakinya bahkan menyentuh tiang penyangga di ranjang itu. Mata tajamnya memerhatikan wanita yang saat ini duduk di atas ranjang tempat tidur kamar hotelnya dengan selimut yang melingkar pada sekitar pinggul wanita itu. Rambut nya terlihat messy dan wangi khas yang menguar dari tubuh Suzy masih sama seperti dulu. Tidak pernah berubah sedikitpun.
"Kenapa kau tidak—" Suzy menjauhkan kedua tangannya dari depan wajah dengan kesal berniat ingin menyemburkan cacian kepada Myungsoo, namun, niat nya langsung menciut saat menyadari lelaki itu hanya berjarak beberapa centi dari wajahnya.
Lelaki itu memandangnya dengan menunduk. Diam tanpa kata, dan hanya memandangnya saja.
Suzy menelan salivanya. "M-mwo?" Tanya Suzy.
Mengernyitkan kening saat melihat arah pandang lelaki itu. Suzy mengikuti dan seketika memanas karena apa yang di pandang Myungsoo. Dengan cepat Suzy mengambil selimut dan menutupi bagian depan floral dress nya yang tanpa disadari olehnya satu tali yang sudah melorot ke bawah. Lalu dengan gerakan yang bahkan satuan detik pun tidak dapat menghitung, Suzy melompat turun dengan selimut yang membungkus tubuhnya, "Yya, apa yang kau lihat? dasar mesum!" Semprotnya. Lalu berjalan masuk kekamar mandi.
Sebelum ia menutup pintu kamar mandi itu, Suzy kembali menatap Myungsoo dengan pandangan kesal, "Kalau kau mengintip, aku akan mengadukannya kepada kakakku!"
Di susul dengan bantingan pintu yang tertutup rapat.
Myungsoo terkekeh. Suzy masih saja sama seperti Suzy nya yang dahulu. Tetap menggebu-gebu dan ramai. Suzy yang ditinggalkannya beserta kenangan mereka karena lelaki itu harus pindah ke luar negeri.
Apa tadi katanya? Mengadukan pada Bae Jiyong?
Myungsoo menyeringai. Jika itu terjadi, kira-kira apa yang dilakukan Jiyong? Bahkan Myungsoo berani bertaruh kalau Jiyong akan mendukung Myungsoo seratus ribu persen. Karena jauh sebelum mereka bertemu, Jiyong pernah mengatakan ingin mengenalkan adik kesayangan nya yang tinggal di Seoul kepadanya. Tentu saja Myungsoo tidak merespon pada saat itu. Lelaki itu telah memiliki anak dari wanita yang bahkan tidak bisa disebut seorang istri ataupun Ibu, karena wanita itu bahkan tanpa berpikir dua kali rela meninggalkan mereka berdua dan memilih mengembangkan karir modelingnya yang sedang melesat di Spain.
KAMU SEDANG MEMBACA
AFTER
FanfictionMemiliki hidup yang indah, Karir yang sesuai dengan passion nya, Sahabat yang super cerewet dan juga, kekasih hati. Kekasih yang sering dikatakan oleh sahabatnya sebagai 'lelaki Amerika' Suzy. Namun, siapa sangka jika orang tua dan kakak Suzy begitu...